Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kisah Cinta Yu Qingliu dan Ding Dang (3)



Kisah Cinta Yu Qingliu dan Ding Dang (3)

0Ding Dang terkekeh. Ia meraih tisu dan menundukkan kepalanya untuk menyeka air matanya.     
0

Yu Qingliu meraih Ding Dang ke dalam pelukannya, "Jangan menangis. Tidak tega."     

"Siapa yang tidak tega?"     

"Tentu saja aku."     

Ding Dang memeluknya erat-erat dan merasa sangat bahagia.     

Ternyata memiliki pacar membuat Yu Qingliu sangat pandai bicara, tetapi hanya jika Ding Dang adalah pacarnya!     

Ketika bukan pacarnya, Yu Qingliu sangat galak.     

Tapi tidak apa-apa. Itu artinya tidak perlu takut ia akan main-main dengan orang lain. Mulai sekarang, Yu Qingliu hanya akan baik padanya seorang!     

Ding Dang merasa seleranya sangat bagus dan sudah memilih pria terbaik di dunia.     

Ketika Nyonya Ding tahu mereka bersama, ia menyesali semuanya dan akhirnya mengerti apa itu 'no do no die, why you try?'.     

Tapi Nyonya Ding lah yang sudah mengatur agar Ding Dang pergi kencan buta, jadi ia tidak bisa memutuskan pasangan yang sedang jatuh cinta ini, kan? Selain itu, sekarang ia hanya memiliki satu anak dan enggan menyuruhnya menikah, jadi ia hanya bisa menahan diri.     

Nyonya Ding berpikir, 'Ding Dang pemarah dan keras kepala. Dia bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Ketika dia dan Yu Qingliu tidak akur, mereka pasti akan putus sendiri. Dengan begitu, aku dan ayahnya tidak perlu menjadi orang jahat.'     

Nyonya Ding dan Ding Yuan menemui Yu Qingliu secara pribadi. Yu Qingliu berkata bahwa ia benar-benar sungguh-sungguh, jadi mereka memintanya untuk tidak berhubungan seks dengan Ding Dang sebelum menikah.     

Yu Qingliu setuju.     

Sejak awal ia juga berencana seperti itu. Ding Dang jauh lebih muda darinya. Jika Yu Qingliu bukan pelabuhan terakhirnya, Yu Qingliu akan membiarkannya menemukan kebahagiaan lain secara utuh. Ini adalah bentuk cintanya pada Ding Dang.     

Ketika keluarga Yu tahu ia benar-benar bersama Ding Dang, mereka benar-benar terkejut bukan main. Kedua orang tuanya bahkan ingin memotongnya dan memberikannya pada anjing untuk dimakan.     

Wu Surong bahkan mengira Yu Qingliu sudah lama menyukai Ding Dang, itu sebabnya selama ini ia belum juga menikah.     

Adapun mengenai seberapa lama, Wu Surong memikirkannya dengan hati-hati. Seharusnya saat ulang tahun kesepuluh Yu Xinran. Hari itu Yu Qingliu ada di rumah dan Ding Dang juga datang.     

Ding Dang baru berusia beberapa tahun pada waktu itu, tetapi Yu Qingliu ternyata sudah memiliki pikiran lain tentangnya. Benar-benar binatang buas!     

Yu Qingliu merasa dituduh sembarangan. Ia bersumpah bahwa sebelumnya ia tidak memiliki kesan apa pun tentang Ding Dang.     

Meskipun kedua orang tuanya memarahi Yu Qingliu, mereka sangat baik ketika bertemu Ding Dang.     

Ding Dang terlalu ceria dan terlihat naif. Jika Yu Qingliu berada di masa jayanya, mereka pasti tidak akan menyukai menantu perempuan seperti ini karena terlihat tidak berwibawa.     

Yu Qingliu sudah sangat tua, tetapi Ding Dang masih mau bersamanya. Bagaimana pun juga, keluarga Yu-lah yang diuntungkan, jadi mereka tidak bisa pilih-pilih.     

Terlebih lagi, mereka berharap Yu Qingliu akan segera menikah. Jika melewatkan Ding Dang, takutnya mereka tidak akan menemukan yang sebaik ini lagi.     

Mengenang cerita sebelumnya pun berakhir…     

Yu Qingliu berkata pada Ding Dang, "Waktu amplop merah sudah selesai dibagikan, kamu baru datang!"     

"Hah?" Ding Dang tertegun, "Kamu tidak menyisakannya untukku?"     

Yu Qingliu menatapnya datar, "Menyisakanmu apa? Sudah diberikan pada Huzi. Lagi pula juga bukan untukmu!"     

"Apa?" Ding Dang terkejut, "Kalau begitu aku ingin memberikan amplop merah untuk Huzi. Aku ini bibi nenek kecilnya"     

Yu Qingliu berkata dengan canggung, "Terlalu cepat untuk menjadi bibi nenek kecilnya. Jangan tidak tahu malu begitu!"     

"Kenapa aku tidak tahu malu?" Ding Dang cemberut, "Kamu jelas-jelas menyalahkanku karena tidak memberi mereka amplop merah karena terlambat."     

"Aku…!" Yu Qingliu tidak bisa menang darinya, jadi mau tidak mau mengakui kekalahannya, "Baiklah. Aku yang salah."     

Ia benar-benar salah. Seharusnya sejak awal ia tidak menindasnya. Itu sebabnya sekarang pembalasan datang padanya.     

"Hihi!" Huzi tertawa, seolah mengejek paman kakek kecilnya yang bodoh.     

Yu Qingliu menatapnya dengan murung. Huzi pun merunduk di belakang Sheng Nanxuan.     

Ding Dang berjalan mendekat, lalu berjongkok di depannya dan bertanya, "Si kecil yang kasihan, aku gendong, ya?"     

Huzi menggigit jarinya dan menatapnya sebentar, lalu mengulurkan tangannya pada Ding Dang.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.