Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kanker Narsisme Stadium Akhir



Kanker Narsisme Stadium Akhir

0Gong Mo tidak bisa menahan dirinya untuk merasa sedikit kecewa. Meski begitu, ia tetap menyetujui Sheng Nanxuan. Karena tidak ingin terus-menerus menyusahkan Sheng Nanxuan, Gong Mo pun mengangguk-anggukkan kepalanya.     
0

Sheng Nanxuan mencium wajahnya dengan rasa penuh terima kasih dan berkata dengan penuh semangat, "Gong Mo, terima kasih!"     

"Aku tidak ingin kamu berterima kasih padaku. Lagi pula aku tidak bilang akan melepaskanmu begitu saja. Aku hanya menundanya saja. Tapi kamu harus berjanji padaku untuk tidak membohongiku. Jika kamu merasa saat yang tepat sudah tiba, kamu harus memberitahuku!"     

"Oke!" Sheng Nanxuan mengangguk dan berkata dengan suara yang parau, "Aku pasti akan memberitahumu. Kamu sudah bertahun-tahun menyukaiku. Aku harus membuatmu mengakuinya sendiri."     

Gong Mo tersipu malu dan mendorong Sheng Nanxuan menjauh sambil berkata dengan tergagap, "Si…siapa yang menyukaimu! Jangan terlalu berangan-angan!"     

Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Entahlah apakah itu hanya angan-angan atau tidak, nanti kamu sendiri juga akan tahu."     

"Kalau begitu, lebih baik kamu beritahu aku sekarang!"     

"Hmm." Seseorang menoleh untuk melihat pemandangan di sekitarnya.     

"Huh!" Gong Mo membalikkan punggungnya dan mengambil selembar kertas lain yang Sheng Nanxuan ambil.     

Melihat pola dan warna kertas itu, Gong Mo tahu bahwa ini kertas yang sama, seperti yang dirobek dari buku kenangan.     

Begitu membukanya, baris pertama yang dia lihat adalah sebuah kata yang ditulis dengan pena hitam bertuliskan kata 'Mo'.     

Gong Mo juga melihat kata selanjutnya sekilas dan menyadari bahwa karakter tulisannya sangat indah dan tertulis dengan rapi dan mulus. Tiap goresan pun terlihat tegas dan elegan.     

Gong Mo meliriknya dari samping, "Tulisannya sangat indah…"     

Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Dulu kamu juga bilang bahwa tulisanku begitu indah dan siapa yang menerima surat cinta yang kutulis pasti akan bahagia setengah mati…"     

Wajah Gong Mo memerah. Apa ia benar-benar berkata seperti itu?     

Ketika seorang gadis mengatakan sesuatu seperti ini pada seorang anak laki-laki, bukankah itu menyiratkan agar anak laki-laki itu menuliskan surat cinta untuknya?     

Gong Mo berbalik dan terus membaca apa yang Sheng Nanxuan tuliskan.     

Begitu melihat kalimat pertama, Gong Mo hampir membalik meja.     

Ia melihat pada bagian atas yang tertulis, "Yang paling terakhir menyerahkan buku kenangan padaku. Apa jangan-jangan ingin membuat tulisanku dibaca oleh murid lain?"     

'Bukankah Sheng Nanxuan sudah terlalu berangan-angan?' Gerutu Gong Mo di dalam hati.     

"Aku sudah melihat semua pesan yang dituliskan semua orang untukmu, tetapi ternyata tidak ada satupun anak laki-laki yang mengambil kesempatan ini untuk menyatakan cintanya padamu. Aku rasa masa mudamu sudah sangat gagal."      

'Apa urusannya denganmu! Kamu yang gagal! Seluruh keluargamu yang gagal!' Amuk Gong Mo di dalam hati.     

"Tapi aku sangat puas."      

'Apa dia menganggap dirinya ini sebagai raja?' pikir Gong Mo.     

Gong Mo merasa amarahnya akan meledak, jadi ia terus-menerus mengambil napas dalam-dalam untuk menahan amarah di hatinya.     

"Haha. Aku bisa membayangkan bagaimana tampangmu ketika melihat kata-kata ini. Kamu pasti ingin merobek buku kenangan, kan?"     

'Benar, benar, benar! Apa yang kamu katakan benar! Aku tidak hanya ingin merobek buku kenangan, tapi aku juga ingin merobekmu!' tukas Gong Mo dalam hati.     

"Tapi kamu pasti tidak rela untuk melakukannya karena aku yang menulisnya."      

'Kepercayaan dirimu sudah berkembang menjadi kanker dan sepertinya sudah berada pada stadium akhir!' sahut Gong Mo di dalam hati.     

"Sudah, jangan marah. Aku hanya bercanda. Aku tahu kamu orang yang suka bernostalgia. Meski jika kita menjadi orang asing di masa depan, tetapi kita sudah menjadi teman sekelas selama tiga tahun. Kamu pasti juga akan menghargai kenangan ini."     

Ketika Gong Mo membaca sampai di sini, kemarahan itu menghilang dalam sekejap.     

Ternyata Sheng Nanxuan sangat memahaminya.     

"Aku sangat memahamimu, bukan?"     

Kemarahan Gong Mo langsung timbul lagi.     

'Si narsis gila ini benar-benar ingin dipukul!' umpat Gong Mo.     

"Sebenarnya aku berharap untuk semakin memahamimu, tapi aku tidak tahu apa kesempatan itu ada."     

"Bertemu denganmu di SMA merupakan suatu kejutan untukku. Hari-hariku yang biasa menjadi berwarna. Apa yang mereka katakan benar. Aku menyukaimu. Aku rasa kamu juga agak menyukaiku, bukan? Pasti dari seluruh anak laki-laki yang ada di dalam kelas, kamu merasa akulah yang paling spesial. Aku memberimu bunga, coklat, mengajakmu bersepeda, melihat matahari terbenam, pergi ke sungai untuk menangkap kunang-kunang. Banyak hal yang ingin kulakukan!" tulis Sheng Nanxuan di buku kenangan itu.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.