Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Memerintahkan Orang Lain untuk Memainkannya



Memerintahkan Orang Lain untuk Memainkannya

0Sheng Nanxuan tersenyum, "Tidak apa-apa, aku akan membalaskan dendammu."     
0

"Kamu mau balas dendam bagaimana?"     

Sheng Nanxuan berpikir sejenak, "Aku akan menjadi presiden"     

Gong Mo memutar bola matanya, "Yang benar saja! Kamu baru bisa mencalonkan diri sebagai presiden ketika berusia 30 tahun. Kamu baru umur berapa, hah? Selain itu, meskipun kamu bisa mendaftarkan diri untuk pemilihan saat berusia 30 tahun, belum ada presiden yang di bawah 40 tahun!"     

Begitulah dunia politik. Jika belum cukup umur, meski kemampuannya cukup, tetap saja tidak akan dapat meyakinkan publik. Jangankan tidak dipilih oleh parlemen, rakyat juga tidak akan memilihnya.     

Selain itu, belum pernah muncul orang terampil di usia yang begitu muda dalam sejarah. Namun dengan keterampilan Sheng Nanxuan, sebenarnya ia bisa mencobanya ketika berusia 30 tahun.     

Gong Mo bertanya penasaran, "Kamu ingin terjun ke dunia politik?"     

"Tidak tertarik." Sheng Nanxuan menjawab tanpa ragu-ragu, "Sekarang politik sedang berantakan. Jika aku mengambil alih, entah akan sibuk seperti apa, jadi lebih baik serahkan pada orang lain saja."     

SRC sendiri saja dapat memicu banyak hal. Menjadi Presiden benar-benar sangat sibuk. Ketika Huo Cheng baru saja menjabat, ia tidur kurang dari lima jam dalam sehari.     

Sheng Nanxuan ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan istri dan anaknya. Dia tidak sedikit pun ingin bermain dalam dunia politik.     

Akan tetapi…     

Ia bisa memerintahkan orang lain untuk memainkannya.     

Yu Qingliu meminta Fang Yang untuk mengantarnya ke pusat tes DNA.     

Sheng Nanxuan mengatakan bahwa ia melakukan perbandingan DNA dengan kedua tetua keluarga Yu di sini, jadi hasil tesnya pasti masih ada di sini.     

Setelah menemukan penanggung jawab, Yu Qingliu menjelaskan tujuannya yang ingin membandingkan hasil tes DNA.     

Namun sebelumnya Sheng Nanxuan sudah memerintahkannya untuk tidak mengungkapkan sepatah kata pun sehingga penanggung jawab pun langsung berpura-pura bodoh.     

Yu Qingliu yang mengerti apa yang terjadi pun merasa kesal. Ia berbalik dan berkata pada Fang Yang, "Hubungi Sheng Nanxuan dan suruh dia untuk membereskannya!"     

Fang Yang berpikir sejenak dan akhirnya menghubungi Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan meminta Pusat Pengujian untuk memberikan berkas-berkas itu pada Yu Qingliu. Sebelum menutup telepon, dia berkata, "Buatkan janji temu dengan Wakil Walikota Ding. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya."     

Gong Mo menatapnya dengan curiga, tetapi tidak mengajukan pertanyaan lebih lanjut.     

Sheng Nanxuan berkata padanya, "Bersiaplah. Kita akan pergi ke keluarga Yu untuk memperkenalkan diri dengan para kerabat."     

Mata Gong Mo melebar, "Kapan?"     

"Entahlah. Pokoknya segera."     

Yu Qingliu kembali ke rumah keluarga Yu dengan membawa berkas-berkas. Begitu masuk, ia berteriak dengan suara yang keras, "Ada orang, tidak? Aku sudah hampir mati kelaparan! Cepat masakkan semangkuk mie untukku!"     

"Tuan Qingliu, akhirnya Anda kembali! Tuan Besar dan Nyonya Besar terus menanyakan Tuan." Pelayan menyambutnya, "Apa Tuan sangat kelaparan? Tuan belum makan siang? Di dapur ada beberapa camilan, apa Tuan mau memakannya untuk mengganjal perut dulu? Bagaimanapun juga, butuh waktu paling tidak sepuluh menit untuk memasak mie-nya."     

"Kalau begitu makan camilan dulu saja."     

"Baik! Saya akan pergi mengambilnya sekarang."     

Yu Qingliu mengambil seikat anggur dari meja dan berjalan ke ruang makan sambil memakannya.     

Pelayan juga datang membawa camilan dan jus yang semuanya manis. Begitu dilihat, semua ini adalah apa yang para nona makan dan minum saat menikmati teh di sore hari.     

Yu Qingliu yang sudah sangat lapar pun sudah tidak peduli lagi. Ia mengambil camilan di piring dan memakannya sekaligus. Sesudah menghabiskan jus, ia berkata pada pelayan, "Bawakan lagi minuman yang bukan jus. Bawakan air atau teh saja."     

"Baik. saya akan segera menyeduhkan teh Pu Er untuk Anda." Pelayan itu berbalik sambil membawa cangkir.     

Yu Qingliu menyandarkan kepalanya ke kursi, lalu mengangkat anggur ke atas kepalanya dan membuka mulut untuk menggigitnya     

Tiba-tiba, wajah mulus muncul pada pandangannya. Kedua matanya yang seperti anggur hitam, memandang Yu Qingliu.     

"Astaga!" Yu Qingliu yang terkejut pun terjatuh ke lantai dan anggurnya pun berguling-guling di lantai.     

Ding Dang terkejut dan menatapnya kasihan.     

Yu Qingliu bangkit dan bertanya, "Kenapa kamu bisa ada di sini?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.