Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Masa Lalu Gong Mo (13)



Masa Lalu Gong Mo (13)

0Tang Xinxin terkekeh, "Akan sangat bagus jika aku seorang laki-laki karena dengan begitu kita pasti akan menjadi sepasang kekasih!"     
0

Tiba-tiba Gong Mo teringat akan Sheng Nanxuan dan tidak mengomentari perkataannya.     

"Hei!" ketika Tang Xinxin tidak mendengar respon darinya, ia merasa Gong Mo benar-benar aneh, "Kamu kenapa? Apa kamu masih marah pada Sheng Nanxuan? Memang bagaimana dia menindasmu?"     

"Tidak."     

"Dia tidak mungkin memukulmu, kan?" Tang Xinxin bertanya dengan terkejut.     

"Tidak."     

"Baguslah kalau begitu. Jika dia bahkan sampai memukul wanita, dia benar-benar sampah!"     

Sepeda itu berbelok ke jalan yang ditumbuhi pepohonan di luar sekolah. Terdapat jauh lebih sedikit siswa di jalan itu. Tang Xinxin mempercepat kecepatannya sehingga angin bertiup di telinganya.     

Gong Mo mengulurkan tangan dan menyingkirkan rambut di sekitar telinganya, lalu tercengang ketika melihat Sheng Nanxuan berdiri di bawah pohon payung Cina yang ada di pinggir jalan.     

Sheng Nanxuan menatapnya. Pandangan matanya mengikuti Gong Mo.     

Dadanya sesak dan jantungnya berdebar kencang. Gong Mo menurunkan tangannya ke atas tas sekolahnya. Pipinya mulai memanas ketika memikirkan buku yang dimasukkan ke dalam tasnya.     

Gong Mo tidak bisa menahan dirinya untuk menoleh menatapnya. Sheng Nanxuan tertunduk kesepian sambil tersenyum pahit.     

Gong Mo segera memalingkan wajahnya. Perasaannya dan pikirannya benar-benar berantakan.     

Gong Mo mengajak Tang Xinixn ke rumahnya untuk makan malam, lalu bersama-sama kembali ke sekolah untuk belajar mandiri di malam hari.     

Sheng Nanxuan masih sama seperti sebelumnya, masih tidak datang untuk belajar mandiri di malam hari.     

Entah mengapa Gong Mo merasa kecewa ketika melihat kursi Sheng Nanxuan kosong.     

Pada saat pulang di malam hari, Gong Mo dan Tang Xinxin berpisah di gerbang sekolah, dan pulang ke arah yang berlawanan.     

Ketika tiba di jalan yang sepi, Gong Mo yang merasa agak takut pun berjalan dengan cepat.     

Pada saat berjalan dan berjalan, Gong Mo merasa ada orang yang mengikutinya. Ia menoleh dan melihat seseorang berhenti beberapa meter jauh darinya.     

Gong Mo sontak terkejut, lalu berbalik dan berlari. Setelah berlari beberapa langkah, ia kembali menoleh dan melihat orang itu berjalan mendekat ke arahnya perlahan, lalu kembali menghentikan langkahnya.     

Gong Mo memicingkan matanya dan melihat bahwa orang itu adalah Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan mundur selangkah.     

Seluruh tubuh Gong Mo bergetar. Entah karena marah atau takut. Gong Mo pun berbalik dan berlari secepat kilat.     

Dia berlari sampai ke gerbang perumahan sebelum akhirnya berani berhenti, lalu menoleh dan melihat Sheng Nanxuan berdiri di persimpangan yang ada di depan, sekitar dua puluh meter darinya.     

Gong Mo berbalik dan masuk ke dalam perumahan. Sesampainya di rumah, ia masuk ke kamar dan mengeluarkan buku puisi itu, lalu membukanya dan tulisan yang tertulis di judul halaman.     

"Untuk Gong Mo."     

'Selamat ulang tahun…'     

'14 Juni.'     

Gong Mo langsung menutup buku itu.     

Ulang tahun Gong Mo adalah 16 Juni.     

Tapi sekarang sudah tanggal 16 Agustus.     

Ini adalah hadiah ulang tahun yang Sheng Nanxuan siapkan untuknya dua bulan lalu!     

Pada saat itu, bukankah mereka berdua belum bertemu?     

Hari di mana Gong Mo bertemu dengan Song Zijie adalah seminggu kemudian.     

Namun di hari ulang tahunnya, banyak teman sekelas yang memberikan hadiah untuknya. Jika Sheng Nanxuan juga sudah menyiapkan hadiah untuknya, lalu kenapa dia tidak memberikannya pada Gong Mo?     

Gong Mo tertegun begitu lama, lalu akhirnya membuka kumpulan puisi itu.     

Gong Mo sudah membaca banyak puisi Xi Murong.      

Puisi Xi Murong indah. Banyak puisi cinta yang ditulisnya begitu terkenal dan mampu membuat seseorang tersentuh.     

Misalnya saja Pohon yang Berbunga atau Hati Teratai.     

Banyak orang telah mengutipnya dan membuatnya kembali. Ketika Gong Mo sedang membaca novel dan melihat kutipan puisinya. Hanya saja, Gong Mo tidak sempat mencari dan membaca buku puisi Xi Murong itu.     

Sementara sekarang, ada seseorang yang memberikannya padanya.     

Gong Mo tidak bisa menyangkal bahwa hadiah ini sudah menyentuh hatinya.     

Itu karena ia sangat menyukai puisi-puisi Xi Murong.     

Gong Mo membuka buku puisi itu dan membacanya perlahan.     

Sampai pada bagian puisi yang ditulis oleh Sheng Nanxuan di buku coret-coretannya.     

'Ternyata itu juga karya Xi Murong?' batin Gong Mo.     

Judul puisi ini adalah Pilihan.     

'Jika aku datang ke dunia…'     

'Hanya untuk bertemu denganmu sekali…'     

'Hanya untuk sesaat dalam miliaran tahun cahaya…'     

'Dalam sekejap, seluruh keindahan dan kesedihan ada di sana.'     

'Kalau begitu biarkan saja semua yang harus terjadi…'     

'Terjadi dalam sekejap.'     

'Biarkan aku membungkuk dan berterima kasih pada alam semesta atas seluruh bantuan yang diberikan.'     

'Membiarkanku bertemu denganmu dan tidak jauh darimu...'     

'Dan melengkapi sebuah puisi yang ditulis oleh Yang Kuasa.'     

'Lalu perlahan-lahan menua bersama.'     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.