Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Sedikit Berbeda dari Bibir Gong Xing



Sedikit Berbeda dari Bibir Gong Xing

0"Ke depannya Ibu tidak akan berada di tempat yang sama dengannya." Shan Rong berkata, "Di mana ada dia, tidak akan ada Ibu!"     
0

"Iya, iya, iya…" Gong Mo buru-buru mengangguk, "Kalau begitu, apa Ibu mau turun makan?"     

"Tidak. Terlalu memalukan!"     

"Baiklah kalau begitu." Gong Mo juga merasa tidak bijaksana untuk turun sekarang. Keadaan di bawah pasti canggung, jadi Gong Mo pun berkata, "Kalau begitu aku turun dulu. Aku akan menyuruh orang untuk mengantar makanan ke atas."     

Shan Rong mengangguk. Begitu Gong Mo pergi, ia menggigit bibirnya sambil mengingat-ingat kejadian yang baru saja terjadi.     

Jika dipikir-pikir, bibir orang asing itu lembut dan hangat, sepertinya sedikit berbeda dari bibir Gong Xing.     

Hah… Shan Rong bahkan sudah lupa bagaimana rasa ciuman Gong Xing.     

Tiba-tiba ia merasa sedikit menyesal. Jika dirinya lebih lambat bereaksi sedikit saja, seharusnya ia dapat merasakan bagaimana rasanya berciuman setelah lama tidak pernah melakukannya.      

'Hah…'     

Shan Rong menghela napas dan sontak duduk di depan meja rias dan berkaca di cermin. Ia tidak mengerti, 'Bagaimana bisa setan asing ini menyukaiku? Aku sudah begitu berumur. Meskipun tidak terlihat tua, tapi sebenarnya juga tidak sesegar para gadis muda itu.     

Apa jangan-jangan pandangan orang asing terhadap kecantikan tidak sama?     

Tapi kecantikan Shan Rong juga sangat normal. Meskipun begitu, ia juga tidak mau menyukai si setan asing ini!     

Karena hal tidak terduga ini, semua orang tidak berani terlalu mengganggu Sheng Nanxuan. Setelah pesta seratus hari selesai dengan lancar, semua orang berpamitan dan tidak jadi menunggang kuda seperti rencana semula.      

Semua orang sedikit merasa kecewa, 'Kami masih ingin mengetahui sebenarnya seberapa besar rumah Dewa Malam…."     

Gambino tidak rela pergi dan terus melihat ke lantai dua vila sambil mengkhawatirkan Shan Rong.     

Sheng Nanxuan meminta seseorang untuk mempersilahkannya pergi, lalu menggerutu di dalam hatinya, 'Orang ini benar-benar terlalu! Tidak kuhajar saja sudah termasuk bagus untuknya!'     

Baiklah… Sebenarnya mereka sudah berkelahi, tetapi Sheng Nanxuan hampir saja terpukul kalah. Bahkan Sheng Nanxuan merasa murung karena hal ini.     

Sheng Nanxuan dan Gong Mo berdiri di pintu masuk taman untuk mengantar kepergian para tamu. Sesudah itu, Gong Bai pun akhirnya mendatangi mereka dan berkata, "Semua orang sudah pergi, kalau begitu aku juga pamit."     

"Pulang besok saja…" kata Gong Mo.     

"Besok aku masih harus kerja. Di sini terlalu jauh. Takutnya tidak sempat."     

"Kalau begitu aku menyuruh orang untuk mengantarmu."     

"Tidak perlu." Wajah Gong Bai segera memancarkan sedikit kegelisahan, "Aku pulang bersama Xinran dan yang lainnya. Sejalan."     

"Eh?" Gong Mo melirik Tang Xinxin tanpa sadar, lalu berkata sambil tersenyum, "Kalau begitu Hati Manis mau tidak mau harus pulang sendiri."     

Tang Xinxin tersenyum, "Sendirian ya sendirian… Aku lihat Kak Bai dan Nona Yu sangat akrab, apa jangan-jangan ada sesuatu?"     

Gong Bai mengangkat sudut bibirnya sedikit, tetapi tidak berkomentar.     

Tang Xinxin menelan kepahitan di hatinya, "Apa harus dipanggil Ipar Bai?"     

"Jangan bicara sembarangan." Gong Bai menyahut, lalu berkata pada Gong Mo, "Aku pergi dulu. Beri tahu aku ketika kamu kembali ke kota."     

Gong Mo mengangguk.     

Melihatnya berjalan menjauh, Tang Xinxin bertanya pada Gong Mo, "Apakah Kak Bai berkencan dengan Nona Yu?"     

"Sebelum ini aku sudah pernah melihat ada sesuatu di antara mereka, tetapi aku tidak tahu persis sudah seberapa jauh kemajuan mereka."     

"Aku rasa meski belum resmi, tapi sepertinya sebentar lagi." Tang Xinxin tersenyum dan berkata, "Aku tidak pernah menyangka pasangan Kak Bai adalah orang yang seperti itu. Benar-benar cantik dan berbakat. Kak Bai benar-benar beruntung."     

Siapapun yang bertemu dengan nona muda konglomerat pasti benar-benar beruntung. Hanya saja, Tang Xinxin percaya Gong Bai bukan tipe seseorang yang akan melakukan panjat sosial, jadi ia benar-benar beruntung.     

Gong Mo menatapnya. Meski Gong Mo tidak bisa melihat sakit hati dan kesedihannya, hati Gong Mo tetap merasa sedih.     

"Kalau begitu aku juga pulang." Tang Xinxin berkata sambil tersenyum, "Maaf merepotkanmu menyuruh sopirmu untuk mengantarku, ya…"     

"Bukankah kamu masih cuti? Tinggal dan bersenang-senanglah selama beberapa hari lagi." sahut Gong Mo.     

"Aku sudah lelah cuti. Aku juga sudah membatalkan cutiku lebih awal. Beberapa hari ini aku sudah berada di perusahaan."     

Gong Mo terdiam, lalu berkata, "Bisa-bisanya kamu lelah cuti?"     

Gong Mo tahu sepertinya perasaan Tang Xinxin sedang sedih dan memerlukan waktu sendiri untuk menyembuhkan perasaannya, jadi ia pun tidak menahannya lagi.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.