Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Masa Lalu Gong Mo (22)



Masa Lalu Gong Mo (22)

0"Kamu mengisi universitas mana?" Sheng Nanxuan melihat formulir universitas Gong Mo, "Kenapa semuanya universitas di Nanjiang? Bukannya kamu ingin kuliah di Universitas Beijing? Kamu juga bisa memilih universitas lain yang ada di Beijing, kan? Nanjiang hanya memiliki beberapa universitas, sementara Beijing memiliki begitu banyak universitas bagus yang bisa kamu pilih sesuka hatimu!"     
0

Gong Mo menunduk, "Aku tidak ingin pergi terlalu jauh. Ibuku sendirian, jadi aku tidak ingin pergi terlalu jauh." kata Gong Mo dengan suara yang makin kecil.     

Sheng Nanxuan tertegun sejenak dan melihat formulir universitasnya, lalu tiba-tiba mencoret pilihan pertamanya.     

Sheng Nanxuan terdiam sejenak, lalu menyalin pilihan pertama dan kedua seperti milik Gong Mo.     

Gong Mo berseru, "Apa yang kamu lakukan?! Apa kamu tidak bisa serius sedikit?"     

"Aku sangat serius." Sheng Nanxuan memandangnya, "Aku masih ingin menjadi teman satu sekolahmu."     

Gong Mo tercengang. Ia tersipu malu dan menundukkan kepalanya.     

Pada malam hari, Gong Mo pergi menonton bioskop bersama Shan Rong. Pada saat pulang ke rumah, hari sudah sangat malam. Begitu selesai mandi, Shan Rong pun langsung tidur.     

Gong Mo juga bersiap untuk tidur. Ketika berjalan ke kamar, ia melihat tas yang berada di atas tempat tidur dan teringat akan buku kenangan yang Sheng Nanxuan berikan tadi siang. Ia pun mengeluarkannya dari dalam tas.     

Gong Mo meletakkan buku kenangan itu di atas meja. Selain buku kenangan, di atas meja juga terdapat foto-foto kelulusan mereka.     

Gong Mo mengambil foto itu dan melihat Sheng Nanxuan yang ada di dalam foto itu. Jantungnya pun langsung berdetak kencang.     

Ia juga tidak tahu apa yang Sheng Nanxuan tulis untuk dirinya. Sheng Nanxuan baru memberikannya pada Gong Mo setelah menulis untuk waktu yang sangat lama.     

Ada secercah harapan di dalam harinya. Ia berharap ada suatu kejutan di dalamnya.     

Gong Mo membuka buku kenangan. Setelah beberapa menit, tiba-tiba ia bangkit berdiri, melepas piyamanya dan melemparkannya ke tempat tidur. Sesudah itu ia membuka lemari, mengeluarkan pakaian yang akan dipakainya, mematikan lampu, dan mengambil kunci, lalu diam-diam meninggalkan rumah.     

Di pintu gerbang sekolah, Sheng Nanxuan bersandar di dinding dalam diam. Bayangan panjangnya terlihat di bawah lampu jalan.     

Ia melirik jam tangannya. Sudah pukul sepuluh malam.     

Sheng Nanxuan tahu bahwa Gong Mo tidak akan datang, tetapi ia tidak ingin beranjak dari sana dan terus bersandar di dinding.     

'Terserah saja mau bagaimana…'     

Sheng Nanxuan bersandar dan tidur di sini dan menunggu mentari pagi membangunkannya, lalu ia akan terus menunggu.     

Mungkin saja hari ini Gong Mo sama sekali belum membaca catatan buku kenangan itu. Jadi Sheng Nanxuan memutuskan untuk tetap menunggu sampai besok. Gong Mo begitu baik, jadi ia pasti akan datang. Meskipun Gong Mo menolaknya, ia pasti akan menolak secara langsung.     

Tiba-tiba suara seseorang yang sedang berlari terdengar olehnya, diseertai dengan suara seorang gadis yang terengah-engah.     

Sheng Nanxuan menoleh dan melihat seorang gadis dengan rambut acak-acakan berlari ke arahnya dengan susah payah.     

Ia berdiri tegak dan menatap gadis itu.     

Sepertinya gadis itu sudah berlari untuk waktu yang lama. Langkah kakinya sangat lambat dan napasnya terus terengah-engah.     

Pada saat Sheng Nanxuan mengenalinya, ia bergegas menghampiri dan merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya.     

"Ah!" Gong Mo sontak terkejut. Ia pun bersandar pada Sheng Nanxuan dengan terus terengah-engah.     

Setelah waktu yang lama, Sheng Nanxuan pun melepaskannya. Ia meraih bahu Gong Mo dan berteriak, "Kenapa kamu bisa di sini?"     

"Ma… maafkan aku." Gong Mo berkata dengan penuh rasa bersalah, "A… aku baru saja membaca catatan buku kenangan…"     

Sheng Nanxuan tertegun sejenak, lalu memeluknya lagi. Perasaannya benar-benar sangat senang.     

Ternyata Gong Mo bukannya tidak datang, tetapi karena ia baru saja membaca catatan Sheng Nanxuan, ia buru-buru datang kemari.     

Pasti ada Sheng Nanxuan di dalam hati Gong Mo.     

Setelah beberapa waktu kemudian, napas Gong Mo sudah kembali tenang, tetapi Sheng Nanxuan masih memeluknya. Ia pun mendorongnya dengan canggung dan merasa agak malu.     

Sheng Nanxuan tiba-tiba berteriak, "Sudah larut begini, bukannya diam di rumah, untuk apa kamu malah berlarian di luar?!"     

Gong Mo terkejut dan menatapnya dengan kesal, "Bu… bukankah aku datang untuk mencarimu?"     

"Tapi sekarang sudah jam setengah sepuluh! Tidak ada siapapun lagi selain orang jahat di jalanan! Apakah kamu keluar untuk mencari mati?!"     

Gong Mo mengatupkan bibirnya dan mulai menangis karena merasa sudah diperlakukan dengan tidak adil.     

Sheng Nanxuan terkejut dan panik seketika, "Jangan menangis, jangan menangis… Aku tidak akan mengatakan apapun lagi, oke? Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu…"     

"Aku di sini untuk mencarimu, oke?" Gong Mo mengusap matanya dan menangis, "Kenapa kamu malah membentakku?!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.