Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Panggil Aku Paman



Panggil Aku Paman

0"Aku datang bersama nenekku untuk berkunjung." Ding Dang menatapnya nakal.     
0

Yu Qingliu menggosok pinggangnya yang sakit, "Apakah kamu tersesat? Mereka tidak ada di sini."     

"Iya, aku tahu." Ding Dang tertawa, "Aku turun untuk mengambil camilan, tapi aku mendengar suara, jadi aku datang untuk melihat-lihat."     

"Lihat-lihat sembarangan saja!" Yu Qingliu kehabisan kata-kata, "Bisakah kamu tidak mengagetkan orang?"     

Ding Dang buru-buru bertanya, "Apa kamu terluka? Biar aku lihat."     

Sambil berbicara, Ding Dang langsung mengulurkan telapak tangannya pada Yu Qingliu.     

"Apa yang kamu lakukan?" Yu Qingliu buru-buru melompat menjauh.     

"Tentu saja membantumu merawat luka, Dokter!" Ding Dang berkata dengan yakin, "Katanya pinggang pria adalah hal yang paling penting. Tidak boleh sampai terluka!"     

"...."     

"Tapi jangan khawatir. Aku akan bertanggung jawab atas Dokter!"     

"Siapa yang ingin kamu bertanggung jawab?" seru Yu Qingliu.     

"Tuan Qingliu, mie-nya sudah siap." Pelayan itu datang membawa mie dan tehnya, "Nona Ding, kenapa Nona ada di sini?"     

"Kebetulan lewat, jadi aku menyapa Dokter Yu." Ding Dang tertawa.     

Yu Qingliu mengambil mie-nya dan duduk di kursi lain, sementara pelayan itu mengangkat kursi yang jatuh dan memungut buah anggur yang terjatuh di lantai.     

"Dokter Yu…!" Ding Dang berlari ke arah Yu Qingliu, lalu bersandar di atas meja dan berkata, "Sekarang Dokter sedang makan siang atau makan malam?"     

"..." Yu Qingliu tidak menjawab, tetapi menggerutu di dalam hatinya, 'Apa pedulimu?!'     

"Makan tidak teratur, tidak baik untuk kesehatan…! Kamu seorang dokter, seharusnya kamu memberi contoh."     

"Kamu tidak ada kerjaan?" tanya Yu Qingliu.     

Seketika mulut Ding Dang menjadi datar dan ekspresinya terlihat agak terluka.     

Pelayan di lantai pun bangkit tercengang dan menatap Yu Qingliu dengan bingung, 'Kenapa kasar sekali pada seorang gadis? Jangan-jangan ini alasan dia masih terus melajang sampai sekarang!'     

Ding Dang segera meminta pembelaan, "Bibi, apakah Dokter Yu tidak menyukaiku? Huhuhuu…"     

"Bu.. bu.. bu… bukan begitu…" Pelayan itu sangat jarang berhadapan dengan gadis yang menangis seperti ini, jadi ia pun langsung gelagapan, "Tuan Yu Qingliu memang selalu seperti ini."     

"Huhuhuu…. Dia pasti membenciku. Aku tidak ingin hidup lagi!" raung Ding Dang.     

Yu Qingliu sakit kepala. Karena takut mengundang kedatangan ibunya, jadi ia buru-buru berkata, "Tidak, tidak, tidak, tidak benci! Mulutku memang kasar. Aku tidak bisa membujuk perempuan. Lihat saja aku yang sudah tua, tapi masih bujangan."     

"Sungguh?" Ding Dang segera menatapnya sambil berlinangan air mata.     

Yu Qingliu berkata dalam hatinya, 'Bagaimana bisa air matanya keluar dengan begitu mudah. Jika ini hanya sandiwara, dia benar-benar ratu sandiwara!'     

"Sungguh!" katanya putus asa sambil terus memakan mie.     

Ding Dang tertawa kegirangan dan berlari-larian, "Baguslah kalau Dokter Yu tidak membenciku….!"     

"Jangan panggil aku Dokter Yu!"     

"Kalau begitu Kepala Yu? Seharusnya memang baru benar memanggilmu Kepala Yu!"     

"Bukan itu maksudku." Yu Qingliu berkata, "Maksudku, jangan terlalu formal. Kamu bisa memanggilku…"     

"Qingliu?" Ding Dang menatapnya dengan mata yang berbinar dan gembira.     

Yu Qingliu terdiam sejenak, lalu berkata, "Paman."     

"..."     

"Aku tetuamu. Mana bisa kamu memanggilku seperti kakakmu!"     

Ding Dang terdiam beberapa saat lalu berkata, "Tapi kamu masih sangat muda. Aku akan merasa tidak enak jika memanggilmu yang masih begitu muda dengan sebutan Paman!"     

"Ini aturan."     

Ding Dang menatapnya kesal, lalu mendengus dan memalingkan wajahnya, "Siapa yang mau memedulikanmu!"     

Ketika Ding Dang melihat tas berisi berkas-berkas di atas meja, ia mengulurkan tangan untuk mengambilnya.     

Yu Qingliu buru-buru berteriak, "Jangan sentuh barang-barangku!"     

"Aku…" Ding Dang meletakkannya dengan canggung, "Aku juga tidak bilang mau lihat."     

"Kalau tidak mau lihat, lalu untuk apa kamu menyentuhnya?"     

"Kamu…!" Ding Dang berdiri dengan marah, lalu menggebrak meja dan berkata, "Pantas saja kamu tidak bisa menemukan istri!"     

'Begitu galak pada wanita! Sebenarnya bisa bersikap lembut pada lawan jenis atau tidak, hah?'     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.