Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Masa Lalu Gong Mo (3)



Masa Lalu Gong Mo (3)

0Gong Mo linglung. Butuh beberapa saat baginya untuk bereaksi dan berteriak, "Kembali!"     
0

Sheng Nanxuan terus berjalan ke depan.      

"Sheng Nanxuan!!!" teriak Gong Mo.     

Sheng Nanxuan berhenti, lalu berbalik dan kembali. Ketika menatap wajah Gong Mo yang cantik berlinang air mata, jantungnya berdegup.     

"Kamu tahu namaku?" tanyanya.     

Ekspresi Gong Mo berubah, lalu menjawab dengan datar, "Aku ini teman sekelasmu."     

Tentu saja karena orang ini selalu membolos setiap hari, ia bahkan tidak tahu siapa saja teman sekelasnya. Tahun pertama SMA juga akan segera berakhir dan sudah hampir dua semester dilalui. Bukankah hari-harinya terlalu tidak karuan?     

"Tentu saja aku tahu kamu adalah teman sekelasku," kata Sheng Nanxuan. "Ketua kelas yang terhormat." lanjutnya.     

Gong Mo tersipu malu. Ternyata Sheng Nanxuan mengenalnya.     

"Aku hanya tidak menyangka ternyata kamu tahu namaku." Sheng Nanxuan mengangkatnya dan menggendongnya seperti sedang menggendong tuan putri.     

Gong Mo tertegun sejenak. Begitu Sheng Nanxuan berjalan beberapa langkah, ia pun bereaksi, "Tu… tu…. tu…. turunkan aku!"     

"Kamu yakin?" Sheng Nanxuan mengangkat alisnya, "Kamu bisa jalan? Kamu tidak mengizinkanku menggendongmu di punggungku dan juga tidak mengizinkanmu untuk menggendongmu seperti ini. Kamu ingin lumpuh, ya?"     

"Aku…" Gong Mo malu sekaligus cemas, "Lebih baik kamu menggendongku di punggungmu saja."     

"Bukannya tadi kamu tidak mengizinkannya?" Sheng Nanxuan menurunkan Gong Mo dengan enggan.     

Gong Mo mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.     

Gong Mo hanya berpikir bahwa bukankah pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan?     

Akan tetapi, ternyata orang ini baik. Karena Gong Mo tidak membiarkannya menggendong dirinya di punggung, ia pun menggendongnya di depan seperti menggendong seorang putri.     

Sheng Nanxuan berjongkok di depannya dan Gong Mo pun mau tidak mau naik ke punggungnya.     

Sheng Nanxuan berjalan perlahan sambil menggendong Gong Mo di punggungnya dan melewati jalan di dekat kafe internet yang kotor, kemudian melewati pasar malam yang dipenuhi dengan sederetan makanan lezat.     

Gong Mo merasa, digendong seseorang di punggung sangatlah nyaman. Ini semua karena punggung laki-laki cenderung lebih lebar.     

'Kalau Ayah masih ada, Ayah pasti akan menggendongnya seperti ini dan bahkan lebih hebat darinya.'     

Pada saat tiba di luar apotek, Sheng Nanxuan menurunkan dan membiarkan Gong Mo duduk di pinggir jalan, lalu berkata, "Tunggu aku."     

Gong Mo menatapnya dan melihatnya memasuki apotek.     

Setelah beberapa saat, Sheng Nanxuan keluar dengan sekantong obat-obatan dan melemparkan beberapa di antaranya pada Gong Mo satu per satu, "Anti-inflamasi, penghilang rasa sakit, dan pelancar peredaran darah semuanya dimakan secara langsung. Untuk berapa banyak yang harus di makan, lihat di instruksinya."     

Di akhir, Sheng Nanxuan mengambil sebotol obat dan berkata, "Ini untuk penggunaan luar. Semprotkan pada bagian yang sakit, lalu gosok."     

Setelah mengucapkannya, ia membuka botol, menyemprot kaki Gong Mo, lalu memegang dan menggosok kakinya.     

"Ssh!" Gong Mo mendesis kesakitan sambil menggigit bibir bawahnya.     

"Tahanlah sedikit." Sheng Nanxuan memandangnya sekilas, lalu melakukannya dengan lebih lembut.     

Gong Mo merasa bagian yang terluka perlahan-lahan mulai mulai memanas dan tidak sesakit sebelumnya.     

Gong Mo tersipu malu dan sekujur tubuhnya serasa tidak nyaman ketika melihat kakinya dan melihat tangan Sheng Nanxuan yang sedang menggosok kakinya.     

Selama ini tidak ada laki-laki yang pernah menyentuhnya.     

Malam ini benar-benar sial. Tangan Gong Mo digandeng oleh orang ini, ia juga dicium, digendong seperti seorang putri, dan digendong di punggungnya. Bahkan di akhir, kakinya dipegang dan tidak juga dilepaskan.     

Jika ini di zaman kuno, Gong Mo harus menikahinya. Jika tidak, ia harus gantung diri atau dimasukkan ke dalam kandang babi.     

Gong Mo berbisik, "Sudah, cukup."     

"Ini harus digosok sebentar lagi, lalu rasa sakitnya akan segera hilang." Sheng Nanxuan menggosok kakinya selama dua menit lagi sebelum akhirnya melepaskannya.     

Gong Mo segera menarik kakinya dan memakai sepatu, lalu menyadari sesuatu.     

"Eh! Benar-benar sudah tidak sakit lagi!"     

"Omong kosong." Sheng Nanxuan melemparkan obat itu pada Gong Mo, lalu berkata, "Obat anti bengkak dan Pereda Nyeri Shengshi sudah memenangkan peringkat pertama di negara bagian dengan efek penyembuhan yang luar biasa."     

Gong Mo terkejut, "Shengshi adalah milik keluargamu?"     

"Iya, benar." Sheng Nanxuan meliriknya.     

Di bawah lampu jalan, Gong Mo tampak sangat cantik.     

Gong Mo tersipu dan menundukkan kepalanya, lalu memasukkan obat ke dalam tas sekolahnya, "Terima kasih."     

"Sama-sama." Sheng Nanxuan menoleh dan melihat kendaraan yang berlalu-lalang di jalan, dan merasa hari ini berakhir dengan sangat baik.     

"Berapa harganya?" Di sebelahnya ada seorang wanita tidak peka yang merusak suasana, bertanya padanya. "Besok akan aku bayar." lanjutnya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.