Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bagaimana Kalau Aku Memotong Rambutku?



Bagaimana Kalau Aku Memotong Rambutku?

0Di mulut, Sheng Nanxuan berkata bahwa Gong Mo saja sudah cukup baginya, tetapi ia masih menginginkan Huzi. Ia segera menutupi wajahnya dan menemani Huzi bermain cilukba. Setelah beberapa saat, Huzi terhibur olehnya.     
0

Sheng Nanxuan merasa dirinya terlihat sangat bodoh. Ia menghela napas dan membelai kepala Huzi, "Dasar kamu ini!"     

Gong Mo mengambil sisir dan menyisir rambutnya sebanyak dua kali, lalu meraih ujung rambutnya dan bertanya, "Aku pergi potong rambut saja, ya?"     

Sheng Nanxuan mendongak, "Bagus juga. Biar Huzi tidak menjambakmu sampai kesakitan begitu."     

"Tapi aku takut terlihat tidak bagus." kata Gong Mo bimbang.     

"Meski kamu mencukur rambutmu, kamu tetap cantik!"     

"Cih!" Gong Mo mendengus dan bertanya lagi, "Mungkinkah kamu akan tidak menyukai rambut pendek? Sepertinya laki-laki menyukai wanita yang berambut panjang."     

Sheng Nanxuan menyisir rambut Gong Mo dengan jari-jarinya, "Ketika aku jatuh cinta padamu, rambutmu tidak panjang. Panjangnya hanya cukup untuk dikuncir kuda."     

"Bagaimana kalau aku memotongnya lebih pendek dari sebelumnya?"     

"Kalau begitu aku akan berubah menjadi laki-laki yang menyukai wanita berambut pendek."     

Gong Mo tertawa. Huzi menatap mereka, lalu mendongak dan tertawa terbahak-bahak.     

Gong Mo mengulurkan tangan dan membelai kepalanya, "Apa yang membuatmu begitu senang? Seolah-olah setiap saat kamu mengerti apa yang kamu dengar saja."     

Gong Mo sudah memutuskan untuk langsung memotong rambutnya sekarang juga. Lagi pula ia sedang tidak melakukan apa-apa dan juga sedang bosan.     

"Buru-buru sekali? Baru mengatakannya, kamu sudah ingin langsung melakukannya." Sheng Nanxuan mengikuti di sebelahnya sambil menggendong Huzi.     

"Iya!" Gong Mo menatapnya, "Dulu saat aku bilang ingin menikahimu, aku langsung menikahimu hanya dalam beberapa hari…!"     

Sheng Nanxuan menatapnya dalam-dalam dengan heran, lalu menunduk dan menciumnya.     

"Wa!" Huzi mendorongnya dan menatapnya dengan tidak puas, seolah berkata, 'Ayah sudah menggencetku!'     

Sheng Nanxuan menatapnya dengan muram dan berkata pada Gong Mo, "Aku benar-benar ingin membuangnya."     

Gong Mo terkekeh, lalu membuka pintu dan berjalan keluar sambil berkata, "Di bawah ada salon. Kita langsung ke bawah saja!"     

Sheng Nanxuan mengangguk, lalu mengangkat Huzi dan membiarkannya naik di lehernya.     

Gong Mo tersenyum dan berkata, "Hati-hati."     

"Apakah kamu khawatir aku tidak bisa menahannya?"     

"Dia sangat lemah."     

"Sshh!" Tiba-tiba Sheng Nanxuan tiba-tiba mengerutkan keningnya karena anak itu menarik telinganya.     

Gong Mo tertawa terbahak-bahak, "Hahaha. Salah sendiri."     

"Kamu tidak merasa kasihan padaku?" Sheng Nanxuan memelototinya dengan kesal.     

Gong Mo segera menyingkirkan senyuman di wajahnya dan berkata, "Sudahlah. Dia baru umur berapa. Cepat letakkan dia."     

Sheng Nanxuan tidak punya pilihan selain menurunkan Huzi dan menggendongnya dengan dua tangan di dadanya.     

Huzi menatap mereka kebingungan, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Sheng Nanxuan.     

"Anak baik…" Sheng Nanxuan menepuk punggungnya dengan gembira. Masih ada dirinya di hati putranya. Lihat saja seberapa manjanya ia.     

Gong Mo sangat bersemangat. Ia berjalan sampai di depan salon. Kebetulan seorang pria yang sedang merokok melihatnya. Rambut pria itu di cat berwarna kuning. Ia mengenakan kemeja yang ketat dan celana pensil.     

Ia mengenakan tanda nama yang jelas menunjukan bahwa ia seorang pegawai salon. Cara berpakaiannya juga terlihat seperti tukang potong.     

Ketika Gong Mo melihat gayanya yang ugal-ugalan dan terlihat tidak bisa diandalkan, Gong Mo putar balik dan meraih Sheng Nanxuan sambil berbisik, "Aku rasa lebih baik potong rambut saat kembali ke Beijing saja."     

Sheng Nanxuan melirik tukang potong itu dan tersenyum, "Oke. Kalau begitu pada saat itu aku akan mencarikanmu penata rambut terbaik di dunia!"     

Festival Kue Bulan akan diadakan dalam beberapa hari dan mereka berencana untuk kembali sebelum itu.     

Setelah makan malam dan hendak jalan-jalan, Hu Yinghong datang dengan membawa sekotak kue bulan.     

"Festival Kue Bulan sebentar lagi tiba, jadi ini sekotak kue bulan untuk kalian." Hu Yinghong berkata pada Shan Rong sambil tersenyum, "Nanti pada saat itu, pergilah makan di tempatku. Kita kumpul-kumpul sekeluarga!"     

"Eh?" Shan Rong berkata dengan canggung, "Kami bersiap kembali ke ibu kota besok lusa."     

Hu Yinghong terkejut, "Kenapa tidak pergi sesudah Festival Kue Bulan saja?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.