Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Jangan Dimasukkan ke Dalam Hati



Jangan Dimasukkan ke Dalam Hati

0Bibi kecil menutupi mulutnya, lalu berbalik dan berlari turun.     
0

Gong Mo juga menangis, lalu tiba-tiba memanggil, "Bibi kecil!"     

Bibi Kecil berhenti dan menoleh ke belakang.     

Gong Mo menangis dan berkata, "Maaf. Aku tidak bermaksud mengatakan kata-kata yang keterlaluan ini…"     

Gong Mo sama sekali tidak pernah berbicara seperti ini pada orang yang lebih tua. Bisa dibilang kata-katanya ini keterlaluan. Gong Mo sendiri bahkan tidak tahan. Meskipun dulu Bibi Kecil sudah melakukan banyak hal yang bersalah terhadap Gong Mo dan Shan Rong, tetapi sebagai generasi yang lebih muda, ia tidak berhak untuk menyalahkannya.     

Jika bukan karena Tian Cheng, ia tidak ingin banyak bicara.     

Bibi menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa. Kamu benar. Bibi harus berubah demi Chengcheng."     

"Baguslah jika Bibi bisa berubah." Gong Mo berkata, "Uang kompensasi ayahku lebih dari dua juta yuan."     

Bibi Kecil tercengang dan menatapnya dengan tatapan kosong.     

"Keluarga mereka mendapatkan bagian lebih dari satu juta yuan, tetapi Bibi hanya mendapatkan bagian seratus ribu yuan." Gong Mo sangat kecewa dengan kedua pamannya, "Mereka yang setiap hari mengatakan di telinga Bibi kalau wanita tidak berguna, kan? Pasti karena mereka ingin membuat Bibi ke depannya memberikan barang-barang Tian Cheng ke rumah mereka. Mereka bahkan tidak peduli pada saudara laki-lakinya, mungkinkah mereka akan memedulikan saudara perempuannya? Saudara laki-laki itu laki-laki, sementara saudara perempuan itu wanita!"     

Bibi Kecil mengepalkan tangannya erat-erat. Kedua tangannya gemetaran.     

"Selamat tinggal." Gong Mo menutup pintu.     

Sekembalinya ke ruang tamu, Gong Mo merasa sakit kepala. Ia melemparkan dirinya ke pelukan Shan Rong dan menangis tersedu-sedu, "Aku benci diriku yang seperti ini!"     

"Kamu mengatakan yang sebenarnya." Shan Rong memeluknya, "Tidak apa-apa. Lagi pula kita tidak akan bertemu lagi di masa depan. Lebih baik membuat bibi kecilmu tersadar demi Tian Cheng."     

"Tapi aku berbicara jahat tentang pamanku."     

"Mereka memang jahat!"     

"Aku merasa bersalah pada Kakak Sepupu."     

"Kakak sepupumu juga berpikir seperti ini. Anak tidak bisa memberitahukan kesalahan ayahnya. Dia tidak bisa mengatakannya, jadi dia justru akan berterima kasih padamu karena sudah membantunya mengatakannya!"     

"Sudahlah." Gambino menghibur, "Jika bukan karena identitas Ayah saat ini yang membuat Ayah tidak bisa untuk angkat bicara, Ayah sendiri pasti akan memberitahu mereka. Jangan dimasukkan ke dalam hati."     

Shan Rong menepuk bahunya, "Lihatlah. Ayahmu saja tidak keberatan, jadi kamu tidak perlu memasukkannya ke dalam hati."     

Gong Mo menyeka air matanya dan tertawa, tetapi perasaannya masih rumit.     

Saat makan malam, ia menerima telepon dari Tian Cheng.     

Tian Cheng baru saja pulang sekolah dan bersiap untuk makan malam, jadi ia memanfaatkan kesempatan ini untuk menghubungi Gong Mo.     

"Kakak sepupu…" nada bicara Tian Cheng terdengar merasa bersalah, "Aku ingin meminta maaf atas nama ibuku. Kakak boleh tidak memaafkanku."     

"Tidak apa-apa. Aku memaafkanmu." Gong Mo sudah mengatakan begitu banyak hal pada Bibi Kecil sehingga hatinya merasa gelisah, jadi mana mungkin ia berani menyalahkannya. Gong Mo bertanya, "Apa sekarang kamu sedang berada di sekolah?"     

"Ya."     

"Belajarlah dengan baik." Gong Mo menasehatinya.     

Putri orang kaya di ibu kota yang diterima di Universitas Beijing saja, pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studinya, jadi mana mungkin putri keluarga biasa bisa bersantai?     

Tentu saja orang seperti Gong Fei yang hanya ingin mengandalkan penampilannya untuk menonjol di antara orang lainnya, tidak akan bisa berhasil. Orang-orang terkenal itu bukanlah orang-orang bodoh.     

"Apa kamu sudah memikirkan di mana kamu ingin melanjutkan kuliah?" tanya Gong Mo.     

Sebenarnya Gong Mo berharap Tian Cheng akan pergi ke Beijing karena ia dan Gong Bai ada di sana, jadi mereka juga bisa menjaganya.     

"Aku ingin masuk universitas di ibu kota. Hanya saja aku tidak terlalu paham." Tian Cheng mengungkapkan kegundahan hatinya.     

"Itu bagus!" Gong Mo buru-buru berkata, "Begini saja, kamu ingin mengambil jurusan apa dan sekolah apa, beritahukan semuanya padaku. Selain itu, kalau hasil ujian bulanan dan juga hasil ujian simulasi sudah keluar, langsung berikan padaku. Aku akan membantu membandingkannya untukmu. Pertama-tama pilih beberapa universitas dulu. Nanti saat ujian akhirmu selesai, kamu bisa memutuskannya,"     

"Apa itu tidak akan terlalu merepotkan Kakak?" Tian Cheng bertanya dengan lemah.     

"Tidak. Kamu hanya perlu mempercayai kayak sepupumu ini saja."     

"Orang yang paling aku percaya saat ini adalah Kakak!" kata Tian Cheng sambil tersenyum, "Kalau begitu nanti aku akan memberitahukan hasil raporku pada Kakak."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.