Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Firasat Buruk



Firasat Buruk

0Namun, ada pepatah yang mengatakan, di hadapan kekuasaan absolut, semua konspirasi menjadi tidak berdaya.     
0

Sebagai presiden, Huo Cheng tentu memiliki kekuatan yang cukup dan tidak perlu terlalu waspada. Hanya saja lawannya sekarang adalah Sheng Nanxuan. Sheng Nanxuan memiliki nama Dewa Malam di belakangnya dan juga sudah menghancurkan SRC, jadi Huo Cheng harus waspada.     

Dalam hal ini, ia memiliki kaki tangan.     

Yu Qingliu mendekati Sheng Nanxuan dan berbisik, "Lebih baik berhati-hati."     

"Aku tahu." Wajah Sheng Nanxuan muram. Perasaannya gelisah dan firasatnya buruk karena tidak bisa menghubungi dunia luar.      

Yu Qingliu menggeliat dan membuang napas kuat-kuat, "Kami benar-benar tidak diberi makan? Kami ini warga negara Tiongkok. Sudah tiba di Istana Kepresidenan, tapi kami dibiarkan kelaparan! Benar-benar keterlaluan! Sebenarnya dia tahu tidak apa itu mengabdi pada negara dan mencintai rakyat?"     

Pengawal yang berada di depan pintu pun membuka pintu dan Gong Mo pun masuk.     

Di dalam tidak ada satu orang pun.     

Ini adalah ruangan dengan luas hanya sekitar 20 meter persegi. Ada jendela tinggi dari lantai ke langit-langit tepat di seberang pintu. Di depan jendela ada meja tamu dan dua sofa tunggal. Di dinding terdapat rak buku dan rak kuno, dan juga ada TV LCD berukuran kecil.     

Struktur arsitektur Istana Kepresidenan sudah bukan rahasia lagi bagi publik. Meski tidak semua orang mengetahui detailnya, setidaknya pasti pernah mendengarnya.     

Pada saat Gong Mo kuliah, gurunya pernah pergi ke Istana Kepresidenan untuk melakukan wawancara dan secara khusus memberitahu mereka tentang situasi di sana. Selain itu, juga mengajari mereka apa-apa saja yang perlu diperhatikan saat masuk ke Istana Kepresidenan untuk melakukan wawancara.     

Meski hanya sangat sedikit wartawan yang akhirnya bisa melakukan wawancara di Istana Kepresidenan.     

Gong Mo melihat sekeliling, lalu berjalan ke sofa dan duduk.     

Jika tebakannya benar, ruangan ini seharusnya adalah ruang membaca koran Presiden.     

Seharusnya tidak perlu ada ruang khusus untuk membaca koran karena lebih nyaman membaca koran di ruang kerja.     

Tetapi setiap presiden memiliki hobinya sendiri. Hobi Huo Cheng mungkin membutuhkan tempat tersendiri untuk membaca koran.     

Ketika dia berhenti menjadi presiden, presiden berikutnya mungkin akan menggunakan ruangan ini untuk tujuan lain.     

Gong Mo menunggu sebentar, tetapi tidak ada yang datang, jadi dia pun mengambil koran dan membacanya.     

Surat kabar itu mengabarkan terjadinya gesekan antara Tiongkok dan tetangganya karena masalah teritorial, Huo Cheng yang akan berkunjung bulan depan, gempa tadi malam, dan SRC.     

Setelah membaca sebentar, ia meletakkan koran dan mengeluarkan handphone-nya.     

Tidak ada sinyal.     

Ia mengerutkan kening dan berkata dalam hatinya, 'Bagaimana ini? Padahal aku ingin menghubungi Sheng Nanxuan.     

'Tunggu.'     

'Sheng Nanxuan sudah pergi sejak pagi-pagi sekali. Apa jangan-jangan…'     

Ia menggelengkan kepalanya dan memerintahkan dirinya sendiri untuk tidak berpikir sembarangan dan meyakinkan dirinya bahwa tidak akan terjadi apa-apa.     

Gong Mo berdiri dengan gelisah, lalu berjalan ke pintu dan membukanya. Pengawal yang berdiri di pintu segera berbalik untuk menghalangi jalannya.     

Ia terdiam sejenak, lalu menutup pintu dan berjalan kembali. Ia berdiri di depan jendela tinggi dari lantai ke langit-langit untuk melihat-lihat.     

Di luar terdapat padang rumput kecil yang dikelilingi oleh taman.     

Pemandangannya memang bagus, tapi sayangnya ia tidak mau berlama-lama berada di sini.     

Huo Cheng memasuki ruang tamu. Sheng Nanxuan dan Yu Qingliu sama-sama memandangnya, tetapi tidak berdiri untuk menyambutnya.     

Ia juga tidak peduli dan bertanya sambil tersenyum, "Bagaimana pertimbangan kalian?     

Sheng Nanxuan bertanya dengan dingin, "Katakan saja cara baru apa yang Anda pikirkan untuk membuat saya berkompromi. Saya bisa mempertimbangkannya"     

Huo Cheng tertegun sejenak, lalu tersenyum mengejek, "Jadi itu artinya kamu sama sekali tidak berubah pikiran?"     

"Itu tergantung pada bagaimana tawaran Anda."     

"Pria selalu ingin menaklukkan dunia, sementara wanita ingin memiliki rumah yang indah."     

Ketika Sheng Nanxuan mendengar kata "wanita", seketika wajahnya kusut. Tentu saja dia langsung teringat akan Gong Mo. 'Jangan-jangan…;     

"Apakah kamu ingin bertanya pada istrimu apakah dia ingin kamu mengambil risiko seperti itu atau tidak?" tanya Huo Cheng.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.