Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kakak Sepupu, Kamu Benar-benar Panutanku



Kakak Sepupu, Kamu Benar-benar Panutanku

0Gong Mo tersenyum dan berkata, "Jika senggang selama liburan musim dingin, kamu bisa pergi ke Beijing. Aku akan membawamu melihat-lihat universitas-universitas itu."     
0

"Ini tidak perlu. Asalkan nilai ujiannya memenuhi, aku tidak berani meminta yang lainnya."     

"Kalau begitu semangat! Aku dan Kakak Sepupumu menunggumu di Beijing!"     

"Oke!" kata Tian Cheng dengan semangat yang membara, "Aku pasti akan kesana! Jika aku tinggal di sini, seumur hidup ayah dan paman akan mengataiku pecundang. Jadi aku harus bekerja keras!"     

"Benar!" Gong Mo berkata dengan suara yang pelan, "Kamu hanya bisa mengandalkan dirimu sendiri."     

Setelah menutup telepon, ia menceritakan situasinya pada Shan Rong dan Gambino.     

Shan Rong berkata, "Jangan sampai dia berusaha terlalu keras. Bisa-bisa dia jatuh sakit."     

Gong Mo berpikir sejenak, kemudian berkata, "Kalau begitu aku akan membelikan beberapa suplemen nutrisi untuknya."     

"Takutnya dia tidak akan menerimanya."     

"Kalau begitu kita harus cari cara."     

Caranya sangat sederhana. Setelah Gong Mo kembali ke ibu kota, ia menelepon Tian Cheng untuk menanyakan alamat sekolahnya dan bilang ingin mengirim buku referensi untuknya.     

Tian Cheng tidak curiga dan segera mengirimkan alamatnya. Pada saat menerima paket keesokan harinya, bukan hanya buku referensi yang diterimanya, tetapi juga begitu banyak produk nutrisi yang mahal.     

Tian Cheng benar-benar merasa tersentuh dan bersalah. Ibunya sudah memperlakukan Gong Mo dan Shan Rong seperti itu, tapi mereka masih begitu baik padanya.     

Tian Cheng menelepon Gong Mo untuk mengucapkan terima kasih.     

Gong Mo berkata, "Sebenarnya aku dan Ibu juga ingin menebus kesalahan. Kami benar-benar tidak ingin memedulikan Paman dan yang lainnya lagi. Jika Bibi Kecil bisa berubah, ke depannya kami masih bisa menjalin komunikasi dengannya. Sebelum itu, kami tidak mau terlibat masalah apa pun lagi. Tapi bagaimanapun juga kita keluarga, kami tidak bisa terus mengabaikan mereka, jadi kami hanya bisa menebusnya melaluimu."     

Tian Cheng menangis dan berkata, "Terkadang aku benci memiliki orang tua seperti itu"     

"Jangan berpikir seperti itu," kata Gong Mo buru-buru.     

"Lalu harus berpikir bagaimana?"     

"Ini bukan sesuatu yang bisa kita pilih. Kakak iparmu dan keluarganya juga sudah putus hubungan. Situasinya bahkan lebih serius dari situasimu. Dia bisa mengubah marganya dan benar-benar putus hubungan dengan keluarga Sheng, tapi bukankah dia juga belum mengubahnya? Ada hal-hal yang bahkan meski kamu tidak menginginkannya, kamu tetap harus menerimanya dengan lapang dada. Itu justru menunjukkan bahwa kamu luar biasa."     

Tian Cheng tertegun sejenak, lalu tiba-tiba merasa lega. Ia berkata sambil tersenyum, "Kakak Sepupu, kamu benar-benar panutanku!"     

"Panutan apanya?" Gong Mo tidak bisa menahan tawanya, "Aku hanya pendatang yang tahu kalau usiamu ini adalah usia di mana seseorang sangat keras kepala, Jika kamu terganggu oleh masalah-masalah ini dan tidak bisa fokus belajar, bagaimana kamu bisa masuk ke perguruan tinggi yang bagus? Jika itu terjadi seluruh hidupmu bisa hancur! Aku rasa jika orang tuamu sudah bercerai tahun lalu, lalu kamu dan ibumu mendapatkan harta bagian kalian, mungkin sekarang ayahmu tidak bisa membuat masalah. Jadi kamu harus tenang dan jangan terpengaruh oleh mereka. Kalau kamu sudah pergi dari sana, nanti saat kamu sudah mampu, kamu bisa membawa ibumu bersamamu. Dengan begitu kamu bisa benar-benar lega karena tidak perlu melihat orang-orang itu lagi."     

"Ya. Aku mengerti."     

"Ya sudah, begitu saja. Tetap tenang dan jangan terlalu memaksakan diri."     

Setelah menutup telepon, Gong Mo menghela napas dan mendapati Sheng Nanxuan sedang menatapnya sambil bersandar di dinding.     

Gong Mo yang merasa heran pun bertanya, "Sudah berapa lama kamu di sini?"     

"Hmph! Aku hampir mendengar semuanya." Sheng Nanxuan berkata dengan masam, "Kamu benar-benar peduli padanya!     

"Kamu bahkan cemburu karena ini?" Gong Mo tidak bisa menahan tawanya dan berkata tanpa daya, "Aku melakukannya demi Ayah dan Ibu. Meskipun berselisih dengan Paman dan yang lainnya, tapi bagaimanapun juga mereka saudara kandung Ayah. Jika benar-benar mengabaikan mereka, hati Ayah dan Ibu bisa-bisa tidak tenang. Aku putri mereka, jadi apa yang aku lakukan, sama saja dengan mereka yang melakukannya. Anggap saja membalas kejahatan dengan kebaikan. Wajar saja jika Ayah dan Ibu mengabaikan mereka. Ini bagus untuk semuanya. Ditambah lagi Tian Cheng juga tidak salah. Dulu saat kita menikah, dia satu-satunya orang yang mendoakan kita. Itu alasan yang cukup bagiku untuk bersikap baik padanya."     

"Jadi maksud perkataanmu, ini demi diriku?" Sheng Nanxuan berkata sambil tersenyum menatapnya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.