Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Di Sana Kalian Cukup Kaya, kan?



Di Sana Kalian Cukup Kaya, kan?

0Gong Mo buru-buru menyerahkan sekotak kue bulan dan sekotak kepiting berbulu pada bibi kecilnya, "Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur."     
0

Bibi Kecil tersenyum dan berkata, "Aduh, repot-repot. Bibi juga sudah menyiapkan hadiah untuk kalian. Nanti jangan lupa dibawa saat pulang."     

"Bibi juga." kata bibi ketiga.     

Gong Mo berkata sambil tersenyum, "Hadiah untuk keluarga Bibi Ketiga sudah aku serahkan pada Paman Ketiga."     

Paman Ketiga menunjuk ke kotak hadiah di atas meja pendek, "Di sini."     

"Kepiting berbulu rupanya!" kata Bibi Ketiga. "Ini sangat mahal! Bibi sendiri saja bahkan tidak rela membelinya."     

Hu Yinghong membuka kotaknya dan berkata, "Aku akan mengukusnya sekarang. Nanti siang kita makan bersama."     

Bibi Kecil buru-buru berkata, "Kukus punyaku bersama-sama juga saja. Ada begitu banyak orang, takutnya punyamu tidak cukup."     

"Boleh, asalkan kamu rela…!" Yinghong tertawa, lalu juga bertanya pada Bibi Ketiga, "Adik Ipar Ketiga, punyamu mau dikukus juga, tidak?"     

Bibi Ketiga tersenyum dan berkata, "Aku akan menyimpannya sampai 15 Agustus. Kamu datang makan di rumahku saja. Kalau sekarang semuanya di kukus, bagaimana kalau tidak habis?"     

Hu Yinghong tahu Bibi Ketiga tidak rela, tapi ia tidak mengatakan apa-apa padanya dan pergi ke dapur bersama Bibi Kecil.     

Bibi Ketiga berkata pada Shan Rong, "Ipar Kedua, ayo kita ikut membantu juga."     

Shan Rong mengerutkan keningnya dan berdiri dengan enggan.     

Setiap kali ia datang untuk makan di sini atau di rumah Bibi Ketiga, ia selalu harus pergi ke dapur untuk membantu. Sebaliknya, ketika ia mengundang mereka ke rumahnya, Hu Yinghong dan Bibi Ketiga tidak pernah datang lebih awal. Mereka baru akan berjalan melewati pintu ketika saat makan tiba.     

Inilah yang dikhawatirkan Shan Rong, jadi ia sengaja datang terlambat. Tapi sekarang sudah hampir jam dua belas dan ia masih saja tidak berhasil untuk menghindari hal ini.     

Gambino mengernyit tipis dan merasa kasihan padanya. Ia bisa membayangkan bagaimana mereka menindas Shan Rong sebelumnya.     

Sementara orang-orang lainnya mengobrol di ruang tamu.     

Paman Ketiga tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Huzi, "Huzi, kemarilah. Peluk Kakek Ketiga."     

Huzi hanya meliriknya, lalu memalingkan wajahnya dan bersandar di tubuh Sheng Nanxuan, memunggunginya.     

Gong Mo berkata dengan canggung, "Dia takut pada orang yang tidak dikenalnya."     

"Haha! Namanya juga anak kecil. Semuanya begitu." Paman Ketiga menurunkan tangannya dengan malu.     

Paman Tertua bertanya pada Gambino, "Apa kamu bisa berbicara bahasa Mandarin?"     

"Bisa." Gambino melihatnya dan merasa sangat asing.     

Dua puluh tahun yang lalu, ia dan Paman Tertua memiliki hubungan yang baik. Meskipun sesekali ada gesekan antar saudara karena sudah menikah, tapi itu semua karena kerewelan Hu Yinghong. Paman Tertua bahkan meminta maaf padanya berkali-kali. Sekarang Paman Tertua berubah drastis. Perkataan dan tingkah lakunya sudah tidak seperti yang diingatnya dulu. Ia sudah bukan lagi Kakak Tertua seperti yang ada di hatinya.     

"Kamu berasal dari negara mana?" tanya Paman Tertua.     

"Italia." Gambino menjawab dengan datar.     

"Negara yang ada Colosseum-nya itu?"     

"Benar."     

"Berarti nantinya kamu akan membawa Adik Ipar kesana?"     

"Ya."     

"Bagus juga baginya untuk pergi kesana. Di sana kalian cukup kaya, kan? Jadi dia juga bisa hidup bahagia dan menikmatinya."     

Gambino terdiam sejenak, lalu berkata, "Tetap tidak sebagus Tiongkok."     

"Ck…! Orang kaya di Tiongkok tidak tersebar. Seperti tempat kecil kami yang benar-benar sangat miskin ini."     

Tiongkok juga salah satu negara terbaik di dunia. Meskipun standar hidup umumnya tidak dapat dibandingkan, tapi masih jauh lebih baik daripada Italia.     

Namun setiap negara memiliki kelas-kelas orang kaya yang berbeda, jadi tidak dapat dipastikan siapa yang lebih baik dari yang lain.     

Keluarga Gambino adalah salah satu keluarga terbaik di dunia dan jauh lebih baik daripada keluarga Yu yang merupakan orang terkaya di Tiongkok. Tentu saja, Paman Tertua tidak akan tahu tentang ini.     

Gong Mo dan Sheng Nanxuan mengupas biji bunga matahari dan memakannya, tetapi tidak masuk dalam pembicaraan mereka.     

"Ya!" Tiba-tiba Huzi menunduk dan melihat pergerakan Sheng Nanxuan di bawah, Hu Zi tiba-tiba melihat ke bawah pada gerakan Sheng Nanxuan, "Yiiyiiiuwaaaa!"     

"Mau?" Sheng Nanxuan bertanya padanya.     

Huzi tidak mengerti, jadi tentu saja ia tidak menjawab. Hanya saja, ia masih saja tidak mengalihkan pandangannya pada kedua tangan Sheng Nanxuan.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.