Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kami Ingin Membicarakan Sesuatu dengan Adik Ipar Kedua



Kami Ingin Membicarakan Sesuatu dengan Adik Ipar Kedua

0Shan Rong berkata sambil tersenyum, "Ini pacarku, panggil saja Paman."     
0

"Paman." Tian Cheng memanggil dengan canggung, kemudian menunduk untuk membelai tangan kecil Huzi.     

Huzi menatapnya sambil menyeringai padanya dan menggenggam erat-erat jari telunjuk Tian Cheng dengan tangan kecilnya.     

Gong Mo tersenyum dan berkata, "Dia menyukaimu…!"     

Gong Jin terlihat terluka, "Tadi dia mengabaikanku, rupanya karena dia tidak menyukaiku, ya?"     

Tian Cheng langsung merasa tidak enak dan buru-buru membela Gong Mo, "Aku selalu disukai anak-anak. Pada saat bertemu anak orang saat naik bus, anak-anak itu juga akan tertawa padaku."     

"Aku hanya bercanda, kenapa kamu begitu serius?" Gong Jin mengerutkan keningnya.     

"Sudah, sudah, Ayo cepat makan!" kata Bibi Kecil.     

Ketika mereka semua melihat hidangan sudah siap, semuanya satu per satu mulai berdatangan ke meja.     

Hu Yinghong memanggil Gong Fei, "Ayo makan!"     

Gong Fei menjawab dari dalam kamar, "Tidak. Aku diet!"     

Semua orang tertegun dan melirik satu sama lain sambil dalam hati berkata, 'Meskipun tidak makan, seharusnya tetap duduk di bersama, kan? Bukankah ini sopan santun? Kalau begini seperti tidak menyambut tamu yang datang saja.'     

Hu Yinghong tersedak, tetapi tidak memaksanya dan berkata pada semua orang, "Begitulah mereka yang berada di industri hiburan, mereka tidak boleh terlihat gemuk. Aku akan mengupaskan kepiting untuknya saja."     

Untungnya kepiting di dua kota sudah cukup. Satu orang mendapatkan satu porsi dan bahkan masih ada sisanya, jadi tidak ada orang yang keberatan.     

Setelah makan, sudah saatnya untuk mengganti popok Huzi, jadi ia mulai menangis.     

Hu Yinghong dan yang lainnya adalah orang-orang yang pernah membesarkan anak, jadi begitu melihatnya, mereka tahu apa yang sedang terjadi. Hu Yinghong pun buru-buru berkata, "Ganti saja popoknya di kamar Bibi. Di sana lebih luas."     

"Aku tidak enak pada Bibi." kata Gong Mo.     

"Tidak apa-apa. Untuk apa merasa tidak enak pada Bibi!" Hu Yinghong yang sedang membereskan makanan pun meletakan sumpit dan mangkuk, lalu membawa kesana.     

Tian Cheng juga ikut melihat dan bertanya pada Gong Mo dengan suara yang pelan, "Apa nanti aku bisa mengambil fotonya?"     

"Boleh!" Gong Mo setuju.     

Ketika memasuki kamar, Gong Mo berkata pada Sheng Nanxuan, "Serahkan saja padaku dan Ibu. Di sini sempit."     

"Panggil aku jika ada apa-apa." Sheng Nanxuan dan Gambino pun keluar terlebih dahulu.     

Tian Cheng duduk di tempat tidur dan menatap Huzi sambil tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menggodanya.     

Setelah beberapa saat, Gong Mo sudah selesai mengganti popok Huzi. Ia menggendongnya dan berkata pada Tian Cheng, "Foto saja dia."     

Tian Cheng segera mengeluarkan ponselnya. Baru saja mengambil beberapa foto, Paman Tertua, Paman Ketiga, dan Bibi Kecil bersama-sama masuk ke dalam kamar.     

Gong Mo tertegun dan menatap mereka dengan waspada.     

Shan Rong mengangkat alisnya dan berkata dalam hatinya, 'Mulai.'     

"Adik Ipar." Paman Tertua tertawa dan berkata, "Ada yang ingin kami bicarakan denganmu."     

Shan Rong berkata dengan curiga, "Jika ada yang ingin dibicarakan, mari kita bicarakan di luar."     

"Hei!" Paman Tertua buru-buru menghentikannya, "Urusan keluarga, tentu saja harus dibicarakan dengan keluarga saja."     

"Orang-orang yang ada di luar bukanlah orang luar."     

"Lihat dirimu…! Bagaimanapun juga pacarmu bukan bagian dari keluarga Gong, jadi dia masih tetap orang luar."     

Ekspresi Shan Rong menjadi murung, "Baiklah. Kalau begitu katakan saja."     

"Eh?" Paman Gong melirik Gong Mo dan Tian Cheng.     

Bibi Kecil berteriak pada Tian Cheng, "Kenapa kamu masih juga tidak pergi sekolah?     

Tian Cheng yang sedang memegang handphone, terdiam selama beberapa detik, lalu berkata, "Sebentar lagi aku akan pergi."     

"Masih sebentar lagi? Bagaimana kalau terlambat? Kamu sudah di tahun ketiga sekarang. Bukannya memanfaatkan waktu sebaik mungkin! Kamu mau membuat Ibu naik pitam?"     

Tian Cheng yang merasa kesal pun sontak berteriak, "Aku hanya pulang untuk makan saja, apanya yang tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin?"     

"Kamu bahkan berani membantah?!"     

"Ada apa?" ​​suara Sheng Nanxuan terdengar.     

Mereka semua melihat bahwa Sheng Nanxuan dan Gambino datang.     

Paman Tertua mengerutkan keningnya dan berkata, "Tidak apa-apa, kami ingin membicarakan sesuatu dengan Adik Ipar Kedua."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.