Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Paman Dokter, Aku Datang!



Paman Dokter, Aku Datang!

0Ding Dang bertanya dengan linglung, "Kakak Cantik, dari mana kamu berasal? Bukankah tadi kamu sudah kabur?"     
0

Yu Qinghuan tiba-tiba mengulurkan tangan dan mengangkat tangannya.      

Ketika ia melihatnya, ia baru menyadari bahwa kulitnya tergores dan beberapa titik-titik darah muncul.     

Yu Qinghuan mengulurkan tangannya dan menyeka sedikit darah di ujung jarinya. Ia meletakkannya di ujung hidungnya dan menciumnya, lalu berkata, "Bukan."     

"Bukan apa?" Ding Dang terkejut dan berkata dalam hatinya, 'Kakak, kamu terlihat seperti vampir yang mencari darah untuk diminum. Mungkinkah golongan darahku tidak tepat?'     

Yu Qinghuan tidak menjawab. Ia melepaskannya dan berdiri, lalu menghilang menuju kerumunan di seberang jalan.     

Ding Dang segera bangkit dan mengejar ke sana, tetapi ia mendapati kakinya terasa agak sakit.     

Di penyeberangan jalan, sopir truk yang berdiri di depan truk pun bertanya dengan linglung, "Petugas Polisi, apa Anda baik-baik saja?"     

Ding Dang berlari sambil melompat, lalu melambai padanya, "Tidak apa-apa. Cepat jalan saja. Jangan menghalangi jalan!"     

Sopir itu masih linglung. Sekarang ia masih terus memikirkan, dari mana wanita berbaju merah itu berasal!     

Ia melihat bagian depan mobilnya. Di permukaannya terdapat bagian yang pesok, seolah-olah wanita berbaju merah itu baru saja mendorongnya.     

'Tidak. Tidak mungkin!'     

'Bagaimana hal semacam itu bisa terjadi?'     

'Pasti karena kemarin malam menabrak pohon!'     

Ding Dang mengejarnya beberapa saat, tetapi Yu Qinghuan sudah menghilang.     

"Sinting!" ia pun berhenti, "Kenapa larinya cepat sekali?!"     

Ding Dang melihat kakinya dan mendapati pergelangan kakinya bengkak. Ia pun meraung, "Aduh, lagi-lagi begini!"     

Sebelumnya ia melukai otot dan tulangnya karena terjatuh sehingga Kapten memindahkannya ke tim bagian urusan sipil. Hanya baru sebentar kembali, lagi-lagi dia terluka. Mungkinkah seumur hidupnya, ia tidak akan bisa kembali ke bagian kriminal?     

Ding Dang berpikir sejenak dan merasa ini adalah hal yang baik. Meskipun karirnya mengecewakan, setidaknya percintaannya memuaskan! Sekarang ia akan langsung pergi menemui Yu Qingliu!     

'Hehehe! Paman Dokter, aku datang…!'     

"Ah chooo!" Yu Qingliu yang berada di kantor pun bersin.     

Alis Sheng Nanxuan naik, "Kamu flu?"     

"Mungkin masuk angin karena AC-nya terlalu kencang," Yu Qingliu mengusap hidungnya, "Untuk apa kamu datang ke rumah sakit?"     

"Huzi sedang vaksin di lantai bawah. Aku ingin mengundang Paman untuk makan siang bersama."     

"Ohhh… Aku pikir kamu datang untuk melakukan pemeriksaan ke bagian Andrologi."     

Sheng Nanxuan memutar bola matanya, "Aku rasa Paman yang butuh memeriksakan diri ke bagian Andrologi. Paman sudah tua, tapi belum juga memiliki pasangan. Ini sudah bukan hanya masalah hidup sendiri, tapi masalah kelamin!"     

"Untuk apa aku membutuhkan pasangan? Aku bisa melakukan semuanya sendiri dan juga bisa hidup dengan baik!"     

"Melakukan semuanya sendiri?" Sheng Nanxuan memberinya tatapan aneh, "Memang kalau Paman mati, Paman bisa menabur abu Paman sendiri?"     

"Kepala!" Suara sekretaris terdengar.     

Keduanya menoleh dan melihat pintu terbanting terbuka.     

Sekretaris berjalan bersama Ding Dang yang berjalan melompat dengan satu kaki.     

"Oh…" Sheng Nanxuan memandang Yu Qingliu dengan ambigu.     

"Oh kepalamu itu!" Yu Qingliu memaki dengan suara yang pelan.     

"Aku terluka. Cepat periksa aku!" Ding Dang berteriak mendekat sambil melompat, lalu duduk di kursi.     

Yu Qingliu menatapnya dengan dingin, "Kalau terluka, kenapa kamu masih datang ke kantorku? Apa kamu tidak tahu letak departemen rawat jalan?"     

"Aku tidak percaya pada mereka. Kamu kepala rumah sakit ini, jadi keterampilan medismu pasti lebih baik!" kata Ding Dang sambil mengangkat kakinya ke atas meja.     

Begitu melihatnya, Yu Qingliu berseru, "Kenapa bisa bengkak sampai seperti ini?"     

"Iya! Sakit sekali! Makanya cepat periksa…!" Ding Dang menangis tersedu-sedu.     

Yu Qingliu mengerutkan keningnya dan melepas sepatunya. Ding Dang mendesis kesakitan.     

Ia memeriksanya sebentar dan berkata, "Lakukan rontgen dulu."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.