Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Jangan Takut, Aku Tidak akan Menyakitimu



Jangan Takut, Aku Tidak akan Menyakitimu

0"Secepat itu?" Liu Xuelan mengerutkan keningnya.     
0

Di jalan, Mobil mereka dipaksa untuk berbelok sepanjang waktu. Liu Xuelan takut suntikan yang dipegangnya akan menusuk dirinya sendiri, jadi mau tidak mau ia kembali membuka kotak medis dan melemparkan suntikan itu ke dalamnya.     

"Ada begitu banyak mobil, apa yang harus aku lakukan sekarang?" teriak Sheng Zhongtian panik.     

"Apa yang kamu takutkan?" Liu Xuelan memekik, "Kita punya sandera!"     

Ia memandang Gong Mo dan berkata pada Sheng Donglin, "Bangunkan dia!"     

Setelah itu, Liu Xuelan mengambil selang karet dari peralatan medis dan mengikat tangan Gong Mo ke belakang punggungnya.     

Sheng Donglin meraih rahang Gong Mo dan menampar wajahnya dengan keras.     

Gong Mo terbangun kesakitan. Ketika ia membuka matanya dan melihat Sheng Donglin, ia tersentak, "Apa yang ingin kamu lakukan?"     

Gong Mo berusaha bergerak, tetapi ia menyadari tangannya sedang diikat di belakang punggungnya. Tidak hanya itu, ikatannya juga sangat kencang. Gong Mo menoleh dan melihat Liu Xuelan yang ada di sebelahnya.     

Selanjutnya, Gong Mo mengamati keadaan sekitarnya. Bukannya menjadi tenang, Gong Mo justru menatap lurus ke arah Sheng Donglin dan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?! Kamu mau membawaku kemana?!"     

Sheng Donglin tidak menjawab. Ia menyadari bahwa kecepatan mobilnya semakin melambat karena mobil yang ada di depannya melambat.     

Lambat laun, kecepatan mobil semakin melambat.     

Gong Mo menebak bahwa mungkin Sheng Nanxuan sudah datang untuk menyelamatkan dirinya. Gong Mo tidak bisa menahan kegembiraan di wajahnya.     

Sheng Donglin dan Liu Xuelan tetap tenang dan mengikatnya erat-erat.     

Tiba-tiba, Liu Xuelan membuka kotak medis dan mengeluarkan pisau bedah.     

Begitu Gong Mo melihat pancaran kilau pisau itu, ia menjadi waspada.     

"Jangan khawatir." Liu Xuelan berkata, "Selama kamu tidak sembarangan bergerak, kami pasti tidak akan menyakitimu."     

Setelah berbicara, ia menyerahkan pisau bedah itu pada Sheng Donglin dan berkata, "Ibu serahkan padamu."     

Sheng Donglin memberi isyarat di depan wajah Gong Mo dengan pisau bedah itu. Gong Mo bersandar dengan waspada, menahan napas, dan memperhatikan gerakannya dengan gugup.     

"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu." Sheng Donglin mengambil pisau dan menempelkannya pada wajah Gong Mo dua kali.     

Rasa dingin pisau itu membuat Gong Mo takut dan tidak berani bergerak.     

Terdengar suara dari langit, Sheng Donglin dan Liu Xuelan yang kebingungan pun melihat ke atas dan menemukan sebuah helikopter terbang di langit.     

Tangan Sheng Donglin yang memegang pisau bedah bergerak dengan gugup dua kali, sementara tangan lainnya menjambak rambut Gong Mo dan menarik kepalanya ke belakang, memperlihatkan darah yang mengalir di sekitar leher Gong Mo.     

Sheng Donglin meletakkan pisau bedah di lehernya sehingga Gong Mo menjerit ketakutan, "Jangan main-main!"     

"Tenang saja." Sheng Donglin membungkuk dan menjulurkan lidahnya, ingin menjilat Gong Mo.     

Begitu Gong Mo membaca niat Sheng Donglin, ia berusaha mengelak, tetapi tidak bisa bergerak. Akhirnya, Gong Mo pun meludahi wajahnya.     

"Kamu!" Sheng Dong marah besar.     

"Jangan ribut!" seru Liu Xuelan.     

Sheng Donglin melihat mobil mereka sudah berhenti.     

Di depan dan di belakang mereka, puluhan mobil terparkir dan menghadang jalan mereka.     

Selain itu, dalam jarak yang cukup jauh dari mobil-mobil ini, tidak ada kendaraan yang melewati jalan ini karena beberapa mobil lain sudah menutup jalan.     

Sementara mereka menyediakan tempat di tengah jalan ini sebagai tempat untuk membereskan semuanya.     

Helikopter itu berputar di atas, lalu mulai turun ke jalan. Suara mesin terdengar semakin keras, debu-debu di jalan menggulung, dan tanaman di kedua sisi jalan beterbangan.     

Helikopter itu perlahan-lahan mendarat di jalan tol.     

Orang-orang di dalam mobil turun satu demi satu, seolah menunggu seseorang datang.     

Begitu pintu helikopter terbuka, Sheng Nanxuan pun keluar.     

Ketika Gong Mo melihatnya, ia menangis kegirangan dan menatapnya dengan penuh semangat.     

Liu Xuelan berkata pada Sheng Donglin, "Suruh dia menyerahkan helikopter itu pada kita!"     

Ketika Gong Mo mendengar ini, ia bertanya, "Apa yang ingin kalian lakukan?"     

"Lebih baik kamu urus hidupmu sendiri terlebih dahulu!" Liu Xuelan mencibir, "Aku ingin tahu apakah dia bersedia menukar nyawanya dengan nyawamu!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.