Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Sering Terkalahkan oleh Kecerdasanku



Sering Terkalahkan oleh Kecerdasanku

0"Kamu agak enggan mengajariku. Sesudah selesai mengajariku kamu bahkan menceramahiku dengan mengatakan, 'Guru sudah mengajarkannya. Memang kamu tidak mendengarnya?', lalu aku menjawab, 'Tidak dengar… Kalau tidak, orang sepintar diriku, mana mungkin tidak bisa mengerjakannya'."     
0

Gong Mo tercengang, lalu berkata, "Ternyata kamu menindasku?"     

"Uhuk! Uhuk! Aku melakukannya karena menyukaimu, oke?" Sahut Sheng Nanxuan.     

"Bagaimana dengan sesudah itu?"     

"Sesudah itu, saat pelajaran aku sedang melamun. Tiba-tiba aku menyadari kalau kamu sedang memelototiku. Aku langsung menulis di sebuah kertas dan melemparkannya padamu. Coba tebak apa yang aku tulis?" cerita Sheng Nanxuan.     

Begitu mendengar perkataannya, Gong Mo mengulurkan kedua tangannya dengan marah dan berkata, "Percaya tidak, kalau aku akan mencakarmu?"     

Jelas-jelas Sheng Nanxuan tahu bahwa Gong Mo tidak memiliki ingatan tentang hal ini. Bisa-bisanya ia masih bertanya!     

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Sheng Nanxuan terbatuk dan tidak berani bertanya sembarangan lagi. Ia pun buru-buru berkata, "Yang aku tuliskan adalah, 'Jangan melamun saat pelajaran'."      

Gong Mo berkata, "Dasar tidak tahu malu!"     

"Yah, sedikit. Kalau tahu malu, bagaimana aku bisa mendapatkanmu?"     

"Apa?" Gong Mo terkejut dan bertanya lagi, "Kamu berhasil mendapatkanku?"     

"Tentu saja!" kata Sheng Nanxuan dengan bangga, "Aku setampan ini. Bagaimana bisa kamu lolos dari genggamanku…?"     

Gong Mo meletakkan tangannya di punggung tangan Sheng Nanxuan, lalu mencakarnya berkali-kali."     

Sheng Nanxuan yang sedang menahan sakit pun berkata, "Sesudah pelajaran selesai, lagi-lagi aku mencarimu untuk menanyakan soal."     

"Bisa-bisanya saat itu aku tidak memukulmu?" seru Gong Mo sambil berkata di dalam hatinya, 'Orang yang begitu menyebalkan seperti ini, benar-benar ingin kupukuli habis-habisan!'     

"Karena kamu lemah lembut, tapi saat itu kamu terus memelototiku."     

"Aku pasti masih mengajarimu, ya?"     

"Iya!" Sheng Nanxuan berkata dengan bangga, "Sesudah itu, saat ujian harian, kebetulan aku mendapat dua soal, seperti yang kutanyakan padamu! Tentu saja aku menjawab pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh. Akhirnya aku sudah tidak lagi berada di sepuluh besar terbawah. Saat itu guru bahkan memujiku di depan seluruh murid yang ada di kelas dan bertanya bagaimana aku bisa memiliki kemajuan begitu pesat. Aku langsung mengatakan bahwa itu semua berkatmu."     

"..."     

"Kemudian guru mengatur agar kamu memberiku les privat. Sejak saat itu, kamu menjadi pengawasku dan aku tidak pernah berani bolos kelas untuk bermain bola atau minum alkohol. Semua ini karena begitu aku membolos, kamu akan langsung mengabaikanku, dan bahkan memberiku setumpuk soal sehingga membuatku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu."     

"Rasakan!"     

Sheng Nanxuan tersenyum sambil menundukkan kepalanya dan mencium wajah Gong Mo.     

Gong Mo mendorongnya menjauh, lalu tiba-tiba bertanya, "Ada yang janggal! Bukannya kamu diterima di Universitas Beijing? Universitas itu adalah universitas terbaik di negara kita. Kalau nilaimu buruk, bukankah seharusnya kamu tidak akan mungkin bisa menebusnya?     

Tentu saja Universitas Beijing hanya bisa dimasuki oleh murid teladan!     

Apa definisi dari murid teladan? Bukankah itu artinya seseorang yang selalu menempati peringkat pertama di kelas, sejak kecil hingga dewasa? Bahkan jika tidak menempati peringkat pertama dalam ujian, tidak boleh berada di bawah peringkat tiga. Jika tidak, bahkan tidak akan ada kesempatan untuk bisa memasuki universitas itu.     

Dengan cara apa Sheng Nanxuan bisa berubah dari peringkat sepuluh terbawah menjadi murid teladan?     

"Kamu tidak mungkin menyontek saat ujian masuk universitas, kan?" Gong Mo bertanya dengan heran, "Apa jangan-jangan karena alasan ini hidupmu berada dalam bahaya? Aku juga ikut menyontek, lalu dihipnotis olehmu?"     

Sheng Nanxuan berkeringat dingin. Ia pun berkata, "Aku menyadari bahwa daya imajinasimu dan Ibumu sama. Benar-benar pantas disebut sebagai ibu dan anak."     

Gong Mo menendangnya.     

Sheng Nanxuan tersenyum sambil berpaling dan berkata, "IQ-ku 180. Apa menurutmu aku perlu mencontek?"     

Mata Gong Mo melebar, "Sungguh? Kalau begitu kenapa kamu bisa berada di peringkat sepuluh terbawah?"     

"Pertanyaan-pertanyaan itu terlalu sederhana, jadi aku terlalu malas untuk mengerjakannya."     

"..." Gong Mo kehabisan kata-kata.     

Sheng Nanxuan mengira bahwa Gong Mo tidak mempercayainya, jadi ia pun berkata lagi, "Begitu kamu mendapatkan ingatanmu kembali, kamu akan tahu kalau saat memberiku pelajaran tambahan, kamu sering terkalahkan oleh kecerdasanku. Hanya saja, kamu selalu menolak untuk mengakui bahwa aku lebih cerdas darimu. Kamu bahkan mengira bahwa aku adalah kucing buta yang hanya bisa menangkap tikus mati."     

"Jadi, kamu sengaja berpura-pura bodoh untuk mendekatiku?"     

"Hmm.. sepertinya iya."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.