Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Ding Dang Datang



Ding Dang Datang

0Gong Mo terlihat tidak enak, sementara Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Aku harus menyatakan diri terlebih dahulu bahwa aku ke sini bukan untuk meminta amplop merah."     
0

"Tapi Nenek berharap kamu datang memintanya setiap hari!" kata Wu Surong.     

Setelah beberapa saat, Yu Xinran turun sambil membawa banyak amplop merah. Ada yang besar dan ada yang kecil. Ia menempatkan mereka di samping setiap dari mereka. Ia ingat pemilik setiap amplop itu, jadi ia memberikan empat amplop besar dan dua amplop kecil pada Yu Zhengming dan Wu Surong. Min Ling dan Yu Qingliu mendapat dua amplop besar dan satu amplop kecil, sementara dua sisa amplop kecil lainnya adalah miliknya dan Yu Xinzhuo.     

"Yaaaa!" Huzi menatap amplop-amplop merah itu dengan begitu penasaran.     

Wu Surong melambaikan amplopnya, "Ayo cepat ambil ke sini."     

Gong Mo menggendongnya kesana dan berkata, "Beri salam dan ucapkan selamat Tahun Baru pada Kakek Buyut dan Nenek Buyut."     

Huzi berdiri di sana sambil memainkan jari-jarinya dan memandang semua orang dengan penasaran.     

Sheng Nanxuan berjalan ke arahnya dan membungkuk pada kedua tetua.     

Begitu melihat ayahnya, ia juga ikut mengulurkan tangan kecilnya dan menangkupkan kedua tangannya, lalu berlutut dan bersujud di lantai.     

"Hahaha!" Semua orang tertawa gembira, "Dari mana dia mempelajarinya?"     

"Kami sudah mengajarkannya saat Tahun Baru Imlek." Gong Mo berkata sambil tersenyum, "Setelah mempelajarinya, dia selalu membungkuk ketika melihat seseorang, lalu lama-lama dia lupa. Ketika melihat seseorang di TV membungkuk, dia mulai lagi. Sekarang dia sudah terobsesi melakukannya."     

"Hahaha, anak-anak memang menggemaskan." Wu Surong memberinya amplop merah, "Selamat Tahun Baru. Semakin dewasa semakin diberkati."     

Yu Zhengming juga memberikan sebuah amplop merah kecil, "Datang lagi tahun depan untuk mengambilnya!"     

Empat amplop merah besar yang tersisa masing-masing diberikan pada Gong Mo dan Sheng Nanxuan.     

Sementara orang lain yang ada di sana juga memberikannya bergantian.     

Yu Xinran, Yu Xinzhuo, dan Gong Mo berasal dari generasi yang sama, jadi mereka hanya mempersiapkan untuk Huzi.     

"Tuan Besar, Nyonya Besar." Pelayan datang dan berkata, "Nona Ding datang."     

Ketika keluarga Yu mendengar ini, mereka memandang Yu Qingliu.     

Yu Qingliu bangkit berdiri dengan canggung dan keluar untuk menjemputnya.     

Sheng Nanxuan bertanya dengan heran, "Ada apa?"     

Wu Surong dengan canggung berkata, "Ini pelunasan janji. Kami menyuruhnya membawa seorang menantu, tapi dia ikut kencan buta dan membawa pulang Ding Dang. Benar-benar membuat Nenek kesal setengah mati! Nenek dan nenek Ding Dang adalah sahabat karib dan mereka berdua berbeda generasi. Jika bertemu kakek pamanmu, Nenek juga merasa tidak nyaman karena dulu Ding Dang bahkan pernah kencan buta dengan Wu Di!"     

Yu Zhengming menghela napas, "Mereka saling mencintai, jadi biarkan saja mereka berpacaran."     

Sheng Nanxuan tertegun, lalu tiba-tiba mengkhawatirkan Wu Di karena dulu Wu Di pernah menyukai Ding Dang. Entah apa ia akan sedih atau tidak.     

Setelah beberapa saat, Yu Qingliu masuk bersama Ding Dang.     

Ding Dang mengenakan mantel merah. Ia menggandeng tangan Yu Qingliu sambil tersenyum, sementara wajah Yu QIngliu terlihat datar dan pura-pura terlihat berwibawa.     

Pertama-tama Ding Dang menyapa Yu Zhengming dan yang lainnya, lalu bertanya pada Gong Mo, "Kalian sudah kembali rupanya! Sebelumnya Paman dan Bibi terus merindukan kalian!"     

Dulu ia memanggil mereka dengan sebutan "Kakek Yu" dan "Nenek Yu", tetapi sekarang "Paman" dan "Bibi". Ekspresi Yu Zhengming dan Wu Surong terlihat sangat tertekan.     

Ketika Yu Qingliu melihat ekspresi mereka, ia merasa sangat ingin mati. Setiap kali Ding Dang muncul, tekanan darah mereka akan meningkat     

Mengapa ia kehilangan akal sehatnya dan setuju untuk berkencan dengannya?     

Mengenang cerita sebelumnya…     

Yu Qingliu kembali dari ulang tahun Huzi dan mulai sering mengikuti kencan buta.     

Setelah Wu Di mendapat berita itu, ia berlari luntang-lantung untuk memberitahu Ding Dang, "Jangan pikirkan paman sepupu kecilku lagi. Sekarang dia sedang mengikuti kencan buta. Mungkin dia akan menikah tahun depan dan menggendong anak laki-laki yang besar dan gemuk! Kamu sudah tidak punya kesempatan."     

Begitu Ding Dang mendengarnya, bukannya kecewa, ia justru menjadi bersemangat. Ia menepuk pundak Wu Di dan berkata, "Wu Di, tidak sia-sia kita bersahabat! Kamu sangat baik padaku!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.