Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Penghormatan…….?



Penghormatan…….?

0Primo kembali ke kamar dengan kesal untuk melihat Gambino.     
0

Richie berkata, "A… aku akan pergi memeriksanya."     

Sheng Nanxuan mengangguk, lalu membantu Gong Mo duduk dan meminta pelayan untuk menuangkan air untuknya.     

"Oekk.. Oekk…" Huzi yang awalnya tertidur, terbangun oleh goncangan yang itu. Ia menggeliat di dalam pelukan Sheng Nanxuan dan berdiri, lalu berbaring di pundaknya dan menatap semua orang. Kedua matanya yang basah terlihat seperti rusa kecil.     

Sheng Nanxuan menepuk punggungnya dengan lembut, sementara orang-orang lain seketika tidak tahu harus berbuat apa.     

Secara akal, para bawah itu sudah seharusnya keluar. Bagaimanapun juga, Bos dan istrinya sudah ada di dalam, jadi tidak seharusnya mereka tetap tinggal dan mengganggu.     

Tapi jika keluar sekarang, mereka akan dicurigai melarikan diri lagi. Mereka semua merasa serba salah.     

Yu Qingliu duduk di seberang Sheng Nanxuan dan tertawa, "Larimu sangat cepat, ya…"     

Sheng Nanxuan meliriknya, "Seakan kamu tidak berlari juga saja."     

"Aku dokter." kata Yu Qingliu dengan sungguh-sungguh, "Menghormati hidup adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan. Ketika terjadi gempa bumi, tapi aku tidak melarikan diri. Bukankah itu terlalu tidak mementingkan hidup?"     

Anak buah Gambino tertawa mencibir.     

Jason mencibir, "Siapa yang bilang agar kami tidak menyentuh Bos?"     

Fang Yang terbatuk pelan dan berkata, "Rumah ini sangat kokoh. Setidaknya rumah ini akan mampu bertahan ketika mengalami gempa berkekuatan 8 magnitudo, jadi tidak lari pun tidak masalah."     

"Lalu kenapa kamu lari?"     

Fang Yang berkata dalam hatinya, 'Bukankah itu refleks ketika menghadapi situasi tertentu?'     

Sheng Nanxuan berkata, "Lagi pula hanya gempa bumi. Anggap saja kita lari sebagai bentuk penghormatan untuknya."     

Semua orang tidak tahu harus berkata apa.     

Istana Kepresidenan.     

Sebelum terjadi gempa, Huo Cheng yang berada di kantor presiden, sedang melihat dokumen yang ada di atas mejanya. Dokumen itu adalah bukti bahwa Sheng Nanxuan membawa Yu Qingliu dan yang lainnya ke SRC dan bukti bahwa Sheng Nanxuan sudah masuk ke situs web asing untuk mengunggah informasi SRC.     

Langkah Sheng Nanxuan adalah untuk menghancurkan SRC.     

SRC sudah menginvestasikan uang dan sumber daya yang sangat besar, bahkan termasuk ilmuwan dari berbagai negara untuk melakukan penelitian rahasia. Tentu saja penelitian ini tidak boleh hancur begitu saja seperti ini.     

Huo Cheng ingin menangkap Sheng Nanxuan dan menembaknya.     

Namun Sheng Nanxuan bukan warga negara biasa. Ia sudah mengembangkan kekuatannya sendiri dan sekarang juga sudah bersiap siaga.     

Sejak awal permasalahan ini terjadi, Huo Cheng sudah memikirkan tindakan balasan, tetapi masih belum ada cara yang sempurna untuk menerapkannya.     

Huo Cheng memejamkan matanya dan mengulurkan tangan untuk menopang dahinya.     

Ia sudah hampir berusia lima puluh tahun dan karir politiknya baru saja mencapai puncaknya, jadi permasalahan ini tidak boleh sampai mempengaruhinya.     

Tahun depan adalah pemilihan presiden dan ia ingin terpilih kembali. Awalnya ia punya peluang bagus untuk menang, tetapi kemungkinan masalah ini akan membuat semua pemilihnya memilih Partai Liberal.     

Semua ini salah Sheng Nanxuan!     

Pada saat Huo Cheng sedang berpikir, tiba-tiba tanah bergetar.     

Seketika ia membuka matanya, lalu mendengar suara gemuruh. Akhirnya ia menyadari apa yang terjadi, tetapi tetap tidak bergerak.     

Orang-orang di luar segera datang berlari menghampirinya, "Presiden, terjadi gempa bumi!"     

Huo Cheng bertanya dengan ekspresi datar, "Berapa magnitudo?     

"Eh? Saya baru akan mencari tahu situasinya."     

"Beritahu semua departemen untuk bersiap menghadapi keadaan darurat dan siapkan bantuan bencana. Setengah jam lagi rapat."     

"Baik!"     

Pengawal yang tersisa berdiri di pintu dan mengawasinya dengan gugup. Tanah masih bergetar, tetapi berhenti setelah beberapa saat. Ketika Huo Cheng melihat data yang ada di depannya, tiba-tiba ia menghela nafas lega.     

Ia berdiri dan berjalan keluar seperti biasa dan sama sekali tidak takut terhadap gempa.     

Huanyuan.     

Setelah beristirahat sejenak, ketakutan yang dirasakannya perlahan-lahan menghilang. Ia melihat ke arah kamar Gambino. Sekarang hanya ada Richie di dalam kamar, sementara semua orang sudah keluar.     

Ia bertanya pada Sheng Nanxuan, "Apa sekarang aku bisa masuk untuk melihatnya."     

"Tunggu dulu. Kita tunggu dia bangun dan memastikan bahwa dia baik-baik saja, baru kita bicarakan lagi."     

Gong Mo mengangguk ragu.     

Sheng Nanxuan bertanya, "Apa kamu mau tidur?"     

Gong Mo menggelengkan kepalanya. Setelah gempa yang terjadi tadi, ia tidak merasa mengantuk sama sekali.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.