Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Pergi Mengambil Amplop Merah



Pergi Mengambil Amplop Merah

0Yu Qingliu berkata, "Aku juga baru menerima telepon dari mereka di pagi hari. Membuatku kaget saja."     
0

Gong Mo berkata pada Wu Surong, "Nenek, berikan padaku saja. Sekarang dia sudah berat."     

"Tidak apa, tidak apa." Wu Surong enggan menyerahkan Huzi pada Gong Mo, "Nenek hanya menggendongnya sebentar saja. Nenek bisa kok."     

Yu Zhengming berkata, "Berikan padaku biar aku juga bisa menggendongnya sebentar."     

"Bukannya tadi kamu sudah menggendongnya?"     

"A… aku hanya menggendongnya selama dua detik…"     

"Kalau begitu nanti saja."     

Melihat mereka bertengkar, Huzi bersandar pada Wu Surong dan terkikik.     

Wu Surong berkata dengan gembira, "Kamu mentertawakan Nenek Buyut dan Kakek Buyut, ya?"     

Huzi menutupi wajahnya malu-malu dan memanggil Gong Mo, "Ibu…!"     

Wu Surong bertanya dengan terkejut, "Sudah bisa memanggil Ibu?"     

"Dia sudah bisa memanggil Ibu dan Ayah." kata Gong Mo, "Tapi yang lain masih belum bisa. Kami sudah mengajarinya memanggil Nenek dan Kakek, tapi akhirnya dia hanya bisa memanggil Keke dan Nene." Barusan kami juga mengajarinya memanggil Kakek Paman, tapi dia juga memanggilnya Keke. Jika menunggunya bisa mengucapkan Kakek Buyut dan Nenek Buyut, sepertinya akan memakan waktu beberapa bulan lagi."     

"Tidak apa-apa. Tidak perlu buru-buru."     

Yu Xinran dan yang lainnya juga mulai mendengar suara-suara itu. Mereka semua datang dengan mengenakan piyama. Sesudah menyapa, barulah mereka pergi mandi, kemudian sarapan bersama.     

Di meja makan, terdengar suara canda tawa yang jarang ada.     

Huzi juga ada di meja makan. Ia duduk di atas kursi kecil. Di depannya terdapat bakpao dan semangkuk bubur daging, sementara yang lainnya makan ronde.     

Ia masih terlalu kecil, sementara ronde tidak mudah dicerna, jadi mereka tidak memberinya makan ronde.     

Namun ia sangat penasaran. Ia melihat benda bundar di mangkuk Gong Mo dan Sheng Nanxuan, kemudian dengan sedih memanggil, "Ibu…" dan berpikir, 'Beri aku makan, makanan lezat apa yang kalian makan.'     

"Kamu makan ini." Gong Mo menyendok sesendok bubur untuk menyuapinya.     

Ia menelannya dengan enggan, lalu memalingkan wajahnya dan menatap Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan menelan sebutir ronde dan berkata, "Tidak ada gunanya kamu menatap siapa pun. Makan baik-baik."     

Huzi cemberut, lalu menundukkan kepalanya dan membenamkan wajahnya di atas bakpao. Ia menggigit dan mengoyakkan bagian bawah bakpao, lalu mengangkat kepalanya dan mengulurkan tangan kecilnya untuk menusuk-nusuk bakpao itu.     

"Kamu tidak boleh main-main dengan makanan." kata Gong Mo.     

Sheng Nanxuan berkata, "Dia masih belum lapar. Jangan pedulikan dia dan makanlah dulu."     

"Apa sebelumnya sudah diberi makan?" tanya Wu Surong."     

Gong Mo mengangguk.     

"Kalau begitu sekarang dia belum makan. Sudah, jangan pedulikan dia dan makanlah dulu."     

"Baiklah. Terima kasih, Nenek."     

Setelah makan ronde, barulah Gong Mo membawa bubur untuk menyuapi Huzi. Semua orang menyaksikan dengan girang.     

Yu Xinran berkata, "Dia begitu kecil, tapi makannya cukup banyak."     

"Banyak dari mananya?" kata Wu Surong.     

Yu Xinran memberi perbandingan dengan tangannya sambil berkata, "Aku kira dia hanya makan sedikit saja sudah cukup."     

"Sedikit saja masih tidak cukup untuk mengisi celah giginya. Setelah menghabiskan setengah mangkuk kecil ini, nanti dia akan makan lagi. Satu hari anak kecil makan beberapa kali."     

Huzi memalingkan wajahnya dan menolak untuk makan lagi.     

Sheng Nanxuan berkata, "Sudah kenyang."     

"Kalau begitu nanti siang aku akan memberinya makan lagi." Gong Mo menyerahkan mangkuk itu pada pelayan dan mengucapkan terima kasih.     

Gong Mo mengikuti semua orang ke ruang tamu, lalu meletakkan Huzi di lantai. Huzi berjalan sambil berpegangan pada sofa. Ia berjalan dari orang yang di sebelah sini ke orang yang di sebelah sana.     

"Hanya dalam sekejap mata, dia sudah tumbuh besar." kata Wu Surong, "Oh, ya! Xinran, cepat pergi ke kamar Nenek dan tolong ambilkan uang Tahun Baru yang Nenek siapkan. Di laci samping tempat tidur ada beberapa amplop merah. Punya Nenek dan kakekmu, semuanya ada di dalam sana."     

"Tolong ambilkan milik Ibu juga." kata Min Ling.     

Yu Qingliu ragu-ragu, lalu berkata, "Punya Paman ada di laci ruang kerja."     

Yu Xinran memelototi mereka, "Jika sebanyak ini, bagaimana membedakannya?"     

"Tidak masalah. Lagi pula semua itu milik Huzi." kata Wu Surong.     

Yu Xinzhuo tersenyum dan berkata, "Kalau begitu tolong bantu Kakak mengambilnya juga."     

"Aku akan menggelapkan semua uang kalian!" Yu Xinran berlari ke atas.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.