Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Di Saat Seperti Ini Kamu Hanya Perlu Menjadi Gadis Kecil yang Patuh Saja



Di Saat Seperti Ini Kamu Hanya Perlu Menjadi Gadis Kecil yang Patuh Saja

0"Nenek!" Huzi menoleh untuk mencari botol susunya.     
0

Gong Mo menatapnya dengan kebingungan dan bertanya pada pengasuh, "Apakah dia akan menangis saat disapih?"     

"Ada beberapa yang menangis hebat, tapi ada beberapa yang baik-baik saja." kata pengasuh, "Ini tidak tentu."     

"Semoga dia tidak menangis," gumam Gong Mo.     

Tidak lama kemudian, Sheng Nanxuan pulang. Gong Mo tersenyum menyambutnya dan memberitahu padanya kalau Huzi akan disapih.     

Sheng Nanxuan meliriknya, "Umurnya sudah satu tahun lebih, memang sudah waktunya untuk disapih." setelah disapih, waktunya untuk menempel pada Gong Mo juga akan lebih berkurang.     

"Kalau begitu nanti malam kamu saja yang menidurkan dia…!" kata Gong Mo, "Supaya dia tidak menangis."     

"Sepertinya tidak perlu, kan? Sheng Nanxuan enggan, "Biarkan saja dia tidur sendiri. Kita bicarakan lagi kalau dia memang menangis."     

Gong Mo mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak puas, "Dia putramu, jadi kamu harus lebih memperhatikannya!"     

"Mana ada aku tidak memperhatikannya?" Sheng Nanxuan mengangkat dagu Gong Mo, "Wajahmu terlihat kurang sehat, apa kamu masuk angin?"     

Jantung Gong Mo membeku beberapa saat, lalu ia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak. Tadi aku hanya terus membaca buku dan tidak tidur siang, jadi aku agak mengantuk."     

Sheng Nanxuan mengangguk dan melepaskannya, "Akhir-akhir ini jangan lupa pakai baju yang lebih tebal saat keluar. Hati-hati dengan hawa dingin musim semi."     

"Iya, aku mengerti." Gong Mo membelakanginya dan meremas-remas pipinya untuk membuatnya memerah.     

Gong Mo merasa wajahnya sama seperti biasanya, tapi kenapa Sheng Nanxuan bisa melihat kalau ia agak kurang sehat?     

Setelah makan malam, Gong Mo mengajak Huzi membaca buku.     

Sekarang Huzi sangat suka membolak-balik buku. Meskipun belum bisa membaca, ia senang melihat gambar warna-warni di buku.     

"Ini apel." Gong Mo menunjuk apel dan berkata, "Ini yang kita makan setiap hari setelah makan."     

Gong Mo sontak tertegun. Tiba-tiba teringat kalau ia belum makan apel sesudah makan hari ini. Ia buru-buru berkata pada pengasuh, "Cepat ambilkan apel."     

Pengasuh pergi membawa sepiring apel yang sudah dipotong.     

Gong Mo berkata padanya, "Kamu yang makan, kamu yang makan."     

"Hah?" seketika pengasuh pun tercengang.     

"Aku sedang masuk angin, jadi aku tidak bisa makan makanan yang dingin. Tolong bantu aku memakannya." kata Gong Mo sambil makan.     

Pengasuh tidak bisa menahan tawa pahitnya. Untuk apa begitu berhati-hati? Tapi memang dengan kemampuan pengamatan Sheng Nanxuan, Gong Mo memang harus lebih berhati-hati.     

Namun, si pengasuh merasa tidak enak untuk memakannya.     

Gong Mo berkata, "Ambilkan satu piring lagi."     

Pengasuh pun mau tidak mau pergi mengambil sebuah piring lagi. Gong Mo membagi sebagian besar buah dan berkata, "Makanlah dengan Kak Zhang. Jangan sampai Nanxuan tahu."     

Pengasuh mengangguk dan pergi sambil membawa apel.     

Huzi meliriknya, lalu bersandar pada tubuh Gong Mo dan berkata, "Uah, uah."     

Gong Mo mengambil sepotong dan memberikannya pada Huzi, "Makan pelan-pelan."     

Ketika Sheng Nanxuan datang, Huzi sudah memakan apel itu sampai hanya tersisa sedikit.     

Ia memegang wajah Huzi dan membelainya, tetapi Huzi meludah di wajah Sheng Nanxuan dengan kesal.     

"Pfft." Gong Mo yang ada di samping pun tertawa.     

Sheng Nanxuan terdiam, "...:"     

Ia mengambil tisu dan menyeka wajahnya, lalu mengambil sebuah apel dengan garpu dan menyuapkannya ke mulut Gong Mo.     

Gong Mo mengelak dan berkata, "Aku sudah makan."     

Ketika melihat hanya ada beberapa potong yang tersisa di piring, Sheng Nanxuan mempercayai kata-katanya dan memasukkan apel ke dalam mulutnya.     

Gong Mo bertanya, "Siapa di antara kita yang akan tidur di kamar tamu?"     

Sheng Nanxuan merasa tertekan ketika memikirkan akan tidur terpisah dari Gong Mo. Ia pun bertanya dengan kesal, "Menurutmu?"     

"Aku saja. Kamu menjaga Huzi, jadi lebih baik tidur di ranjang yang lebih besar."     

"Tempat tidur di kamar tamu juga cukup besar." kata Sheng Nanxuan, "Kami berdua laki-laki, mana bisa kami memperlakukanmu dengan tidak baik?"     

"Dia masih kecil." jawab Gong Mo.     

"Walaupun masih kecil juga harus dididik."     

Gong Mo mendengus, "Pemikiran laki-laki yang semena-mena!"     

"Aku mengkhawatirkanmu, oke?" kata Sheng Nanxuan, "Di saat aku bisa mengutamakanmu, aku akan mengutamakanmu. Di saat seperti ini kamu hanya perlu menjadi gadis kecil yang patuh saja."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.