Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Alasan Sebenarnya Dihipnotis (7)



Alasan Sebenarnya Dihipnotis (7)

0'Bagaimana ini?' kata Sheng Nanxuan dalam hatinya.     
0

Jika membiarkan baju dan celananya di sini, Gong Mo pasti akan merasa bingung ketika bangun keesokan harinya.     

Sheng Nanxuan berpikir sejenak, lalu membawanya ke kamar mandi untuk membantu Gong Mo mencucinya, termasuk pakaian dalamnya.     

Ia tidak khawatir akan membangunkan Shan Rong. Lagi pula ia bisa melakukan hipnotis, jadi jika Shan Rong terbangun dan melihatnya, ia akan melupakannya lagi setelah dihipnotis.     

Setelah mencuci pakaian, Sheng Nanxuan kembali ke kamar Gong Mo dan melihat buku kenangan Gong Mo, juga foto kelulusan di mejanya.     

Ia mengambil foto kelulusan dan melihatnya sesaat, lalu melihat barang-barang di mejanya, mengambil silet di tempat pena. Ia membuat sayatan kecil pada wajahnya yang ada di foto, lalu membuka botol tinta dan perlahan-lahan meneteskan tinta di sana.     

Di permukaan foto terdapat sebuah lapisan, sehingga jika tidak sedikit tergores, air tidak akan bisa membasahi foto itu.     

Setelah menghancurkan foto itu, ia membuka buku kenangan dan membalik sampai ke halaman terakhir.     

Itu adalah halaman tulisan Sheng Nanxuan untuk Gong Mo. Sambil menggertakan giginya, ia merobeknya dengan enggan, melipatnya perlahan, dan memasukkannya ke dompet.     

Sheng Nanxuan berbalik menghampiri Gong Mo, memegangi wajahnya, dan memanggil dengan lembut, "Gong Mo… Gong Mo…"     

Gong Mo bergerak sambil mengerutkan keningnya.     

Sheng Nanxuan meregangkan kerutan di dahi Gong Mo. Pada saat gadis itu membuka matanya perlahan, tiba-tiba Sheng Nanxuan menjentikkan jarinya di sebelah telinga Gong Mo.     

Gong Mo menyipitkan matanya dan samar-samar melihat pemandangan di sekitarnya, lalu melihat bahwa ia sedang berada di kamarnya sendiri, tetapi ia tidak tahu apakah itu mimpi atau bukan.     

Sheng Nanxuan berjalan ke meja, mengulurkan tangannya dan menyenggol botol tinta.     

Tinta yang ada di dalam botol itu pun keluar dan membasahi buku kenangan. Ketika dirasa sudah cukup, Sheng Nanxuan mengangkatnya, mengambil kertas tisu dan menyesap tinta yang ada di buku kenangan dengan menggunakan tisu itu. Sesudah itu ia merobek bagian yang terkena tinta menjadi beberapa bagian dan membuangnya ke tempat sampah.     

Tak!     

Di akhir, Sheng Nanxuan menjentikkan jarinya sehingga Gong Mo menutup matanya dan tertidur.     

Keesokan harinya, Gong Mo bangun dan merasa sedikit lesu.     

Pakaian di luar jendela bergoyang. Ketika melihatnya sesaat, Gong Mo merasa kepalanya sedikit sakit.      

Apa kemarin ia memakai baju itu?     

Gong Mo bangun dan ingin mandi. Ketika melewati meja dan melihat buku kenangan yang ada di sana, tiba-tiba ia teringat bahwa dirinya tidak sengaja menuangkan tinta ke atasnya tadi malam.      

Pada saat melihat ke tempat sampah, benar saja, ada beberapa sobekan kertas yang "ia" sobek dari buku kenangan.      

Pada saat ia memeriksanya, untungnya itu hanyalah halaman kosong, jadi Gong Mo pun menghela napas lega.     

Gong Mo mengulurkan tangannya untuk mengambil buku kenangan, lalu tiba-tiba melihat foto kelulusan yang hampir tenggelam dalam tinta.     

Ia bergegas ke kamar mandi untuk mencucinya.     

Foto itu terbuat dari material kertas yang berbeda, jadi seharusnya akan sangat mudah dibersihkan.     

Tetapi setelah dicuci, masih ada noda pada bagian tengah dan tinta itu menembus hingga ke bagian belakang foto itu sehingga tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan noda tinta itu.     

...     

Sesudah mengingat kembali semua kejadian yang ia lupakan, pada saat ini Gong Mo menyadari bahwa mobil yang ditumpanginya tidak mengejar helikopter itu sama sekali, melainkan melaju ke arah yang berlawanan.     

Ia buru-buru bertanya pada Fang Yang yang ada di sebelahnya, "Apa kita tidak pergi menyelamatkannya?"     

"Pergi." Fang Yang menjelaskan, "Tetapi mobil tidak akan dapat mengejar helikopter. Saya menebak bahwa mereka pasti akan pergi Nanjiang, jadi saya sudah memanggil seseorang untuk mengemudikan pesawat yang terparkir di Bandara Beijing. Sekarang kita akan pergi ke bandara terdekat untuk menerbangkan pesawat. Saya yakin kita akan sampai terlebih dahulu sebelum mereka."     

Bagaimanapun juga, kecepatan helikopter tidak akan bisa mengimbangi pesawat Boeing.     

Sekarang mereka sudah meninggalkan ibu kota sejauh beberapa ratus mil dan membutuhkan waktu beberapa jam untuk kembali ke bandara. Hanya saja, masih ada sebuah bandara terdekat yang hanya membutuhkan waktu setengah jam. Dengan demikian, mereka bisa lebih menghemat waktu.     

Setelah Gong Mo mendengar perkataan Fang Yang, ia masih saja khawatir, "Bagaimana jika…     

"Nyonya tenang saja. Saya sudah menyuruh sekelompok orang untuk bersiap-siap."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.