Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Memilikimu Saja Sudah Cukup Bagiku



Memilikimu Saja Sudah Cukup Bagiku

0Ketika mencuci rambutnya sendiri, ia hanya akan mencuci rambutnya hingga bersih dan tidak pernah memijat-mijat selama ini. Itu karena tangannya akan kelelahan jika memijat selama ini. Sekarang saat Sheng Nanxuan melayaninya seperti ini, membuat Gong Mo sontak berpikir, 'Ke depannya biarkan saja dia membantu mencucikan rambutku…!"     
0

Setelah mencuci hingga bersih, Sheng Nanxuan mengambil handuk dan dengan hati-hati menyeka air di rambut Gong Mo.     

"Nanxuan…" Gong Mo yang tersentuh pun menatapnya dan berkata, "Kamu sangat baik…!"     

Sheng Nanxuan menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya, "Sudah seharusnya aku baik padamu."     

Gong Mo tersenyum manis, tapi tidak mengatakan apa-apa. Pada saat ini, diam lebih baik daripada bersuara.     

Setelah mengeringkan rambut Gong Mo, Sheng Nanxuan bertanya, "Ke depannya biarkan aku membantumu mencuci rambutmu, ya?"     

"Lakukan saja jika kamu ada waktu. Lagi pula aku yang menikmatinya." Gong Mo pergi mengambil pengering rambut.     

Sheng Nanxuan berkata, "Biar aku saja."     

"Oke!" Gong Mo menyerahkannya.     

Rambutnya agak panjang sehingga sangat susah dan lama untuk bisa dikeringkan.     

Ketika keduanya kembali ke ruang tamu, Huzi sudah tidak sabaran.     

Gong Mo segera menggendongnya, "Sayang, maafkan Ibu. Ibu sudah datang. Sini, cium Ibu dulu."     

Huzi melambaikan mainan di tangannya hingga hampir mengenai wajah Gong Mo.     

Sheng Nanxuan buru-buru mengambilnya, "Hati-hati!"     

"Uwaaaa!!" Huzi yang dibentak pun merasa tidak terima dan merangkak ke bahu Gong Mo, lalu tiba-tiba tangannya menarik rambut Gong Mo.     

"Ahh!!!" Gong Mo berteriak kesakitan.     

"Dasar kamu ini!" Sheng Nanxuan buru-buru melompat untuk melepaskan tangan Huzi, lalu menepuk pantatnya dua kali, "Tidak bisakah kamu hati-hati sedikit?!"     

"Oekkkk!!!" Huzi meraung dengan keras.     

Gong Mo memukul Sheng Nanxuan, "Kenapa kamu berteriak?"     

"Aku…" Sheng Nanxuan menggosok kepalanya dengan wajah tertekan, "Sakit?"     

Gong Mo yang begitu marah tidak langsung menjawab, "Anak kecil memang seperti ini. Lagi pula ini bukan pertama kalinya dia menarik rambutku."     

"Kalau begitu biar aku saja yang menggendongnya." Sheng Nanxuan mengulurkan tangan ingin menggendong Huzi.     

Huzi menangis dan menghindar, lalu memeluk Gong Mo dengan erat.     

Gong Mo dengan suram berkata, "Bagus. Nantinya dia tidak akan mau denganmu."     

Sheng Nanxuan menarik tangannya kembali dan mendengus, "Biarkan saja! Memilikimu saja sudah cukup bagiku."     

"..." Gong Mo tidak bisa berkata-kata.     

Setelah beberapa saat, Sheng Nanxuan mengulurkan tangan dan membelai punggung Huzi, lalu menarik semua rambut Gong Mo ke belakang punggungnya.     

Huzi masih saja ingin mengulurkan tangannya untuk menangkap rambut Gong Mo, tetapi Sheng Nanxuan memelototinya dan berkata, "Jika kamu berani menindas ibumu lagi, Ayah akan memutuskan hubungan denganmu!"     

"Tutup mulutmu!" Gong Mo memelototinya.     

Sheng Nanxuan tercekat. Setelah waktu yang cukup lama, barulah ia berkata, "Kamu juga berteriak, tapi kenapa dia tidak takut padamu?"     

"Karena aku tidak berteriak padanya! Kamu yang berteriak padanya."     

"Apa masih ada aku yang adalah suamimu ini di hatimu?"     

"Sudah tidak ada. Kamu gantung diri saja."     

Sheng Nanxuan tertegun. Ia mengacak-acak rambut Gong Mo, lalu berbalik dan berbaring di sofa, "Aku ingin melakukan protes mogok makan!"     

"Kenapa kamu kekanak-kanakan begini?" Gong Mo tidak bisa menahan senyumnya dan meletakkan Huzi kembali ke kereta dorong.     

Huzi mengulurkan tangan untuk menjambak rambut Gong Mo yang terjatuh. Gong Mo mengerutkan keningnya dan berkata, "Lepaskan."     

"Uwa!" Huzi menarik rambutnya dengan takjub.     

Gong Mo buru-buru memegang rambutnya ke arah yang berlawanan dan berkata, "Sheng Yiting, lepaskan tanganmu!"     

Sheng Nanxuan menoleh dan berkata dengan puas, "Rasakan!"     

"Hihi…" Huzi melepaskan tangannya dengan gembira, lalu tiba-tiba menundukkan kepalanya, tampak seperti akan bersembunyi.     

Gong Mo buru-buru menghindar.     

Huzi mengangkat kepalanya dan memandang mereka, lalu memalingkan kepalanya lagi.     

Gong Mo menyodok bahu Sheng Nanxuan, "Dia ingin bermain cilukba. Cepat temani dia."     

"Kekanak-kanakan!"     

"Kamu mau menemani atau tidak?" kata Gong Mo mengancam.     

"Iya…" Sheng Nanxuan bangkit berdiri dengan wajah yang murung dan berjongkok di depan Huzi.     

Huzi mengerutkan bibirnya dan terlihat tidak senang. Ia jelas-jelas masih ingat tadi Sheng Nanxuan memukulnya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.