Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Huzi Sudah Bisa Memanggil Ibu



Huzi Sudah Bisa Memanggil Ibu

0Gong Mo terdiam dan berkata dalam hatinya, 'Itu caranya memandang Ibu, kan?'     
0

"Oh, ya. Ini semua baju yang akan dipakai untuk pemotretan. Pada saat pernikahan, ada baju yang lain. Sekarang masih belum dibuat. Nanti saat perancang sudah mengirim gambar desainnya, kamu bantu Ibu memilihnya."     

"Oke…!" Gong Mo setuju sambil tersenyum, "Kapan pernikahannya?"     

"Ayahmu bilang akan diadakan di musim semi berikutnya untuk menghindari hawa dingin. Hari ini melakukan foto pernikahan dulu."     

"Tapi cuaca akan segera menjadi dingin. Pasti juga akan dingin saat melakukan foto pernikahan!"     

Shan Rong mengangguk, "Oleh karena itu Ibu berencana melakukan pemotretan di dalam kastil selama waktu ini, jadi tidak akan dingin. Selama beberapa saat, cuaca akan dingin, jadi kami akan pergi ke bagian selatan saja. Dengan begitu tidak akan dingin."     

Gong Mo tercengang. Ini adalah pemikiran yang sangat bijaksana. Tampaknya dengan adanya Ayah, Gong Mo sudah tidak perlu mengkhawatirkan Shan Rong.     

Ia merasa hatinya sedikit pahit. Rasanya sesuatu yang menjadi miliknya sudah direbut.     

Hah… Dulu saat menikah dengan Nanxuan, Ibu juga merasakan hal yang sama, ya?     

Gong Mo bertanya, "Negara di bagian Selatan yang mana?"     

"Afrika Selatan, Australia, Amerika Selatan." Shan Rong menggelengkan kepalanya, "Ibu juga tidak terlalu tahu."     

"Ayah memperlakukan Ibu dengan sangat baik….!" kata Gong Mo dengan iri.     

"Iri?" Shan Rong mengangkat alisnya, "Nanxuan juga sangat baik padamu. Jangan iri."     

Pada hari pemotretan pernikahan Shan Rong, Gambino meminta seseorang untuk merekam seluruh proses acara sehingga Gong Mo juga dapat melihatnya di saat yang sama.     

Gong Mo menidurkan Huzi sambil tetap berada di depan laptop sepanjang waktu.     

Huzi juga sangat bersemangat dan mengoceh dari waktu ke waktu.     

Sheng Nanxuan pergi ke perusahaan untuk rapat. Sebelum pergi, ia berkata pada Gong Mo, "Jangan lupa, nanti malam kita makan malam di rumah Nenek."     

Gong Mo mengangguk, "Iya, aku tahu…!"     

Setelah dirias, Shan Rong menjadi jauh lebih cantik. Seiring bertambahnya usia, meskipun ia sudah tidak muda lagi, tapi dia memiliki pesona yang dewasa dan elegan.     

Melalui video, penampilannya tidak terlihat begitu jelas. Pasti di foto pernikahan akan lebih sempurna sesudah diproses.     

"Yiyiii?" Hu Zi menatap adegan di video dan membuat suara kebingungan dan penasaran dari waktu ke waktu.     

Gong Mo berkata sambil tersenyum, "Belum pernah lihat, ya? Tunggu saat kamu menikahi istrimu, nanti akan seperti ini."     

Tiba-tiba…     

Dalam video, Shan Rong yang sedang berfoto, limbung, dan terjatuh ke lantai. Gambino langsung menangkapnya ke dalam pelukannya.     

"Bu!" Gong Mo terkejut.     

Kerumunan dalam video menjadi kacau-balau. Banyak orang berlari ke arah Gambino dan Shan Rong. Shan Rong jelas-jelas pingsan.     

Gong Mo panik bukan main. Tiba-tiba Huzi menunjuk laptop dan menatap dengan cemas, "Bubu!"     

Gong Mo terkejut bukan main dan tidak bereaksi sambil menatapnya dengan pandangan kosong.     

Seketika Huzi melemparkan dirinya ke dalam pelukan Gong Mo dan menangis.     

Gong Mo memeluknya dan melihat Gambino pergi sambil menggendong Shan Rong, kemudian kamera dimatikan sehingga Gong Mo tidak bisa melihat keadaan di sana.     

"Huwaaaa!" Huzi menangis dalam pelukannya.     

Tiba-tiba Gong Mo kembali tersadar dan buru-buru menatapnya, "Barusan kamu memanggil Ibu?"     

"Waaaa!" Huzi masih menangis.     

Gong Mo gelisah dan buru-buru memeluk Huzi untuk menghiburnya, sambil menghubungi Gambino.     

Setelah terhubung, ia buru-buru bertanya, "Ada apa dengan Ibu?"     

Gambino berkata dengan cemas, "Ayah belum tahu, dokter belum datang. Nanti jika hasilnya sudah keluar, Ayah akan memberitahumu." Setelah selesai mengatakannya, Gambino memutus telepon.     

Gong Mo semakin bertambah khawatir.     

Di usia Shan Rong, jangan sampai mengidap penyakit apapun.     

Ditambah lagi, ia juga takut Gambino yang asli akan kembali. Bagaimanapun juga, itu adalah bom yang terus mengintai.     

Gong Mo berjalan ke ruang tamu sambil menggendong Huzi, sementara Huzi masih menangis. Pelayan bertanya, "Nyonya, ada apa dengan Tuan Muda?"     

"Tidak apa-apa." Gong Mo menepuk kepala Huzi, sepertinya dia ketakutan, "Tidak apa-apa, Nenek akan baik-baik saja."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.