Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Laboratorium di Padang Gurun



Laboratorium di Padang Gurun

0Gong Mo tidur dengan nyenyak. Jelas-jelas kelelahan karena kemarin malam.     
0

Sheng Nanxuan menempatkan Huzi di sebelahnya, kemudian berkata pada Huzi, "Diamlah. Tahu tidak?"     

Huzi mengangguk dengan bodoh. Ketika Sheng Nanxuan keluar, ia masuk ke dalam pelukkan Gong Mo dengan girang.     

Tidak lama kemudian, Gong Mo membuka matanya dan meliriknya dengan setengah sadar. Ia mencium kepala Huzi, lalu menutup matanya dan kembali tidur.     

Huzi sudah berbaring sangat lama. Ketika melihat ibunya belum bangun juga, ia merasa bosan.     

Huzi duduk dengan tenang. Ia merangkak turun dari tempat tidur dengan selimut dan seprai yang tergantung, kemudian merangkak keluar dari kamar. Ia merangkak sampai ke pintu dan berdiri sambil menopang ke dinding.     

Sheng Nanxuan tidak menutup pintu dengan erat, jadi ia membuka pintu dan keluar. Dengan langkah yang goyah, ia jatuh keluar dari kamar.     

"Hiks…."     

Huzi duduk di tanah sambil menggosok-gosok pantatnya yang sakit, lalu berpegangan pada dinding dan berjalan ke ruang tamu.     

"Ayah, Ayah!"     

"Auww!"     

Begitu ia berjalan ke ruang tamu, kakinya tersandung karpet, dan tidak hati-hati terjatuh menggelinding.     

Sheng Nanxuan yang datang dari dapur sambil mengocok telur sambil membawa mangkuk di tangannya pun melihatnya dan tidak bisa menahan tawanya.     

Huzi mendongak dan meliriknya. Ia berbaring dengan muram di lantai sambil pura-pura mati.     

Sheng Nanxuan tertawa lebih keras, lalu meletakkan mangkuk dan menggendongnya.     

Huzi memandangi mangkuk itu dengan wajah yang terlihat sangat menginginkannya.     

Sheng Nanxuan bertanya, "Sudah lapar?"     

Huzi memukul-mukul bibirnya, terlihat ingin makan sesuatu.     

"Oke, Ayah akan memberimu makan. Tapi sebentar lagi seharusnya Ibu bangun. Menurutmu, kita buatkan makanan enak apa untuknya?"     

Sheng Nanxuan meletakkannya di kursi makan dan berjalan ke dapur sambil membawa kocokan telur di mangkuk.     

"Kue ini." Sheng Nanxuan mengambil buku kue di atas meja dapur, "Semoga berhasil."     

"Ayah!" Huzi memanggil. Bukannya tadi sudah berjanji mau memberinya makan?     

Sheng Nanxuan meliriknya, "Jika tidak berhasil, kamu bisa memakan semuanya."     

Di gurun yang sepi di bagian barat Tiongkok, berdiri sebuah bangunan berbentuk persegi.     

Warna permukaan bangunan tidak berbeda dengan pasir yang kuning dan membuatnya sulit ditemukan dari udara.     

Terdapat sebuah koridor di pintu keluarnya. Karena gerbangnya terbuat dari besi berwarna hitam, jadi agar tidak dilihat orang dari luar, mau tidak mau gerbang itu harus ditekuk ke dalam.     

Terdengar suara yang keras dan gerbang besi pun terbuka, lalu beberapa truk militer perlahan bergerak keluar dari dalam.     

Truk itu keluar dari terowongan dan muncul di pasir yang kuning. Matahari yang terik membuatnya tampak seperti bergetar di dalam air.     

Ada banyak tentara yang duduk berdampingan di dalam truk. Mereka semua dipindahkan kesini untuk membangun gedung yang tak dikenal ini. Sekarang setelah pembangunan selesai, semua orang diperintahkan untuk pergi.     

Ketika melihat bangunan itu menghilang dari pandangan, ada orang yang sontak merasa penasaran, "Apakah ini pangkalan militer?"     

"Apakah kamu sudah lupa aturan untuk menjaga kerahasiaan?" bentak kepala tentara dengan galak.     

Semua orang terkejut dan segera berhenti berbicara. Pengungkapan rahasia akan dihukum sesuai dengan hukum militer.     

Tidak peduli pangkalan apakah tempat ini, tetapi pasti ada kaitannya dengan negara.     

Di dalam gedung, lampu menyala satu demi satu dan laboratorium yang baru muncul di pandangan mata semua orang.     

Carter memimpin kerumunan untuk berdiri di tengah laboratorium, menghadap laboratorium yang kosong, dan tersenyum, "Mulai sekarang, kita akan terus berkontribusi pada pengembangan manusia. Eksperimen kita pasti akan berpengaruh pada semua umat manusia."     

Ia menatap bawahannya. Meskipun laboratorium aslinya sudah rusak, tetapi tidak ada kerusakan pada sumber daya manusianya. Huo Cheng bahkan mengatur agar ada banyak orang baru yang datang.     

Perlahan-lahan Carter mulai memberikan tugas dan semua orang bersemangat untuk melakukan percobaan dan ingin segera mendapatkan hasil eksperimen yang menggemparkan.     

Yu Qinghuan yang berdiri di belakang Carter, berbalik dan mengeluarkan suara keras dari sepatu hak tingginya.     

Semua orang menoleh. Sesudah melihat sosok tubuhnya yang ramping keluar dari laboratorium, barulah mereka memandang Carter.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.