Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kisah Cinta Yu Qingliu dan Ding Dang (2)



Kisah Cinta Yu Qingliu dan Ding Dang (2)

0Nyonya Ding meminta Ding Dang pergi setengah jam lebih awal agar Yu Qingliu mengira Ding Dang merupakan pasangan kencan butanya hari itu. Nanti saat Ding Dang sudah ditolak, itu juga tidak akan mempengaruhi kencan buta Yu Qingliu yang seharusnya.     
0

Ketika Ding Dang datang, Yu Qingliu tercengang.     

Ding Dang menatapnya sambil tersenyum, "Qingliu…! Aku datang untuk kencan buta."     

Yu Qingliu melihat sekeliling dan bertanya dengan suara yang pelan, "Kenapa bisa kamu?"     

"Aku benci menikah." Ding Dang menunduk, "Jika kamu menolakku, aku tidak akan memilih orang lain lagi. Pasangan kencan butaku yang berikutnya akan menjadi suamiku."     

"Kamu…!"     

"Tidak bisakah kamu mencobanya denganku?" Ding Dang memandangnya, "Jika tidak berhasil, aku akan menyerah. Jika tidak, aku akan terus memikirkannya selama sisa hidupku."     

Ketika Yu Qingliu mendengar perkatannya, ia mengerutkan keningnya.     

Jika Yu Qingliu tidak mencobanya, ia juga akan melewatkannya selama sisa hidupnya.     

"Aku akan sangat menurut padamu..!" Ding Dang sambil tersenyum.     

Yu Qingliu berkata dengan wajah datar, "Aku tidak ingin sebuah boneka menjadi istriku."     

"Kalau begitu kamu dengarkan aku~"     

"..." Yu Qingliu kehabisan kata-kata dan membatin, 'Bukan begitu juga. Atas dasar apa satu kalimat darimu memutuskan nasibku?"'     

"Aku sangat, sangat, sangat menyukaimu…!" Ding Dang memegang dagunya dan menatapnya dengan penuh kasih sayang, "Aku akan langsung tersenyum ketika memikirkanmu. Aku merasa kamu sangat, sangat tampan. Ketika kamu mengenakan setelan jas, jubah putih, dan pakaian kasual, kamu juga tampan. Waktu kamu menggoda orang, tapi tidak lucu, kamu juga sangat tampan. Bahkan ketika kamu memelototiku dan memarahiku, kamu juga sangat tampan!"     

"Apakah kamu tidak punya malu?" Yu Qingliu bertanya sambil mengerutkan keningnya.     

Ding Dang tercengang. Ia duduk dengan tegak, matanya memerah, kemudian mulai menangis.     

"Kamu begitu membenciku?" ia menangis sambil berkata, "Apa kamu benar-benar tidak menyukaiku sedikit pun? Katakan! Apa kita benar-benar tidak mungkin?"     

Yu Qingliu mengepalkan tinjunya, "Ya."     

Brak!     

Ding Dang bangkit berdiri dan kursi pun terjatuh ke tanah.     

Tanpa mengatakan apa-apa, ia berbalik dan berlari keluar dari restoran.     

Yu Qingliu terkejut dan tanpa sadar mengejarnya.     

Saat hendak keluar, seorang wanita kebetulan masuk. Ia melirik mereka dengan curiga dan memberitahu pelayan dengan siapa ia membuat janji. Pelayan itu menunjuk Yu Qingliu yang berlari keluar dan berkata, "Itu orangnya."     

"..." Wanita itu kebingungan dan berkata dalam hatinya, 'Apa-apaan?'     

Yu Qingliu mengejar Ding Dang sampai ke penyeberangan jalan.     

Ding Dang melihat lampu merah di seberangnya, lalu menoleh dan menatapnya sambil berlinang air mata.     

Mungkin Ding Dang terlalu cantik di bawah lampu neon, atau mungkin tidak cocok dengan air mata itu. Hati Yu Qingliu bergetar. Ia menghampirinya dan berkata, "Kalau begitu ayo coba saja."     

"Kamu bilang coba, kita langsung coba, begitu?" seru Ding Dang.     

"A… aku juga cukup menyukaimu, tapi aku takut menyulitkanmu. Jika kamu tidak keberatan, aku yang diuntungkan di sini. Sepertinya aku tidak punya alasan untuk menolak."     

"Aku sudah tidak ingin membuatmu diuntungkan!" raung Ding Dang dengan marah.     

"Oh." Yu Qingliu sangat kecewa, "Kalau begitu hati-hati di jalan."     

Ding Dang menangis, "Memangnya kamu akan mati kalau memohon lagi padaku?"     

"..." Yu Qingliu berkata dalam hatinya, 'Lihat, kan? Aku sudah tahu. Seharusnya aku tidak punya pacar. Wanita memang begitu sulit dipahami.'     

"Huhuhu…." Ding Dang terisak.     

Yu Qingliu mau tidak mau berkata, "Aku mohon padamu, jadilah pacarku."     

"Tidak!"     

"..." Yu Qingliu kebingungan, 'Bukannya tadi dia bilang kalau aku memohon lagi, maka dia akan langsung oke?"     

"Huhu…"     

"Kalau begitu aku akan menjadi pacarmu."     

"Tidak!"     

"Ka… kamu benar-benar tidak mau, atau kamu ingin aku terus memohon padamu?" dia bertanya dengan hati-hati.     

Ding Dang memelototinya dengan tajam.     

Ia merasa sangat tidak bersalah.     

Yu Qingliu benar-benar tidak memahami wanita.     

Yu Qingliu meraba-raba tubuhnya, lalu mengeluarkan selembar tisu dan memberikannya pada Ding Dang, "Mau, tidak?"     

Ding Dang mengulurkan tangan untuk mengambilnya, tapi Yu Qingliu mengambilnya kembali.     

"Kamu…!" Ding Dang menatapnya tidak puas.     

Yu Qingliu berkata, "Ini untuk pacarku."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.