Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Pergi ke Italia Bersamaku



Pergi ke Italia Bersamaku

0Sheng Nanxuan membahas masalah ini hanya agar mereka tahu saja dan karena dalam waktu dekat, ia pasti akan mengakui hubungannya dengan keluarga Yu. Sesudah itu, mereka semua pasti akan makan malam bersama.     
0

Shan Rong sangat senang untuknya, "Baguslah kamu bisa menemukan mereka. Kedepannya kamu juga memiliki keluargamu sendiri. Pada saat Tahun Baru Imlek, kamu akan mengunjungi banyak tempat dan lebih ramai."     

Gambino mengangguk, "Dengan begini, saat Ayah membawa ibu kalian ke Italia, kalian juga tidak akan kesepian."     

"Ha?" Gong Mo terkejut, "Italia?"     

Shan Rong juga tercengang, lalu memelototinya dan berkata, "Siapa yang mau pergi ke Italia bersamamu?"     

Gambino berkata dengan putus asa, "Aku hidup di dalam tubuh ini, jadi urusannya adalah urusanku. Banyak hal menungguku di Italia. Bahkan jika aku bisa sering datang ke sini, tapi aku tetap harus sering tinggal di sana."     

"Kalau begitu pergi saja sendiri!" balas Shan Rong.     

Gambino memandangnya dengan sedih, "Aku bahkan sudah berapa tahun tidak bertemu denganmu… Memang kamu tega berpisah dariku?"     

Pada saat Gambino sedang berbicara, telepon Sheng Nanxuan berdering.     

Ketika ia melihat bahwa itu merupakan telepon dari Yu Qingliu, ia berkata pada semua orang, "Yu Qingliu. Kemungkinan besar dia sudah memberitahu pihak keluarga Yu. Aku akan menerima telepon sebentar."     

Setelah ia pergi, Gong Mo bertanya pada Gambino, "Apa Ayah benar-benar ingin membawa Ibu ke sana?"     

"Waktu muda dulu ibumu bermimpi untuk berpergian ke Roma. Dulu Ayah bahkan tidak bisa tinggal lama bersamanya, jadi kali ini Ayah memilih untuk membawanya untuk tinggal di sana setelah menyelesaikan urusan di sini."     

Shan Rong berbisik, "Memang aku setuju? Memang aku setuju?"     

"Kalau begitu, kamu mau menungguku di sini?" tanya Gambino. "Tapi kemungkinan aku akan pergi selama beberapa tahun. Meski bisa datang sesekali, aku juga tidak akan bisa berada di sini lama-lama. Kali ini aku berada di sini begitu lama karena kamu. Selain itu, sebelumnya di sana sedang tidak ada begitu banyak urusan. Tapi sesudah aku terluka, ada beberapa musuh yang bersiap untuk menyerang, jadi aku pasti harus turun tangan membereskannya sendiri."     

"Kalau begitu jika Ibu kesana, bukankah Ibu akan berada dalam bahaya?" tanya Gong Mo.     

"Jangan khawatir. Bukankah ada Ayah?"     

Shan Rong berkata, "Memangnya kenapa kalau ada bahaya? Paling-paling mati bersama. Itu akan lebih baik daripada harus berpisah satu sama lain."     

Mata Gambino berbinar. Ia menatapnya dengan penuh kegirangan.     

Shan Rong tersipu malu dan berkata, " Tapi aku tidak tega meninggalkan Momo dan Huzi…"     

"Aku lebih tidak tega lagi," Gambino memandang Gong Mo, "Aku baru bertemu dengannya beberapa hari."     

Tapi Gong Mo sudah tumbuh dewasa dalam sekejap. Meskipun Gambino tahu dia adalah putrinya sendiri dan rela menyerahkan nyawanya di saat saat berbahaya, tapi sehari-hari mereka masih canggung. Jika dibandingkan, tentu saja Shan Rong lebih memberatkan hatinya. Ia ingin terus bersama Shan Rong sepanjang waktu untuk menebus lebih dari 20 tahun yang terlewatkan.     

Jadi membawa Shan Rong ke Italia untuk tinggal bersamanya dan bertemu Gong Mo sesekali merupakan cara terbaik.     

Gong Mo juga sudah memikirkan hal ini. Sebelum ini hubungannya dan Gambino tidak ada masalah, tapi karena tahu bahwa Gambino adalah ayahnya, mereka jadi sangat canggung. Bukannya Gong Mo tidak mengakuinya, tapi ia belum memiliki waktu yang cukup untuk saling memupuk hubungan. Dalam situasi seperti ini, akan lebih baik untuk melakukannya pelan-pelan.     

Diawali dengan lebih lama bertemu dengannya, kemudian setelah beberapa tahun Gambino kembali, pada saat itu hubungan mereka berdua sudah cukup berkembang dan secara alami mereka akan lebih bisa bergaul.     

Hanya saja, Gong Mo mengkhawatirkan keselamatan Shan Rong, juga khawatir jika ibunya ini tidak terbiasa di sana.     

"Tapi sampai di sana Ibu tidak bisa berbicara bahasanya."     

"Kebanyakan orang di sekitar Ayah belajar bahasa Mandarin. Ayah yang menyuruh mereka untuk mempelajarinya," kata Gambino. "Kalau ibumu sudah pergi kesana, ia tidak mungkin kesepian. Mungkin Ibu akan sedikit kesulitan saat pergi berbelanja, tapi Ayah pasti akan menemaninya, jadi tidak akan ada masalah. Yang pasti, nanti saat kalian sudah merasa siap, biarkan Ibu pergi dengan Ayah, ya?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.