Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Memegang Kartu As Sheng Nanxuan



Memegang Kartu As Sheng Nanxuan

0Lagi pula jika Yu Xinran tidak bersedia, ia bisa melompat pergi kapan saja.     
0

Tapi ia tidak melakukannya.     

Jadi Gong Bai melanjutkan langkah demi langkah sampai akhir.     

Kulit mereka yang bergesekan dalam kegelapan terasa panas dan keringat pun membasahi sprei. Ketika suasana mulai tenang, mereka berbaring dalam diam di tempat tidur sambil saling berpelukan.     

Gong Bai mencium pundaknya, "Mengenai beberapa hari ini, aku minta maaf. Aku takut tidak layak untukmu…"     

"Lalu bagaimana sekarang?" suara Yu Xinran sedikit kecewa dan marah.     

"Aku akan berusaha keras." Gong Bai menjawab dengan serius, "Aku tidak akan menyerah sebelum mengerahkan seratus persen usahaku."     

Yu Xinran tersenyum. Ia bergerak-gerak dalam pelukannya, lalu mengulurkan tangannya untuk mengait leher Gong Bai. Ia mendongakkan wajah pria yang ada di hadapannya ini dan mencium bibirnya.     

Gong Bai bergerak dengan gelisah, kemudian menahannya, "Jangan bergerak!"     

Yu Xinran sontak tertegun. Ia tersipu malu dan berkata, "Ka… kamu mau apa?"     

"Jika kamu takut aku melakukan apa-apa, maka jangan bergerak."     

Yu Xinran terdiam sesaat, lalu berbisik pelan, "Aku juga tidak takut…"     

Gong Bai membeku dan berkata dengan suara yang parau, "Aku takut kamu tidak bisa menanggungnya."     

Yu Xinran mencubitnya dan sudah tidak bergerak dalam pelukannya.     

Gong Bai berpikir bahwa Yu Xinran sepertinya tidak melakukan penolakan, jadi ia pun segera berguling di atasnya dan memulai lagi perjalanan gairahnya.     

Gong Mo berganti pakaian di ruang ganti.     

Sheng Nanxuan masuk, "Untuk apa Gong Bai mengundang kita makan?"     

"Bukankah ini awal bulan? Mungkin dia gajian." Gong Mo mengenakan gaunnya.     

Sheng Nanxuan tiba di belakangnya dan membantu Gong Mo menarik resletingnya, lalu menyentuh punggungnya yang mulus dengan jari-jarinya.     

Gong Mo merinding. Sheng Nanxuan lagi-lagi memiliki kesempatan yang bagus untuk melakukan itu padanya di ruang ganti. Tapi karena takut Sheng Nanxun memangsanya lagi, Gong Mo buru-buru menghindar, "Sedang apa kamu di sini? Sana awasi Huzi!"     

Sheng Nanxuan dengan wajah polosnya berkata, "Aku hanya membantumu menarik resleting."     

"Aku tidak membutuhkanmu." Gong Mo mengulurkan tangannya dan menarik resletingnya sampai ke atas, lalu berkata, "Jika kamu tidak ingin mengawasinya, serahkan dia pada pengasuh. Bagaimana kalau dia sampai jatuh ke lantai?"     

"Dia di tengah tempat tidur kok…"     

Gong Mo memelototinya.     

Sheng Nanxuan melangkah mundur dengan rasa bersalah, "Oke.. Aku akan pergi mengawasinya sekarang…"     

Begitu kembali ke kamar tidur, makhluk kecil itu benar-benar sudah berbalik dan mengubah posisinya. Sheng Nanxuan segera berlari dan membawanya kembali ke tengah tempat tidur.     

Untung saja ia muncul tepat waktu. Jika tidak, kalau sampai si kecil ini terguling ke lantai, malam ini ia pasti harus tidur di ruang kerja.     

Hah… Kenapa istrinya ini selalu memegang kartu As-nya. Tidur di ruang kerja atau semacamnya, jelas-jelas merupakan hukuman yang tidak manusiawi.     

Shan Rong pergi ke rumah sakit setelah sarapan, jadi mereka berdua pergi menjemputnya terlebih dahulu.     

Pada saat tiba di pintu masuk rumah sakit, keduanya bertemu dengan Ding Dang.     

Ding Dang mengenakan gaun. Ini adalah pertama kalinya mereka melihatnya berpakaian seperti ini. Sepertinya karena musim panas telah tiba.     

Namun Ding Dang tidak terlihat seperti orang yang bisa memakai gaun sama sekali.     

Ding Dang buru-buru lewat di depan mereka sambil berjalan dengan miring-miring dan pincang dengan sepatu hak tingginya.     

Gong Mo begitu terkejut ketika melihatnya dan buru-buru memanggilnya, "Ding Dang"     

"Ah!" Ding Dang menggoyangkan tubuhnya, "Gong Mo! Kebetulan sekali! Kamu… kalian ini…"     

"Aku di sini untuk menjenguk. Kamu… kamu baik-baik saja, kan?"     

"Aku agak sakit, jadi aku periksa ke dokter." Ding Dang menggoyangkan kakinya dan berkata dengan malu, "Aku terkilir dua hari yang lalu dan masih sedikit sakit. Padahal biasanya aku bisa berdiri dengan stabil."     

Mata Gong Mo melebar, "Terkilir? Kalau sudah terkilir, kenapa kamu masih memakai sepatu hak tinggi?"     

"Ibuku bilang, begini baru terlihat berwibawa!" Ding Dang menyapa Sheng Nanxuan, lalu berkata, "Aku pergi dulu. Aku rasa cederaku cukup serius. Kalau begitu aku tidak akan mengganggu kalian lagi."     

Setelah selesai berbicara, ia menginjak sepatu hak tingginya, lalu berlari secepat kilat dan hampir terjatuh ke tanah beberapa kali.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.