Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bagaimana dengan Cinta? Bagaimana dengan Cintamu Padaku?



Bagaimana dengan Cinta? Bagaimana dengan Cintamu Padaku?

0Ding Dang tersenyum bahagia, lalu menggendong Huzi dan berkata pada Yu Qingliu, "Lucu sekali…! Aku akan melahirkan anak yang menggemaskan seperti ini di masa depan…!"     
0

Yu Qingliu memegangi keningnya dan berbisik, "Tutup mulutmu…"     

Ding Dang tidak tersipu, tapi Yu Qingliu tersipu!     

Ding Dang cemberut, lalu menundukkan kepalanya dan mencium Huzi, "Ingat, ya… Aku bibi nenek kecilmu"     

Yu Qingliu sontak melihat ke langit, "Kamu baru berusia awal dua puluhan, untuk apa kamu jadi generasi neneknya? Apa kamu tidak benci menjadi tua?"     

Ding Dang mendengus, "Siapa suruh kamu generasi kakeknya?"     

"..."     

"Jangan khawatir…! Aku bukan tidak menyukai kamu yang sudah tua…!"     

Sheng Nanxuan merasa kalah.     

Biasanya ia dan Gong Mo-lah yang memamerkan kemesraan, tapi sekarang ada orang yang lebih pamer dari mereka.     

Ketika pulang di malam hari, Sheng Nanxuan menghubungi Wu Di.     

Wu Di terkejut, "Kamu sudah kembali ke Tiongkok?"     

"Ya, aku ingin mencari waktu untuk mengunjungi Paman Kakek. Entah kapan dia ada waktu."     

"Asalkan kamu pasti datang, kapanpun bisa. Aku jamin dia pasti akan menyambutmu."     

Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Kalau begitu besok saja. Sebelumnya aku tidak datang untuk mengucapkan selamat Tahun Baru, jadi besok aku akan mengucapkannya."     

"Kalau begitu nanti aku akan memberitahunya."     

Sheng Nanxuan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja?"     

Wu Di bertanya-tanya, "Tentang apa?"     

"Ding Dang."     

"..." Wu Di terdiam.     

Sheng Nanxuan menghela napas, "Jangan sedih. Apa yang dipaksakan tidak akan bahagia. Gadis seperti dia cukup mudah ditemukan. Jika kamu merendahkan dirimu, gadis-gadis pasti akan meremehkanmu!"     

"Enyah!" Wu Di berteriak. Setelah beberapa saat, ia menangis dan meratap, "Akhirnya aku mengerti apa artinya senjata makan tuan. Awalnya akulah yang setiap kali mendorongnya pada Paman Sepupu Kecil, akhirnya juga…"     

"Kamu sering melakukan hal-hal seperti ini. Aku pikir dari awal kamu sudah mengerti." kata Sheng Nanxuan dengan santai.     

"Bagaimana bisa kamu berbicara tentang cinta seperti itu? Di mana cintamu padaku!" teriak Wu Di.     

"Maaf, aku tidak punya cinta untukmu."     

Wu Di tersedak, "Kalau begitu, bagaimana dengan persahabatan di antara kita? Setidaknya ini ada, kan?"     

"Itu sebabnya barusan aku mengkhawatirkanmu."     

"Siapa yang butuh dikhawatirkan olehmu?! Aku sudah hampir lupa rasa sakit patah hati, tapi malah kamu ingatkan lagi!"     

"Oh."     

"Oh? Apa kamu tidak ada hal lain yang bisa kamu katakan?"     

Sheng Nanxuan berpikir sejenak, kemudian bertanya, "Maksudmu, belum cukup bagiku membuka luka hatimu, jadi seharusnya aku menabur garam di atasnya?"     

"Sampai. Jumpa."     

Pria tidak punya hati nurani! Seharusnya Wu Di memang tidak berteman dengannya.     

Wu Di merasa ada baiknya juga pujaan hatinya melarikan diri. Ia tidak perlu mengorbankan hutan besar untuk sebuah pohon.     

Sekarang ia akan pergi ke hutan untuk mencari pohon. Mulai sekarang, setiap hari ia akan mengganti satu pohon dengan pohon lainnya. Harusnya kehidupan seperti inilah yang seharusnya dijalani oleh tuan muda generasi ketiga keluarga Wu.     

Bar Malam Gelap.     

Wu Di memesan bir di bar,lalu menoleh untuk melihat wanita cantik di sekitarnya, siap untuk berburu.     

'Ck! Ck! Hari ini Festival Lentera, tapi wanita-wanita ini, bukannya pulang untuk berkumpul bersama orang tua mereka! Benar-benar anak yang tidak baik!' batin Wu Di.     

Ia mengatakannya seolah-olah ia sendiri adalah anak yang baik saja…!     

Wu Di memandang mereka satu per satu dan menilai dalam hatinya, 'Yang ini terlalu kurus, yang ini riasannya terlalu tebal, yang ini menangis sambil minum. Pasti patah hati.'     

'Eh? Bukankah itu…'     

'Siapa namanya?'     

Ia berjalan mendekat dan mengetuk meja, "Halo?"     

Tang Xinxin mengangkat kepalanya, ekspresi malu melintas di wajahnya. Ia segera menundukkan kepalanya dan menyesap alkoholnya, lalu menopang kepalanya dan pura-pura mabuk, "Siapa kamu?"     

Wu Di berkata dalam hatinya, 'Jelas-jelas dia mengenalku.'     

Melihat Wu Di tidak menjawab, Tang Xinxin memalingkan wajahnya dan pura-pura tidak mengenalnya.     

Wu Di duduk di depannya, "Ayo berteman…!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.