Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Maaf, Saya Tidak Bisa Terima



Maaf, Saya Tidak Bisa Terima

0Dinding merah dan lantai kuning Istana Kepresidenan dikenal sebagai "Istana Emas Merah".     
0

Gedung Parlemen berada di seberang Istana Emas Merah. Kedua gedung ini saling berhadapan dan dipisahkan oleh Jalan Presiden.     

Terdapat tentara yang berjaga di jalan Presiden. Mobil melambat di daerah ini dan melaju perlahan ke alun-alun kecil di depan Istana Emas Merah.     

Sheng Nanxuan dan Yu Qingliu bersama-sama keluar dari mobil dan dituntun masuk oleh para Perwakilan Khusus.     

Berjalan ke sebuah ruangan di lantai dua, keduanya sekilas mengenali bahwa itu adalah ruang tamu Presiden. Dalam siaran berita harian, Presiden dan jajarannya membahas berbagai persoalan dan bertemu dengan tamu asing yang sebagian besar berada di tempat ini.     

Meski Istana Kepresidenan luas, setiap ruangan memiliki fungsinya masing-masing. Terdapat dua macam ruang tamu, yaitu besar dan kecil. Jika Presiden ingin bertemu orang, beliau tidak memilih ruangan yang besar dan lebih memilih ruang yang kecil, atau dibawa masuk ke ruang kerjanya.     

Tapi Sheng Nanxuan dan Yu Qingliu jelas tidak diperbolehkan memasuki ruang kerja, jadi mereka hanya bisa bertemu di ruang tamu kecil ini.     

Pada saat keduanya duduk, seorang sekretaris wanita cantik datang untuk mengantarkan kopi. Sesudah itu, hanya tersisa mereka berdua.     

Tapi tak satu pun dari mereka berbicara.     

Yu Qingliu tahu bahwa tempat ini pasti diawasi. Bahkan meski ada banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Sheng Nanxuan tapi ia tahu ia tidak dapat membicarakannya di sini.     

Keduanya menunggu lebih dari setengah jam, sebelum akhirnya terdengar suara dari luar.     

Yu Qingliu berdiri, tapi ketika ia melihat Sheng Nanxuan tidak bergerak, ia tertegun sejenak, kemudian duduk kembali.     

Sheng Nanxuan menatap pintu dengan malas. Pada saat pintu terbuka, Huo Cheng masuk dengan dikelilingi oleh beberapa orang.     

Baru saat itulah Sheng Nanxuan berdiri dan Yu Qingliu pun juga berdiri.     

"Duduklah." Huo Cheng menggerakkan sudut mulutnya.     

Sheng Nanxuan menatapnya dan menyapanya dengan datar, "Apa kabar, Presiden."     

Huo Cheng tidak menjawab. Ia duduk di seberang mereka, sementara beberapa Ajudan berdiri di sekeliling ruangan.     

Sheng Nanxuan juga duduk dan menyilangkan kakinya dengan begitu natural.     

Ketika Yu Qingliu melihatnya, ia juga menyilangkan kakinya. Sebenarnya ia tidak ingin menjadi begitu sombong di depan presiden, tetapi karena ada seseorang yang memberi contoh, ia pun juga tidak sungkan untuk melakukannya…!     

Huo Cheng mengerutkan kening karena tidak senang.     

"Kalian berdua tahu kenapa saya mencari kalian, kan?" Huo Cheng berkata dengan dingin.     

Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Mungkinkah karena masalah SRC?"     

"Kamu tahu?" Huo Cheng tertawa, "Lalu kenapa kalian melakukan itu?"     

"Kenapa? Saya hanya menyelamatkan teman saya saja."     

"WNA itu temanmu?" Huo Cheng memandangnya sambil tertawa tanpa suara, "Sheng Nanxuan, tempat itu adalah pusat militer. Jika kamu melakukan ini, saya punya alasan untuk mencurigaimu berkhianat."     

"Tentu saja saya sangat mencintai negara." sahut Sheng Nanxuan datar.     

"Saya sama sekali tidak melihatmu seperti itu. Yang saya lihat, kamu berkhianat." timpal Huo Cheng.     

"Jika yang Presiden maksud mengacu pada pelanggaran saya karena menerbitkan SRC di situs web asing, maka maaf saja. Saya tidak bisa menerima perbuatan SRC. Justru itulah pengkhianatan yang sebenarnya. Tidak hanya pengkhianatan terhadap negara, tapi pengkhianatan pada seluruh umat manusia."     

Huo Cheng terdiam sejenak, lalu berkata, "Sheng Nanxuan. Kamu tidak bodoh. Seharusnya kamu tahu apa artinya ketika SRC didirikan di tempat itu. Kamu pergi ke situs web asing tanpa izin terlebih dulu dan itu merugikan kepentingan seluruh negara. Sekarang seluruh dunia mengutuk negara kita. Coba katakan, apa maksudmu?"     

Sambil berbicara, ia memandang Yu Qingliu, "Tuan Yu sudah berkeliling dunia selama bertahun-tahun, apakah saya punya alasan untuk curiga bahwa Anda telah bergabung dengan organisasi pemerintah di negara lain?"     

Wajah Yu Qingliu menjadi gelap dan ia berkata dengan dingin, "Maaf, saya tidak bisa terima Presiden menuduh saya seperti ini. Semua orang tahu bahwa semua organisasi yang saya ikuti di luar negeri adalah organisasi medis dan tidak ada satu pun yang berbau politik. Saya sudah bekerja di MSF selama bertahun-tahun dan hal ini sudah membawa banyak citra positif bagi Tiongkok. Jika Presiden berkata seperti ini, bukankah itu artinya Presiden tidak peduli terhadap orang-orang kita yang berjuang untuk negara di luar negeri?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.