Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Jika Berlaku Tidak Normal, Pasti Ada Sesuatu yang Aneh



Jika Berlaku Tidak Normal, Pasti Ada Sesuatu yang Aneh

0Mata Shan Rong sedikit menyipit, lalu berkata dalam hatinya, 'Ada yang aneh. Kenapa saat mendengar aku akan menikah, mereka hanya berekspresi seperti ini?'     
0

Hu Yinghong mencubit Paman Tertua di bawah meja, lalu Paman tertua pun tersadar dan tersenyum sambil bertepuk tangan, "Ini berita baik! Adik Ipar Kedua sudah menderita selama bertahun-tahun ini. Sudah seharusnya mencari pasangan. Pada saat Adik Kedua dikuburkan, beritahukan padanya agar dia juga bisa merasa tenang. Jika tidak, dia pasti akan merasa bersalah karena sudah membuatmu menunggunya selama bertahun-tahun ini."     

"Aku akan memberitahukannya." Shan Rong berkata, "Ayo kita makan."     

"Baiklah, baiklah!" Paman Tertua mengambil sumpit, "Lagi-lagi kami membuat Adik Ipar Kedua mengeluarkan uang."     

"Sudah seharusnya. Kita semua keluarga."     

"Benar! Hahaha!"     

Perasaan Shan Rong terasa sangat nyaman setelah acara makan bersama ini. Ia tahu Paman Tertua dan yang lainnya berusaha menahan diri, entah niat buruk apa yang sedang mereka pikirkan!     

Namun selama mereka tidak mencari gara-gara, perasaan Shan Rong tidak akan terpengaruh, jadi tentu saja ia merasa senang.     

Tapi bagi Yu Qingliu, Yu Xinran, dan Wu Di, suasana ini terlalu aneh. Meskipun semua orang bersenang-senang dan tampak harmonis, tapi intuisi mereka merasa tidak demikian.     

Setelah makan, mereka bertiga kembali ke kamar hotel, sementara yang lainnya pulang.     

Di dalam lift, Yu Qingliu bertanya pada Yu Xinran, "Pada saat kamu pergi ke rumah Gong Bai tadi, apakah kamu merasakan terjadi sesuatu antara mereka dan keluarga Gong Mo?"     

"Bagaimana aku bisa tahu?" Yu Xinran berkata sambil melihat nomor lantai lift yang berubah.     

Yu Qingliu menatapnya dengan serius.     

Yu Xinran memalingkan wajahnya dengan salah tingkah.     

Ketika suara "ting" terdengar, lift tiba di lantai tujuan.     

Yu Xinran keluar dan mendengar Yu Qingliu berkata dibelakangnya, "Tidak jujur!"     

Yu Xinran tercekat, lalu terus berjalan kembali ke kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Wu Di bertanya, "Paman, memang Paman merasakan apa?"     

"Kepalsuan!" kata Yu Qingliu, "Tawa mereka semua sangat palsu!"     

Wu Di mengangguk, "Aku juga merasa begitu."     

Yu Qingliu berdecak, lalu berkata, "Sudahlah, aku tidak peduli. Dengan adanya Gambino dan Nanxuan, pasti tidak akan terjadi apa-apa."     

Ketika Gong Mo dan yang lainnya pulang, di perjalanan mereka tidak berbicara dan di dalam mobil terjadi kesunyian yang aneh.     

Setelah sampai di rumah, Gong Mo dan Shan Rong pergi memandikan Huzi, sementara Sheng Nanxuan dan Gambino menonton TV di ruang tamu.     

Di toilet, Gong Mo berbisik, "Apa yang terjadi pada Paman Tertua dan yang lainnya? Mereka tidak pernah seramah ini sebelumnya. Jika mereka berlaku tidak normal seperti ini, pasti ada sesuatu yang aneh!"     

Shan Rong mengangguk, "Tidak perlu takut pada perubahan mereka. Kita amati saja apa yang ingin mereka lakukan. Pada akhirnya ekor rubah mereka akan terlihat juga."     

"Muahaha!" Huzi yang duduk di bak mandi, menepuk air dengan penuh semangat.     

Gong Mo berteriak, "Jangan sampai mengenai nenekmu!"     

"Tidak masalah. Lagi pula nanti Ibu juga mau mandi." kata Shan Rong.     

Gong Mo berkata tanpa daya, "Ibu jangan selalu menurutinya. Jika tidak nantinya setiap hari dia akan bermain air!"     

"Semakin kamu tidak membiarkannya bermain, dia justru semakin ingin bermain. Semakin kamu membiarkannya bermain, sebaliknya dia akan semakin tidak tertarik."     

Gong Mo tersedak, "Aku tidak akan pernah bisa memberitahu Ibu. Ibu selalu saja memanjakannya!"     

"Ayahmu sudah akan membawaku pergi. Ibu hanya bisa memanjakannya beberapa hari lagi!" Shan Rong mendengus, "Nanti saat bertemu lagi, dia bahkan sudah tidak mengenali Ibu lagi."     

"Tidak akan." Gong Mo buru-buru menghibur, "Ketika Ibu sedang tidak ada di rumah, dia selalu menoleh melihat sekeliling dan mencari Ibu ke mana-mana."     

"Begitukah?" Shan Rong dengan gembira membelai wajah Huzi, "Dia termasuk punya hati nurani rupanya."     

Pada saat tidur, Shan Rong dan Gambino mengobrol selama beberapa hari, tetapi mereka tidak membicarakan Paman Tertua dan yang lainnya. Gambino juga tidak berinisiatif untuk bertanya.     

Shan Rong yang begitu penasaran pun bertanya, "Kenapa kamu tidak peduli dengan Kakakmu dan yang lainnya sama sekali?"     

"Eh?" Gambino terdiam dan tidak tahu harus berkata apa.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.