Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Ancaman



Ancaman

0Huo Cheng mengambil napas dalam-dalam, lalu mengangkat tangannya dan melirik jam tangannya,     
0

"Saya tidak akan membuang-buang waktu dengan kalian lagi. Saya perintahkan kalian untuk mengklarifikasi masalah ini secara terbuka. Terutama kamu, Sheng Nanxuan. Kamu berasal dari keluarga Sheng dan tidak ada hubungannya dengan eksperimen Farmasi Shengshi. Orang-orang juga sudah melepaskanmu. Tapi sekarang, kamu bersikeras membiarkan SRC terekspos, maka pada pukul 6 malam nanti, mau tidak mau kamu akan menjadi kambing hitam. Saya akan menyuruh seseorang untuk mengumumkan bahwa saat ini kamu adalah pemimpin SRC, termasuk identitasmu dan tindakanmu sebagai Dewa Malam. Pada saat itu, kamu harus bekerja sama dengan polisi untuk bersandiwara bahwa kamu sudah ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Tapi jangan khawatir, semua ini hanya pura-pura. Ketika masalah SRC selesai, saya akan memberikan hadiah yang pantas untukmu."     

"Bagaimana rencanamu untuk berurusan dengan orang-orang terkutuk yang sudah menipu banyak orang, lalu melanjutkan penelitian di tempat lain?"     

Huo Cheng terdiam beberapa saat, lalu berkata dengan sengit, "Kamu sama sekali tidak tahu betapa pentingnya penelitian itu untuk meningkatkan kekuasaan Tiongkok, tetapi kamu malah mempublikasikannya. Perbuatanmu membocorkan rahasia ini adalah suatu pelanggaran!"     

"Saya menganggap penelitian itu penting." Yu Qingliu menyahut, "Saya sudah membaca banyak dokumen yang berkaitan dengan penelitian itu dan setiap penelitian itu bertentangan dengan kemanusiaan."     

Huo Cheng menatapnya dan berkata dengan dingin, "Orang yang pertama kali melakukan otopsi juga dianggap bertentangan dengan kemanusiaan, tapi dia membuat lompatan kualitatif dalam kedokteran."     

"Itu berbeda."      

"Apa bedanya?" sahut Huo Cheng,     

"Itu membuktikan kalau Anda memang kejam!" tukas Yu Qingliu.     

Pintu tiba-tiba didorong dan seorang pria berdiri di pintu. Ia meletakkan tangan di depan badannya, kemudian menunduk dan berkata, "Presiden."     

Huo Cheng berdiri dan berkata pada Sheng Nanxuan dan Yu Qingliu, "Kalian pikirkan dulu baik-baik. Jangan lupa, di sini adalah Istana Presiden. Pada jam 6 malam, apa yang seharusnya terjadi akan tetap terjadi. Apakah itu sandiwara atau kenyataan yang sebenarnya, semuanya tergantung kalian. Sheng Nanxuan, pelanggaranmu bisa membuatmu dijatuhi hukuman seumur hidup, paham?"     

Huo Cheng keluar, tetapi ajudannya tidak.     

Yu Qingliu tidak begitu peduli lagi dan buru-buru bertanya pada Sheng Nnaxuan, "Bagaimana ini?"     

Sheng Nanxuan berpikir sejenak dan berkata, "Entah apakah jika menunggu sampai jam 6 malam nanti kita akan mendapat makan siang atau tidak. Aku agak lapar."     

Yu Qingliu tidak dapat berkata-kata. Ia melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Ia pun sontak berkata, "Aku juga sudah lapar."     

Huanyuan.     

Gong Mo dan yang lainnya sedang makan siang.     

Shan Rong memasukkan daging babi babi panggang merah ke dalam mangkuk Gambino, "Cepat makan. Dulu kamu suka makan ini. Sudah bertahun-tahun kamu tidak memakannya. Pasti kamu sangat merindukannya, kan?"     

"Benar." Gambino memasukkan daging babi panggang merah itu ke dalam mulutnya, mengunyahnya perlahan, dan mencicipi rasanya.     

Setelah selesai memakannya, ia tersenyum dan berkata, "Rasanya lebih enak dari sebelumnya."     

"Tentu saja! Ini hasil dari banyak latihan selama 20 tahun!" Shan Rong berkata, "Momo juga suka. Padahal dia tidak mau menyentuh daging berlemak lainnya, tapi dia bisa makan beberapa potong daging babi panggang merah ini. Mau bagaimana lagi, aku tidak bisa membiarkannya pilih-pilih makanan, kan?"     

"Bu…" kata Gong Mo malu-malu.     

Gambino terdiam sejenak, kemudian mengambil sepotong daging babi panggang merah dan meletakkannya di dalam mangkuk Gong Mo dengan tangan yang sedikit gemetar.     

Gong Mo menatapnya dengan canggung. Gambino juga canggung dan berkata dengan gugup, "Waktu Ayah pergi, kamu masih belum bisa menggunakan sumpit dan tidak pernah mengambilkan makanan untukmu."     

Shan Rong memandang Gong Mo. Gong Mo pun berkata, "Untuk apa membicarakan hal-hal ini? Ayo cepat makan saja."     

Gong Mo mengangkat mangkuknya, memandang daging babi panggang merah, dan perlahan memasukkannya ke dalam mulutnya.     

Setelah selesai memakannya, ia juga mengambil sepotong untuk Gambino.     

Tiba-tiba Gambino tertawa dan dengan girang berkata, "Dulu aku belum sempat memperlakukan kalian dengan baik, tapi kedepannya aku akan menebusnya."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.