Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kamu sedang Pamer?



Kamu sedang Pamer?

Gong Mo tersentak dan tidak bisa berkata-kata.     

"Tidak masalah, ya?" Sheng Nanxuan berkata dengan pahit, "Oke, aku akan membuat kamu kembali mengingatnya."     

"Tidak mau!" jerit Gong Mo.     

Sheng Nanxuan menatapnya sambil berkata, "Kamu yakin?"     

"Aku…" Gong Mo berkata dengan suara yang pelan, "Aku tidak ingin siapapun kehilangan nyawanya…"     

Sheng Nanxuan memeluknya erat-erat dan menciumnya dengan penuh semangat, lalu berkata, "Gong Mo, terima kasih."     

"Terima kasih untuk apa?" ​​Gong Mo menatapnya dengan panik, "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa sampai membahayakan hidupmu? Apa jangan-jangan jika aku tidak mengingatnya, semuanya akan baik-baik saja?"     

"Tidak apa-apa." Sheng Nanxuan menggelengkan kepalanya.     

Gong Mo tidak percaya dan bertanya dengan panik, "Sebenarnya sekarang hidupmu juga berada dalam bahaya, ya? Kamu menanggung semuanya seorang diri dan jika ingatanku kembali, maka aku juga akan mati?"     

"Tidak," Sheng Nanxuan buru-buru menjawabnya.     

Sheng Nanxuan hanya tidak ingin ingatan Gong Mo kembali, jadi ia hanya dengan sengaja berkata seperti itu, sekalian untuk menguji posisinya di hati Gong Mo.     

Gong Mo tidak ingin Sheng Nanxuan kehilangan nyawanya dan ini adalah jawaban yang ia harapkan. Hanya saja, Sheng Nanxuan sama sekali tidak berniat untuk menakutinya.     

"Jangan berpikir yang tidak-tidak." Kata Sheng Nanxuan.     

"Bagaimana mungkin aku tidak berpikir yang tidak-tidak?" Gong Mo merasa kepalanya seperti akan pecah. Ia pun berkata, "Apa kamu benar-benar tidak bisa memberitahuku?"     

"Nanti." Katanya lagi, "Di waktu yang tepat, aku pasti akan memberitahumu."     

Gong Mo menatapnya sambil berpikir sejenak, lalu bertanya, "Apa aku boleh menanyakan satu hal padamu?"     

"Boleh." Sheng Nanxuan menjawab tanpa berpikir.     

"Apa kamu akan menjawabku?"     

"Tentu saja."     

"Dulu tidak ada hal tidak menyenangkan yang terjadi di antara kita, kan?     

"Ada." Sheng Nanxuan berpikir sejenak, lalu menjawab, "Kalau aku bolos kelas, kamu akan langsung marah. Apa itu termasuk?"     

Begitu mendengarnya, Gong Mo memelototi Sheng Nanxuan dengan kesal dan berkata, "Jangan bicara tentang hal semacam ini, oke? Aku bahkan tidak ingat! Kamu sedang pamer?"     

"Oke, oke, oke." Sheng Nanxuan buru-buru menyerah dan berkata, "Aku sudah salah."     

Setelah mengatakannya, Sheng Nanxuan mengenang saat-saat indah saat SMA, lalu tiba-tiba setuju dengan apa yang dikatakan Gong Mo.     

Dia benar-benar sedang pamer rupanya!     

Di masa-masa SMA selama tiga tahun, meskipun tidak pernah terjadi sesuatu yang besar, tetapi mereka memiliki berbagai kenangan sepele, yang tampaknya terukir di hidupnya.     

Mereka berdua tidak pernah berpacaran, tetapi setiap kali berada di ruang kelas, koridor, lapangan, dan kantin, mereka berdua tidak bisa berhenti untuk saling menatap satu sama lain.     

Sheng Nanxuan masih ingat dengan jelas paras Gong Mo yang cantik, seolah-olah baru melihatnya kemarin.     

Namun,Gong Mo memang melupakan Sheng Nanxuan.     

Jadi tidak heran jika ia marah. Kalau ada orang yang menghapus Gong Mo dari ingatannya, Sheng Nanxuan pasti akan marah juga.     

"Kenapa aku marah kalau kamu membolos?" Tanya Gong Mo.     

Sheng Nanxuan bertanya dengan hati-hati, "Apa kamu benar-benar menginginkanku mengatakannya? Bukannya tadi kamu bilang aku pamer?"     

Gong Mo mencubitnya dan berkata dengan galak, "Katakan!"     

"Baik!" Sheng Nanxuan segera menjawab, "Kamu adalah siswi terbaik di kelas."     

"Aku tahu." Gong Mo memotongnya, "Aku hanya melupakanmu, tetapi aku mengingat semua hal lain. Hasil ujianku tidak pernah berada di bawah sepuluh besar, oke?     

"Iya, iya, iya." Sheng Nanxuan mengangguk, lalu berkata, "Sebaliknya, aku tidak pernah keluar dari peringkat sepuluh terbawah."     

"Apa?!" Gong Mo terkejut bukan main.     

"Suatu hari, aku memintamu untuk mengajariku. Uhuk! Uhuk!" Sheng Nanxuan terbatuk, kemudian melanjutkan, "Waktu itu aku sudah sedikit menyukaimu, jadi aku sengaja untuk mendekatimu."     

Gong Mo memutar bola matanya, lalu menatapnya dengan kesal sambil mencubit tangannya beberapa kali. Gong Mo pun bertanya, "Kapan ingatanku bisa kembali?"     

"Eh? Segera." Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya untuk memeluk Gong Mo, lalu berkata, "Sekarang kita bahas dulu masalah tentang, kenapa kamu marah."     

"Hm." Gong Mo merasa bersalah. Ia ingin tahu seperti apa tampang Sheng Nanxuan saat SMA.     

Sheng Nanxuan pasti terlihat sama seperti sekarang, tetapi hanya sedikit lebih muda. Namun, bagaimana dengan yang lainnya?     

Bagaimana caranya berbicara, caranya tertawa, dan bagaimana caranya dalam melakukan sesuatu.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.