Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Aku Cinta Kamu



Aku Cinta Kamu

0"Sungguh pasangan suami istri yang begitu saling mencintai rupanya…" Sheng Donglin tersenyum mencibir, lalu berkata, "Atau bagaimana kalau kalian naik bersama saja?"     
0

"Aku akan baik-baik saja." Sheng Nanxuan memandang Gong Mo, "Menurutlah padaku.. Jangan buat aku cemas."     

Gong Mo mulai menangis, "Maafkan aku…"     

"Aku yang minta maaf padamu." Sheng Nanxuan berkata, "Tujuan awal mereka pasti aku. Tapi karena tidak bisa menangkapku, mereka hanya bisa menyanderamu terlebih dulu."     

"Huhuhu…" Gong Mo menatapnya, "Aku takut terjadi sesuatu padamu!"     

"Jangan takut. Suamimu ini begitu hebat. Kamu harus percaya padaku." Sheng Nanxuan tersenyum ringan.     

Tangis Gong Mo semakin pecah.     

"Sudah, jangan menangis!" Sheng Donglin mendorong Gong Mo dan berkata pada Sheng Nanxuan, "Naiklah ke helikopter terlebih dulu. Sesudah kamu naik, aku akan langsung melepaskannya."     

Sheng Nanxuan mengangguk dan berkata pada Gong Mo, "Aku akan segera turun."     

Setelah mengatakannya, ia berbalik dan naik.     

Sheng Nanxuan sama sekali tidak takut pada Sheng Donglin dan orang-orang ini. Baginya, mereka semua hanyalah orang-orang yang tua, lemah, sakit, dan rapuh.     

Asalkan Gong Mo baik-baik saja, Sheng Nanxuan bisa melepaskan tinju dan tendangannya. Pada saat itu, ia hanya memerlukan beberapa gerakan untuk menjatuhkan mereka semua.     

Ia masuk ke kabin dan melihat Liu Xuelan sedang berjongkok di lantai sambil memegang jarum suntik yang dipenuhi cairan obat di tangannya.     

Sheng Nanxuan terkejut di dalam hatinya. Situasi ini tidak baik.     

Karena tadi ia terus terfokus pada Gong Mo, ia tidak memikirkan apa yang dilakukan Liu Xuelan dengan kotak medis yang dibawanya itu. Ternyata ia ingin menggunakan obat untuk menghadapi Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan memperkirakan bahwa jarum suntik itu berisi obat bius yang sangat ampuh. Orang biasa langsung dapat terbius hanya dengan menggunakan dosis kecil.     

Sementara dirinya…     

Liu Xuelan menyiapkan jarum suntik yang dipenuhi cairan obat untuknya. Kemungkinan besar, Sheng Nanxuan paling lama hanya akan bertahan selama lima detik.     

Ketika Sheng Nanxuan hendak keluar, tiba-tiba ia mendengar Gong Mo yang menjerit di belakangnya.     

Dalam sekejap, Sheng Nanxuan berbalik dan melihat Sheng Donglin sedang menarik rambut Gong Mo, sementara pisau bedah itu bergetar hebat di samping wajah Gong Mo.     

Sheng Donglin bertanya dengan dingin, "Menurutmu, haruskah aku menggores wajahnya terlebih dahulu, atau memotong arterinya terlebih dahulu?"     

"Aku sudah menuruti perkataanmu, jadi biarkan dia pergi!" suara Sheng Nanxuan dipenuhi amarah.     

Sheng Donglin menatapnya. Begitu melihat Liu Xuelan muncul di belakangnya, ia tersenyum ringan, "Jangan bertindak sembarangan. Aku pasti akan membiarkannya pergi."     

Sheng Nanxuan mengerutkan keningnya dan rasa sakit kesemutan tiba-tiba menjalar di lehernya.     

Ia tahu bahwa Liu Xuelan sudah menancapkan jarum di lehernya.     

Merasa obat itu perlahan-lahan disuntikkan ke dalam tubuhnya, Sheng Nanxuan menatap Gong Mo sambil mengepalkan tinjunya dan tidak bergerak.     

Ketika Gong Mo melihat Liu Xuelan, ia membelalakan matanya dan menjerit, "Nanxuan!"     

"Gong Mo…" Sheng Nanxuan menatap matanya dan bergumam, "Aku cinta kamu…"     

Sekujur tubuh Gong Mo membeku, lalu tiba-tiba Sheng Donglin mendorongnya hingga terjatuh ke atas tanah.     

"Ah!"     

Gong Mo berteriak kesakitan, lalu mendongak dan melihat tubuh besar Sheng Nanxuan ambruk.     

Sheng Donglin bergegas menopang tubuh Sheng Nanxuan bersama Liu Xuelan dan Sheng Zhongtian, dan memasukkannya ke kabin, lalu menutup pintu.     

"Nyonya!" Fang Yang dan Lin Lei bergegas menghampiri Gong Mo, mengangkatnya, dan membuka ikatan selang karet yang melilit tangannya.     

Orang-orang di dalam mobil keluar satu demi satu dan berlari mendekat.     

Kepala Gong Mo serasa akan meledak karena memori yang tak terhitung jumlahnya, membanjiri ingatannya.     

Ia menangis dan merangkak ke arah Sheng Nanxuan, "Nanxuan!"     

Mesin pesawat berbunyi, Fang Yang dan Lin Lei yang tahu bahwa pesawat akan lepas landas, menariknya ke samping.     

"Nanxuan!" teriak Gong Mo sambil ingin bergegas berlari menghampirinya.     

"Bos akan baik-baik saja," kata Fang Yang, "Nyonya, masuklah ke mobil terlebih dahulu. Kami akan segera menjemput Bos!"     

Seolah-olah tidak mendengar yang dikatakan Fang Yang, Gong Mo mendorongnya dengan sekuat tenaga dan berlari menuju helikopter itu.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.