Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Anda Tidak akan Bisa Membayar Harganya



Anda Tidak akan Bisa Membayar Harganya

0"Bagaimana saya bisa bertanya padanya?" tanya Sheng Nanxuan.     
0

Huo Cheng mengedipkan mata pada orang di belakangnya yang berjalan ke arah Sheng Nanxuan sambil memegang handphone.     

Sheng Nanxuan mengambil handphone dan menghubungi nomor telepon Gong Mo. Dia hafal nomor Gong Mo, jadi dia tidak perlu repot-repot membuka buku teleponnya. Sayangnya, teleponnya tidak terhubung.     

Sheng Nanxuan terdiam sejenak, lalu mengambil handphone-nya sendiri dan mencari nomor telepon rumahnya. Pada saat menghubungi rumah, kali ini panggilan teleponnya terhubung.     

"Di mana Nyonya?" ia bertanya pada pelayan yang menjawab telepon.     

Pelayan itu berkata, "Nyonya belum kembali."     

"Pergi kemana?"     

"Saya tidak tahu. Tapi Tuan Gambino dan Nyonya Besar sudah kembali. Mereka terlihat tidak terlalu baik."     

"Panggil mereka untuk menjawab telepon." Suara Sheng Nanxuan menjadi serius dan ia melirik Huo Cheng.     

Setelah beberapa saat, Shan Rong mengangkat telepon dan bertanya dengan cemas, "Nanxuan, kamu dari mana saja? Kenapa dari tadi Ibu tidak bisa menghubungimu? Momo dibawa pergi oleh orang-orang Presiden."     

"Aku tahu. Sebentar lagi aku akan membawanya pulang." Sheng Nanxuan meletakkan handphone dan menatap Huo Cheng sambil menahan amarahnya, "Presiden Huo, apa Anda tidak merasa cara yang Anda gunakan terlalu rendahan? Menyandera seorang perempuan, apa kamu layak menjadi pemimpin negara?"     

"Lalu apa jawabanmu sekarang?" Huo Cheng tidak bergeming.     

"Jawabanku…" Sheng Nanxuan memandangnya, "Siapa yang berbuat, dia yang bertanggung jawab."     

"Bagus sekali." Huo Cheng menunjukkan ekspresi puas.     

Sheng Nanxuan memandangnya sambil tersenyum dengan tidak tulus, "Yang saya maksud bukan diri saya, tapi Anda."     

Ekspresi Huo Cheng berubah. Ia menatapnya dengan tatapan tidak percaya.     

"Jika Anda tidak menyentuh istri saya, akan masih ada ruang untuk negosiasi." Sheng Nanxuan menatapnya dengan dingin dan melanjutkan, "Tapi sekarang, Anda selesaikan sendiri saja."     

"Kamu jangan lupa. Sekarang kamu sedang berada di Istana Kepresidenan!" Huo Cheng berteriak dengan marah, "Istrimu juga ada di sini"     

"Jadi cepat serahkan dia padaku. Jika tidak, Anda tidak akan bisa membayar harganya."     

Huo Cheng mencibir, "Kamu berani mengancam saya?"     

"Kenapa tidak bisa? Anda sudah secara bersamaan menyinggung keluarga Yu yang bisa mengendalikan media dan saya yang bisa mengendalikan ekonomi. Menurut Anda, apa Anda mampu mengancam saya?"     

Ekspresi Huo Cheng berubah. Seketika ia mengarahkan pandangannya pada Yu Qingliu.     

Yu Qingliu berkata dengan polos, "Kami selalu menjadi orang yang baik dan tidak pernah mengacau, kecuali kami terpaksa untuk melakukannya."     

"Sekarang saatnya membuat pilihan terakhir." kata Sheng Nanxuan datar.     

"Presiden!" Tiba-tiba seseorang masuk dan mengatakan sesuatu di telinga Huo Cheng.     

Ekspresi Huo Cheng berubah. Dia menatap Sheng Nanxuan dengan sengit dan berjalan keluar ruangan.     

Lantai dua Istana Kepresidenan adalah tempat tinggalnya. Tempat Huo Cheng dan keluarganya tinggal.     

Dia bergegas ke lantai dua dan berjalan ke ruang tamu. Istri presiden yang cantik datang dan berkata dengan cemas, "Bagaimana ini?" kemudian ia melihat ke TV LCD besar di ruang tamu.     

Tepat di layar TV, putri mereka yang masih kuliah diikat ke kontainer dengan bom hitung mundur yang diikatkan padanya.     

Wajah Huo Cheng pucat pasi. Sekelompok orang berlarian masuk satu demi satu, lalu pemimpinnya berkata, "Saya akan segera melapor polisi"     

Huo Cheng mengangkat tangan untuk menghentikannya, lalu menggertakkan giginya dan berkata, "Lepaskan Sheng Nanxuan dan yang lainnya."     

"Tapi…"     

"Lepaskan mereka."     

"Uhm!" Di layar TV, gadis muda itu berusaha melepaskan diri. Ia mendengar detak jam dan mengeluarkan air mata keputusasaan.     

Huo Cheng memejamkan matanya, "Lakukan sekarang!"     

Sheng Nanxuan menunjukan kemampuannya pada Huo Cheng untuk memberitahu, 'Sekarang aku bisa menyentuh putrimu dan juga bisa menyentuh orang lain.     

Huo Cheng jatuh tak berdaya di atas sofa.     

Ia mengira dirinya lah yang memegang kendali atas segalanya, tapi Sheng Nanxuan tidak takut akan apa pun dan tidak bisa dikendalikan sama sekali. Jika ingin mengancamnya, dia tidak hanya tidak berkompromi, tetapi juga membalas!     

Orang seperti ini tidak bisa diatur dan sebaliknya justru akan diatur olehnya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.