Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bukan Hal yang Buruk



Bukan Hal yang Buruk

Pengasuh tersenyum, "Baiklah, kalau begitu biar saya bantu."     

Dengan adanya bantuan pengasuh, tidak banyak yang bisa dikerjakan Sheng Nanxuan.     

Setelah beberapa saat, popok Huzi pun sudah diganti, dan Gong Mo berkata, "Sudah. Kamu gendong dia keluar dulu saja. Sudah saatnya makan."     

"Oke."     

Sheng Nanxuan berjalan keluar kamar sambil menggendong Huzi yang bersandar di depan tubuhnya. Tangan kecilnya meraih kerah baju Sheng Nanxuan dan sepanjang perjalanan, Huzi mengamati sekelilingnya.     

"Apa yang kamu lihat?" tanya Sheng Nanxuan.     

"Mungkinkah dia merindukan neneknya?" tanya Gong Mo.     

"Memang di mana neneknya? Aku bahkan membawakan Ibu kue almond."     

"Pergi ke tempat Ayah." Gong Mo tersenyum, "Sepertinya tidak akan kembali untuk makan malam."     

"Begini juga bagus. Kita biasakan perlahan-lahan. Nantinya saat Ibu sudah pergi ke Italia, kita tidak akan merasa terlalu tiba-tiba."     

Gong Mo terdiam dan mengangguk.     

Sheng Nanxuan menatapnya dan bertanya, "Tidak rela?"     

"Tentu saja. Aku tidak pernah berpisah dari ibuku terlalu lama. Aku pikir setelah menikah denganmu, aku akan pergi meninggalkannya. Aku tidak menyangka ternyata Ibu masih bersamaku. Tapi sekarang…"     

Gong Mo menghela napas, "Sebenarnya, aku sangat senang untuk Ibu, tapi aku tetap tidak bisa menghilangkan kekhawatiranku."     

"Itu normal. Ketika kamu menikah, Ibu juga bahagia, tetapi juga mengkhawatirkanmu. Tapi jika nantinya kamu merindukan Ibu, kita bisa pergi ke Italia untuk menemuinya. Lagi pula, tidak ada hal yang aku lakukan, jadi aku bisa membawamu dan Huzi tinggal di sana selama beberapa saat. Dalam beberapa tahun, seharusnya Ayah bisa menyelesaikan masalah yang ada dan membawa Ibu kembali menetap di sini. Dengan begitu kita bisa bertemu lagi setiap hari."     

"Sebenarnya…" Gong Mo tersenyum, "Tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Jika ada situasi mendesak, Ayah juga tidak akan bisa pulang secepat itu, kan? Tapi tidak apa-apa juga, bagus juga jika Ibu bisa bahagia di sana."     

"Benar! Itu sebabnya kamu tidak perlu khawatir."     

"Apa kamu tahu? Dulu aku mengambil kelas geografi dan melihat begitu banyak hal indah di dunia. Itu membuatku selalu ingin pergi melihatnya. Tapi sekarang setelah punya anak, aku selalu merasa tidak nyaman untuk pergi keluar, jadi aku tidak memikirkan hal itu lagi."     

"Jika kamu ingin pergi, kita bisa pergi!" kata Sheng Nanxuan buru-buru, "Aku tidak ingin Huzi membatasimu. Jika kamu ingin melihat pemandangan yang indah, kita bisa pergi ke sana. Meskipun Huzi masih kecil, paling-paling sekarang kita tidak bisa lepas darinya dan tidak berani membawanya. Hanya saja dua tahun lagi kamu sudah tidak perlu mempedulikan hal-hal ini lagi."     

"Aku mengerti." Gong Mo tersenyum, "Maksudku bukan diriku. Hanya saja melalui kejadian ini, aku jadi teringat pada Ibu. Pada saat masih muda, dia pasti juga ingin pergi jalan-jalan ke berbagai tempat di dunia. Tapi dulu Ibu selalu berada di tempat kecil seperti Nanjiang. Sesudah itu Ibu datang ke Beijing karena aku hamil dan melahirkan. Ibu juga tidak bisa pergi jalan-jalan ke mana-mana. Sekarang sesudah kembali bersatu dengan Ayah, Ibu punya waktu untuk jalan-jalan keliling dunia, jadi ini bukan lah hal yang buruk."     

"Benar." Sheng Nanxuan mengangguk dan membelai rambut Gong Mo yang halus. Tiba-tiba jari-jarinya terhenti. Ia pun memandang rambut Gong Mo yang panjangnya sampai ke pinggang.     

"Ada apa?" tanya Gong Mo.     

Matanya berkilat, "Sepertinya hari ini aku melihat ibuku."     

Gong Mo terkejut, "Apa? Dia ada di Beijing?"     

"Kemungkinan begitu. Seharusnya itu dia. Jika tidak, tidak mungkin aku kehilangan jejaknya. Gerakannya lebih cepat dariku."     

Gong Mo tertegun sejenak, lalu mengulurkan tangannya untuk memegang lengannya, "Kamu benar-benar bisa terbang di atas atap dan berjalan di dinding?"     

Sheng Nanxuan terkekeh, "Kalau terpaksa mungkin bisa, tapi seharusnya tidak sehebat ibuku."     

Gong Mo menghela napas, "Si SRC itu benar-benar sangat membenci orang yang baik-baik saja. Bisa-bisanya mengubah orang jadi seperti ini!"     

Sheng Nanxuan terkejut dan menatapnya tiba-tiba, "Kamu…"     

"Ada apa?"     

"Apakah kamu merasa orang-orang seperti kami ini monster?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.