Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Masa Lalu Gong Mo (16)



Masa Lalu Gong Mo (16)

0Gong Mo tercekat. Ia mengambil buku itu dan mengajarinya. Dalam hatinya, Gong Mo berkata, "Kalau begitu kenapa kamu memiliki muka untuk bertanya padaku!"     
0

Setelah belajar mandiri di malam hari, Gong Mo pun pulang. Setelah berpisah dengan Tang Xinxin di gerbang sekolah, ia mendengar Sheng Nanxuan memanggilnya.     

Pada saat Gong Mo menoleh, Sheng Nanxuan datang menghampirinya, "Biar kuantar."     

Gong Mo memikirkan kata-kata Tang Xinxin, 'Apa jangan-jangan dia benar-benar menyukaiku?'     

Gong Mo tersipu malu dan tergagap, "Ti… tidak usah."     

"Sangat berbahaya jika kamu seorang diri. Kamu tidak ingin bertemu dengan orang seperti Song Zijie lagi, kan?"     

"Eh?" Gong Mo ragu-ragu sejenak, lalu berbalik dan berjalan ke depan.     

Sheng Nanxuan tersenyum dan mengikutinya.     

Gong Mo meliriknya, "Kenapa kemarin malam kamu mengikutiku?"     

"Aku takut terjadi sesuatu padamu." jawabnya.     

Jantung Gong Mo berdetak kencang dan wajahnya memerah lagi.     

'Bagaimana dia bisa mengatakannya dengan santai seperti itu?' pikir Gong Mo.     

Keduanya berjalan tanpa bersuara. Setelah beberapa saat, Sheng Nanxuan bertanya, "Oh, ya! Aku masih tidak terlalu mengerti pertanyaan kimia hari ini."     

"Bagian mana yang tidak kamu mengerti?"     

Sambil berjalan, keduanya berjalan sambil membahas materi pembelajaran.     

Sesampainya di jalan yang ada di luar perumahan Gong Mo, ia berhenti, "Sampai di sini saja. Kamu tidak perlu mengantarku lagi."     

Bagaimana jika ada tetangga yang melihat dan mengira Gong Mo berpacaran dengannya?     

Sheng Nanxuan berhenti, "Kalau begitu aku akan melihatmu memasuki gerbang."     

Gong Mo tertegun sejenak, lalu menatapnya, "Oke, terima kasih."     

"Sama-sama." Sheng Nanxuan tersenyum.     

Gong Mo berjalan dua langkah, lalu berbalik dan berkata, "Sebenarnya, kamu benar-benar orang yang baik."     

"..." Sheng Nanxuan tidak ingin dianggap hanya sekedar orang baik!!     

"Lebih baik lagi kalau kamu belajar dengan serius."     

"Bukankah sekarang aku sudah belajar dengan serius?" tanyanya putus asa.     

Gong Mo tersenyum, "Baru satu hari saja. Masih ada dua tahun lagi sebelum ujian masuk perguruan tinggi. Apa kamu bisa bertahan?"     

"Asalkan kamu mengajariku."     

Gong Mo tertegun sejenak, lalu berbalik dengan wajah merah padam, "Sampai jumpa besok"     

"Jangan lupa sarapanku"     

Gong Mo berhenti, "Apa yang ingin kamu makan?"     

"Sama seperti kamu saja."     

Gong Mo tercekat, lalu berbalik dan pergi. Kali ini ia benar-benar pergi dan tidak menoleh ke belakang.     

Melihatnya memasuki perumahan, Sheng Nanxuan berbalik dengan gembira dan pulang ke rumah.     

Sesampainya di dalam rumah, Gong Mo berkata pada Shan Rong, "Bu, bisakah Ibu membuat sarapan sedikit lebih banyak besok?"     

"Kenapa?" ​​Shan Rong memandangnya, "Nafsu makanmu bertambah?"     

"Bukan." kata Gong Mo sambil tersenyum, "Semester lalu kakiku terkilir dan ada teman sekelas yang membantuku membeli obat. Aku tahu dia tidak sarapan, jadi aku ingin membawakannya."     

"Bukan Hati Manis yang membantumu?"     

"Bukan. Teman sekelas yang lain. Ibu belum pernah bertemu dengannya sebelumnya. Sebenarnya aku ingin mengganti uang obatnya, tapi dia tidak mau. Jadi aku pikir, aku akan memberinya makanan saja…!"     

"Baiklah kalau begitu." Shan Rong menyetujuinya, "Bagaimana bisa melewatkan sarapan di usia muda? Apa dia tidak punya uang?"     

"Sepertinya karena sudah terbiasa begitu. Aku juga sudah bilang padanya bahwa bisa sakit perut jika tidak sarapan, tapi dia tidak mau mendengarkan. Besok aku akan membawakan sarapan untuknya, lihat saja apakah dia akan memakannya atau tidak. Jika orang lain yang memberi, biasanya tidak enak untuk menolak."     

"Iya, iya." Shan Rong mengangguk, "Kalau begitu Ibu akan membuat satu porsi lebih banyak."     

"Iya. Samakan saja seperti milikku."     

"Bubur susah untuk dibawa, jadi lebih baik kamu bawakan dia yang lebih mudah untuk dibawa saja." Shan Rong mengira teman sekelasnya adalah seorang perempuan.     

Shan Rong memasak masakan yang berbeda setiap harinya. Terkadang bubur dan mantau, terkadang mie kuah, terkadang pangsit, dan terkadang roti dan kue yang dibeli dari luar. Selain itu, ia juga memaksa Gong Mo untuk minum sekotak susu murni dan makan sebutir telur.     

Jika ingin membawakan untuk teman sekelasnya, maka dia tidak bisa memasak sesuatu yang berkuah, jadi kedepannya Shan Rong memutuskan untuk tidak membuat mie kuah.     

Keesokan paginya, Gong Mo menyelesaikan sarapannya dan mengemas porsi Sheng Nanxuan dalam kotak bento, kemudian mengambil dua kotak susu dari karton susu.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.