Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Jika sampai Menangis lagi, Kamu Tidur saja di Ruang Kerja!



Jika sampai Menangis lagi, Kamu Tidur saja di Ruang Kerja!

0Ketika Sheng Nanxuan melihatnya, ia mengangkat bayi mungilnya dan memukul pantatnya, lalu berkata, "Bajingan kecil, beraninya kamu menendang istriku?"     
0

Uwaaaa!!!" Huzi kecil menatapnya dengan sedih. Ia tidak mengerti mengapa ayahnya yang baru saja memanjakannya tiba-tiba memukulnya.     

Gong Mo tercengang. 'Di… di… di… dia benar-benar memukul Huzi?! Huzi masih begitu kecil!'     

Sheng Nanxuan meliriknya, lalu mengulurkan tangannya dan menggosok-gosok dada Gong Mo dengan sedih.     

Gong Mo yang tersadar pun kembali ke akal sehatnya. Ketika tersadar dirinya sedang dicabuli, ia pun menampar Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan terbatuk canggung, lalu menatap anak itu dengan marah, "Bisa-bisanya kamu menendang ibumu! Bahkan kamu menendangnya di dada! Susah-susah memiliki cup C, kalau sampai kamu menendangnya kembali ke cup B, dari mana Ayah mendapat kebahagiaan seksual!"     

"Sheng Nanxuan!" Gong Mo berteriak dan meraih anak itu dan menyingkirkannya ke samping, lalu melompat ke atas Sheng Nanxuan dan mulai memukulinya, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan?!"     

"Aku mengatakan yang sebenarnya, kan?" seru Sheng Nanxuan, "Oh, oh, oh, pelan sedikit. Jangan pukul wajahku. Nanti aku masih harus keluar untuk bertemu orang…"     

"Aahhhhhhh!!!" Gong Mo sangat marah hingga ia melemparkan bantal ke kepala Sheng Nanxuan dan mengamuk, "Kenapa kamu begitu menyebalkan begini?! Kamu hanya tahu membuatku marah!"     

"Uwaaaa!!!" Huzi menangis di samping.     

Gong Mo menggendong Huzi dan meletakkannya di lengan Sheng Nanxuan, lalu berkata, "Hibur dia!"     

"Oh…" Ketika melihat Gong Mo marah, Sheng Nanxuan segera berdiri dan menggoyang-goyang Huzi, "Jangan menangis, ya…"     

"Membuatku marah saja!" Gong Mo berdiri dan kembali ke kamar dengan marah.     

Huzi semakin menangis dengan keras. Sheng Nanxuan mengangkatnya dengan kedua tangan, lalu berkata, "Masih saja menangis!"     

"Uwaaa!"     

"Masih menangis?!"     

"Oeeekkkkkk!"     

Sheng Nanxuan terdiam, lalu memelankan suaranya, "Kamu tidak punya alasan untuk menendang istriku."     

"Ooo…ooo…oeekkkk!!"     

Sheng Nanxuan yang sakit kepala, memutar bola matanya, lalu pergi mencari Gong Mo sambil menggendong Huzi.     

Ketika Gong Mo melihat Huzi menangis berlinangan air mata, ia merasa sangat kasihan dan segera menggendongnya.     

Di pelukan ibunya, tangisan Huzi pun segera mereda.     

Sheng Nanxuan menghela napas, "Dia harus segera tumbuh besar. Jika dia sudah besar, begitu aku memarahinya, dia pasti tidak akan menangis agar kamu tidak begitu kesusahan."     

"Kamu masih bilang begitu?!" Gong Mo memelototinya, "Dia baru umur berapa! Beraninya kamu memukulnya yang masih sekecil ini! Nanti saat dia sudah besar, apa jangan-jangan kamu mau membunuhnya?!"     

"Perhatikan kata-katamu itu! Lagi pula aku tidak memakai tenaga saat memukulnya!"     

"Masih saja bicara?!"     

Sheng Nanxuan segera menutup mulutnya, lalu beberapa saat kemudian bergumam pelan, "Aku begini karena ingin membalasnya untukmu, kan?" Selesai mengatakannya, ia duduk di sebelah Gong Mo, lalu mengulurkan tangannya untuk menepuk dada istrinya itu, "Tidak apa-apa, kan? Masih sakit?"     

"Aduhhh!" Gong Mo menghindarinya. Meskipun marah, tapi wajah Gong Mo tetap memerah, "Jangan mulai lagi! Lagi-lagi kamu masih saja ingin mengambil keuntungan dariku, kan?"     

"Setiap malam aku sudah melakukannya, jadi untuk apa aku harus terburu-buru? Aku ini benar-benar sedang mengkhawatirkanmu!"     

"Kamu masih bilang begitu?!" Gong Mo tersipu malu. Ia cepat-cepat menyingkir dan meletakkan Huzi ke dalam pelukan Sheng Nanxuan, lalu berkata, "Gendong baik-baik! Jika dia sampai menangis lagi, malam ini kamu tidur saja di ruang kerja!"     

Sheng Nanxuan buru-buru menggendongnya baik-baik, lalu membujuk dengan suara pelan, "Bayiku, jangan menangis, ya…. Ayah akan mengangkatmu tinggi-tinggi…!" Setelah mengatakannya, Sheng Nanxuan mengangkat Huzi.     

Anak itu tertegun sejenak, lalu tertawa bahagia.     

Gong Mo memelototinya sambil mengatupkan giginya. Ia sudah tahu bahwa tadi Sheng Nanxuan sengaja tidak menghibur Huzi dan suka menindasnya. Sheng Nanxuan baru akan patuh jika Gong Mo menggertaknya!     

Gong Mo pergi ke ruang ganti untuk berganti pakaian, lalu pergi ke rumah sakit bersama Sheng Nanxuan untuk menjenguk Gambino.     

Dalam perjalanan, Gong Mo bertanya, "Kapan kita pergi ke Pusat Pengujian DNA?"     

Sheng Nanxuan menghela napas, "Bagaimanapun juga hasilnya sudah keluar, jadi kita bisa pergi kapan saja."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.