Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Seperti Apa Rupamu Waktu SMA dulu?



Seperti Apa Rupamu Waktu SMA dulu?

0Gong Mo membuka buku kenangan yang di dalamnya terdapat sebuah foto.     
0

Gong Mo mengambil foto itu dan menyerahkannya di hadapan Sheng Nanxuan sambil berkata, "Kenapa bisa begini?"     

Sheng Nanxuan mengambilnya. Terdapat noda tinta yang menutupi wajah dua atau tiga orang.     

"Juga ini." Gong Mo menoleh ke bagian akhir buku kenangannya dan menunjuk bagian robek halaman itu.     

"Aku yang melakukannya." Sheng Nanxuan tidak menyembunyikannya dari Gong Mo dan mengakuinya, "Aku tidak ingin meninggalkan bukti keberadaanku."     

Gong Mo tiba-tiba mengulurkan tangan ke arahnya. Telapak tangannya menghadap ke atas, seolah-olah sedang meminta sesuatu.     

"Apa?" Sheng Nanxuan menatapnya kebingungan.     

"Kembalikan!" teriak Gong Mo. "Jika kamu bilang ini belum saatnya untuk membatalkan hipnotis, kalau begitu aku akan mempercayaimu satu kali lagi. Hanya saja, kembalikan dua hal ini padaku!"     

"Di ruang kerjaku."     

"Ambil sendiri!" Gong Mo berbalik dan duduk di atas bangku.     

Sheng Nanxuan menundukkan kepala dan mencium wajahnya, lalu berkata, "Jangan marah, ya?"     

Gong Mo mendorongnya menjauh dan menjawab, "Tergantung kelakuanmu."     

Sheng Nanxuan kegirangan dan mencium wajah Gong Mo dengan ganas, lalu berbalik keluar.     

Gong Mo melihat punggung Sheng Nanxuan dengan linglung, mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya, dan menyentuh tempat yang baru saja dicium oleh Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan sepertinya sangat takut jika Gong Mo marah. Apa Sheng Nanxuan sebegitu menyukainya?     

Gong Mo melihat noda tinta di foto dan berkata di dalam hatinya, 'Apa orang yang sepenuhnya tertutup oleh tinta itu Sheng Nanxuan?"     

Setelah beberapa saat, Sheng Nanxuan kembali dengan selembar kertas dan foto di tangannya.     

Gong Mo menatapnya dengan gugup. Sheng Nanxuan menghampirinya dan memberikan sesuatu padanya.     

Gong Mo mengambilnya. Begitu melihatnya, foto itu benar-benar sama persis, kecuali orang-orang yang tertutup noda tinta itu.     

Sementara Sheng Nanxuan terlihat tersenyum cerah di posisi itu.     

Penampilan Sheng Nanxuan yang sekarang benar-benar terlihat seperti keluar dari foto.     

'Haha! Bukankah itu omongan yang sia-sia? Itu memang Sheng Nanxuan!' pikir Gong Mo.     

Ada beberapa perbedaan antara Sheng Nanxuan yang dulu saat SMA dengan Sheng Nanxuan yang sekarang.     

Sekarang Sheng Nanxuan jauh lebih dewasa dan tidak mungkin tersenyum seperti ini. Sheng Nanxuan yang ada di foto terlihat seperti pemuda dewasa yang keren. Benar-benar seperti idola sekolah.     

Gong Mo menyentuhnya dengan ujung jari yang gemetar, tetapi tiba-tiba teringat bahwa Sheng Nanxuan ada di sampingnya. Gong Mo sedikit malu dan segera menarik tangannya kembali.     

"Jadi seperti ini rupamu saat SMA…?" tanya Gong Mo pelan.     

"Ya." Sheng Nanxuan menjawab dengan lembut.     

"Kamu sangat tampan." Gong Mo tersenyum dan berkata, "Di ingatanku, tidak ada murid yang setampan dirimu. Seharusnya saat itu ada banyak gadis yang menyukaimu, kan?"     

"Iya! Aku pernah memberikan surat cinta yang kudapatkan padamu dan menyuruhmu membantu memilih penulis terbaik untuk menjadi pacarku!"     

Mata Gong Mo melebar.     

"Uhuk! Aku sengaja menggodamu. Aku ingin melihatmu cemburu."     

Gong Mo tersipu dan berkata, "Untuk apa aku cemburu? Memangnya saat itu aku menyukaimu?"     

"Tentu saja kamu suka!" Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Kamu bahkan langsung membuang surat-surat itu ke wajahku!"     

Gong Mo berusaha membela diri dan berkata, "Itu juga bukan berarti aku menyukaimu!"     

"Meskipun kita tidak pernah saling mengatakannya, tetapi saat itu kita pasti saling mencintai. Kamu sangat menyukaiku, oke?"     

"Maaf, aku sama sekali tidak ingat." Gong Mo dengan tegas berkata, "Bagiku, aku dan kamu baru mengenal kurang dari satu tahun. Hal-hal yang terjadi sebelumnya, tidak termasuk di pikiranku."     

Sheng Nanxuan kembali tercekat. Tiba-tiba ia merasa seperti mengambil batu dan melemparkannya ke kakinya sendiri.     

Gong Mo menatapnya dan tetap diam.     

Ia menghela napas dan berkata, "Maafkan aku."     

Gong Mo mengangkat alisnya dan berkata, "Untuk apa mengatakan ini?"     

"Tidak seharusnya aku menghipnotismu." sahut Sheng Nanxuan.     

Apa yang Gong Mo katakan benar. Ingatan itu adalah bagian dari hidupnya. Jadi, atas dasar apa Sheng Nanxuan mau mengambil hidup Gong Mo?     

Gong Mo menatapnya dan berkata, "Kalau begitu, batalkan hipnotisnya sekarang."     

Sheng Nanxuan sontak tertegun dan menatap Gong Mo sambil berkata, "Tunggu sebentar lagi, ya? Percayalah padaku."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.