Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Hanya Dia Satu-satunya



Hanya Dia Satu-satunya

0"Eh?" Gong Mo tidak ingin Gong Bai khawatir, jadi ia belum mengatakan tentang dirinya yang pergi ke Nanjiang, "Tenang saja. Hal-hal itu tidak ada hubungannya dengan Nanxuan dan tidak akan berpengaruh pada kami."     
0

"Baguslah kalau begitu. Jika terjadi sesuatu, beritahu aku."     

"Oke!" Gong Mo berjanji.     

Setelah menutup telepon, Gong Mo memandang pintu kamar pasien dan menghela napas.     

Gambino masih belum bangun, jadi ia dan Shan Rong tidak akan bisa kembali ke ibu kota untuk sementara waktu. Cepat atau lambat, Gong Bai pasti akan mengetahuinya.     

Gong Mo tidak peduli. Lagi pula ini bukanlah masalah besar. Ia hanya tidak ingin membuat Gong Bai khawatir, jadi ia tidak takut jika Gong Bai sampai mengetahuinya.     

Gong Mo hendak kembali ke kamar pasien ketika tiba-tiba handphone-nya berdering dan kali ini adalah telepon dari Yu Xinran.     

Gong Mo sontak berpikir, 'Kalian berdua memang pasangan serasi! Begitu Kakak baru saja selesai menelepon, Ipar juga menelepon!     

Ia menjawab telepon dan mendengar Yu Xinran bertanya, "Gong Mo, di mana kamu sekarang?"     

"Di rumah sakit. Ada apa?"     

"Tidak ada tempat yang bisa aku datangi. Aku bosan sendirian di hotel, jadi aku ingin ke tempatmu saja."     

"Boleh!" Gong Mo menyetujuinya, tapi merasa ada yang aneh, 'Bukannya Xinran pergi dengan Yu Qingliu untuk mewawancarai masalah keluarga Sheng? Memang sudah selesai?'     

Tepat ketika Gong Mo hendak bertanya, Yu Xinran sudah menutup telepon.     

Gong Mo pun hanya bisa berpikir, 'Kalau begitu aku akan bertanya padanya nanti.'     

Ketika ia berjalan memasuki kamar, Shan Rong sedang duduk di samping tempat tidur sambil merajut sweater.     

Pada saat makan siang, ia sekalian pergi ke supermarket untuk membeli jarum dan benang.     

Gong Mo berjalan mendekat, lalu duduk di sisi lain tempat tidur dan melirik Gambino yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.     

"Bu, Ibu merajut untuk siapa?"     

Shan Rong melirik Gambino, lalu menundukkan kepalanya dan berkata sambil merajut, "Sebelum ayahmu pergi, Ibu pernah bilang akan merajut sweater untuknya. Meskipun saat itu Ibu sudah merajut untuknya, tapi pada saat itu dia sudah tidak ada dan tidak pernah memiliki kesempatan untuk memakainya. Bukankah tahun lalu kita sudah mengubur barang-barangnya? Jadi sekarang Ibu hanya bisa merajutkan yang baru untuknya."     

Gong Mo menatapnya dan entah mengapa merasa sedih.     

"Bu, Apa Ibu sangat mencintai Ayah? tanyanya.     

"Bukan sangat mencintai juga. Hanya saja Ibu bertemu dengan seseorang di saat yang tepat, jadi Ibu rasa ayahmu sudah cukup bagi Ibu. Sekarang Ibu bertemu dengannya lagi, jadi bukankah ini yang namanya takdir?" Shan Rong tidak bisa menahan senyumnya, "Ibu merasa hanya dia satu-satunya. Dulu Ibu tidak pernah berpikir untuk menikah lagi, tapi sekarang saat Ibu mulai mempertimbangkannya, dia datang begitu saja. Tidakkah menurutmu dia ini benar-benar setan yang tidak bisa disingkirkan? Dia begitu suka menempel pada Ibu!"     

Gong Mo tersenyum, "Sepertinya Ayah lebih mencintai Ibu…!"     

Shan Rong mengeluh dengan suara yang pelan, "Jika memang mencintai Ibu, seharusnya dia cepat bangun!"     

"Dia akan bangun," Gong Mo buru-buru menyahut.     

Dari luar Gong Mo mendengar suara Sheng Nanxuan. Ia pun mendongak dan melihat ke arah datangnya suara itu.     

Begitu Sheng Nanxuan masuk, pengawal yang menjaga pintu menjadi waspada dan menatapnya dengan ekspresi yang tidak bersahabat.     

Ia sama sekali tidak memedulikannya dan berjalan sambil menggendong Huzi, lalu berkata pada Gong Mo, "Sepertinya dia lapar."     

"Hah?" Gong Mo terkejut dan bertanya sambil berbisik, "Lalu bagaimana aku bisa menyusuinya?"     

"Ada ruang ibu dan anak di sana. Kamu pergi kesana saja."     

"Baiklah kalau begitu." Gong Mo berkata pada Shan Rong, "Aku pergi dulu, ya..."     

Shan Rong mengangguk. Sambil memandang Gambino dengan cemas, ia bertanya, "Kapan Dokter akan datang untuk memeriksa lagi? Bukankah Dokter bilang dia harus bangun hari ini?"     

"Kalau begitu aku akan memberitahu Dokter." Sheng Nanxuan menuntun Gong Mo keluar dari kamar.     

Belum berjalan jauh dari sana, mereka bertemu dengan Yu Qingliu yang berjalan menghampiri mereka dengan agresif.     

Yu Qingliu menyingsingkan lengan bajunya dan ingin meninju Sheng Nanxuan, tetapi ketika melihatnya sedang menggendong Huzi, ia tidak berani meninjunya.     

Ia berhenti dan berkata, "Berikan anak itu pada Gong Mo"     

Sheng Nanxuan mengerutkan keningnya, "Ada apa?!"     

"Aku benar-benar ingin menghajarmu!" Yu Qingliu melambaikan tinjunya.     

Gong Mo buru-buru berdiri di depan Sheng Nanxuan dan berteriak keras-keras padanya, "Kenapa kamu mau memukulnya?!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.