Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Tiba-tiba Begitu Menempel Padaku



Tiba-tiba Begitu Menempel Padaku

0Gong Mo melingkarkan lengannya di leher Sheng Nanxuan dan menciumnya kembali.      
0

Pada saat sedang saling bercumbu, bibir dan lidah Sheng Nanxuan menuruni lehernya dan jari-jarinya bergegas masuk dari ujung pakaiannya.     

Gong Mo bertanya sambil terengah, "Kapan kamu mulai menyukaiku?"     

"Sepertinya cinta pada pandangan pertama…" Sheng Nanxuan mendongak dan mencium bibirnya, lali berkata, "Jika tidak terjadi peristiwa itu, aku pasti sudah sejak lama menculikmu ke atas tempat tidur! Tapi aku justru kosong dan kesepian selama empat tahun."     

"Empat tahun?" Gong Mo mengangkat alisnya, "Seberapa awal kamu ingin menculikku?"     

"Hmm… Kurasa, saat libur musim panas. Kemungkinan sepertinya paling lama sampai pada saat natal kamu akan aku lahap hingga bersih."     

Gong Mo kehabisan kata-kata dan menepuk pundaknya, "Sepanjang hari kamu hanya memikirkan ini di otakmu!"     

"Itu memang benar untuk beberapa saat. Pada saat itu aku masih muda dan penuh gairah, jadi kamu harus memahaminya."     

"Penuh gairah?" Wajah Gong Mo berubah dalam sekejap, "Jadi sesudah itu, bagaimana kamu mengontrol gairahmu?"     

"Kamu cemburu?" Sheng Nanxuan tersenyum, "Jangan khawatir. Aku belum pernah disentuh oleh orang lain."     

Wajah Gong Mo merah padam dan terlalu canggung untuk berbicara.     

Baiklah. Gong Mo hanya berjaga-jaga dan ingin bertanya apakah Sheng Nanxuan pernah bertemu dengan orang lain.     

Sheng Nanxuan mengangkat kaki Gong Mo dan melingkarkannya di pinggangnya. Gong Mo terkejut ketika menyadari entah sejak kapan Sheng Nanxuan sudah melepaskan celana dalam Gong Mo.     

"Sebenarnya, aku cukup bergairah sekarang." Ia menekan Gong Mo ke badannya dan berkata, "Apa kamu bisa merasakannya?"     

"Hmm." Gong Mo yang tidak tahan pun memutar tubuhnya dan memarahinya, "Jika kamu ingin melakukannya, lakukan dengan cepat! Jika sudah selesai aku ingin tidur!"     

"Sudah mengantuk?" Sheng Nanxuan berhenti dan hendak melepaskannya, "Kalau begitu tidak usah agar kamu bisa istirahat."     

"Hei!" Gong Mo meraihnya.     

Sheng Nanxuan tersenyum dengan puas.     

Wajah Gong Mo merah padam. Ia pun berkata dengan manja, "Menyebalkan!"     

Sheng Nanxuan tersenyum, lalu dalam sekejap masuk ke dalam tubuhnya dan memulai pesta malam itu.     

Di pagi hari, Gong Mo membuka matanya dan menemukan bahwa Sheng Nanxuan yang sudah bangun sedang melihat di handphone-nya.     

Gong Mo melingkarkan lengannya di leher Sheng Nanxuan dan mencium pipinya.     

Sheng Nanxuan meletakkan handphone-nya dan berkata sambil tersenyum, "Tiba-tiba kamu begitu menempel padaku."     

Gong Mo menatapnya dengan pura-pura cemberut, lalu mengulurkan tangan dan menjewer telinganya, "Itu karena aku ingin menebus tahun-tahun yang sudah aku lewatkan."     

Ketika Sheng Nanxuan mendengarnya, ia meraih tangan Gong Mo dan meletakkannya di bibir dan menciumnya, lalu menatapnya dengan lembut, "Masa lalu tidak bisa dikembalikan. Apa yang sudah berlalu akan berlalu. Jika terus memikirkannya akan membuat diri kita merasa sedih. Kita memiliki masa depan yang panjang dan waktu seumur hidup. Beberapa tahun yang sudah lewat ini, kita anggap saja sedang tidak beruntung."     

"Pft!" Gong Mo tertawa, "Oke… Terserah apa katamu saja…"     

"Bagus!" Sheng Nanxuan berguling dan menekannya dengan tubuhnya.     

Gong Mo terkikik, "Apa yang kamu lakukan! Hari sudah pagi! Sudah jam berapa sekarang? Cepat bangun! Kita masih harus pergi ke rumah sakit."     

"Tidak perlu buru-buru. Pelan-pelan saja." Setelah bergulat begitu lama tadi malam, Sheng Nanxuan tidak ingin melanjutkan, jadi ia melepaskannya dan merangkak bangun, "Sepertinya Huzi sudah lapar. Aku akan menggendongnya kemari untuk menyusu dulu."     

Gong Mo tersipu, "Pergilah."     

"Kenapa wajahmu memerah lagi?" Sheng Nanxuan tidak bisa menahan diri untuk menggodanya, "Apa yang kamu pikirkan?"     

Gong Mo mendorongnya menjauh, "Ini semua gara-gara kamu! Setiap hari berebut makan dengan anakmu! Hari ini tidak boleh!"     

"Lagi pula hari ini aku tidak lapar."     

Gong Mo memelototinya.     

Sheng Nanxuan tertawa dan melompat dari tempat tidur, lalu mengambil jubah mandi yang disediakan oleh hotel. Sesudah memakainya, ia meninggalkan kamar.     

Gong Mo berbaring, mengambil handphone dan melihat bahwa sekarang sudah jam sembilan.     

Ia sontak menghela napas. 'Ini sudah terlalu siang!'     

Setelah meletakkan handphone, Sheng Nanxuan pun masuk. Sambil menggendong Huzi, ia menoleh dan berkata ke arah luar, "Masuklah."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.