Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Yes! Rencana Berhasil!



Yes! Rencana Berhasil!

0Sheng Nanxuan melirik Ding Dang dan bertanya dengan suara yang pelan pada Wu Di, "Kamu tidak keberatan kalau ada obat nyamuk, kan?"     
0

"Hah?"     

"Nanti tawarkan pada Ding Dang untuk naik mobilmu di depan para tetua. Ding Dang pasti tidak akan menolak. Sesudah itu kamu antar aku pulang. Sesampainya di rumahku, ajak dia ke rumahku. Di rumahku ada orang tua dan anak kecil, jadi mana mungkin dia berani untuk berbuat onar. Dengan begini, kalian berdua bisa saling mengenal satu sama lain selama beberapa jam, walaupun obat nyamuknya sedikit bertambah."     

Wu Di berpikir sejenak, kemudian berkata, "Bagaimana kalau dia menolak untuk pergi ke rumahmu?"     

"Hm…" Sheng Nanxuan merenung, "Buat dia meminum banyak air. Nanti saat tiba di rumahku, ajak dia untuk ke toilet."     

Brengsek! Rencana ini bagus juga!     

Wu Di berkata dengan penuh rasa terima kasih, "Oke, sepakat! Lebih baik ada obat nyamuk dari pada sendirian!"     

"Kenapa kamu jatuh hati padanya?"     

"Kamu tidak merasa bahwa dia sangat menggemaskan?"     

"Haha!" Sheng Nanxuan langsung tertawa dan mencibir, "Dia bahkan tidak bisa dibandingkan barang hanya seujung jari dengan Gong Mo-ku!"     

"Brengsek!" Wu Di mengerutkan dahinya dan berkata, "Berani-beraninya kamu mengolok dia! Aku bisa membunuhmu! Percaya tidak?!"     

Sheng Nanxuan menodongkan tongkat golf-nya ke hadapan Wu Di sambul berkata, "Maju ke sini!"     

Wu Di terdiam, "..."     

Ia tidak akan bisa melewati hari ini.     

Apakah dirinya dan Sheng Nanxuan masih berteman? Apakah mereka masih sahabat karib?     

Peribahasa ini benar-benar memiliki arti yang dalam, "Wanita bagaikan pakaian musim dingin, sementara laki-laki bagaikan kaki tangan kelabang yang berbisa."     

Setelah permainan berakhir, Wu Di menawarkan Ding Dang untuk naik ke mobilnya di hadapan kedua tetua. Ding Dang benar-benar melakukan seperti apa yang Sheng Nanxuan sudah katakan pada Wu Di tadi.     

Ketika mobil melaju sampai di pintu keluar, Wu Di yang melihat Sheng Nanxuan sedang berdiri sendirian di pinggir jalan pun menghentikan mobilnya.     

Ketika Ding Dang melihat Wu Di menghentikan mobilnya, Ding Dang langsung ingin turun dari mobil.     

Pada saat ini, mobil Tuan Wu dan Yu Zhengming lewat di sampingnya dan kedua tetua itu menatapnya sambil tersenyum.     

Ding Dang juga balas tersenyum dan berhenti membuka pintu.     

Ketika mobil Tuan Wu pergi, Wu Di juga kembali menghidupkan mobilnya.     

Ding Dang berkata, "Turunkan saja aku di depan."     

"Bagaimana bisa begitu? Aku sudah berjanji pada Kakek."     

Ding Dang yang naik darah, memalingkan kepalanya, dan mengabaikan Wu Di. Ia memutuskan untuk kabur saat Sheng Nanxuan turun dari mobil.     

Wu Di memberinya sebotol air mineral dan berkata, "Minumlah air."     

Ding Dang mengambil air mineral itu dan mulai meminumnya hingga habis.     

Mobil Wu Di melaju memasuki komplek perumahan Sheng Nanxuan, kemudian berhenti.     

Begitu Ding Dang melihat Wu Di turun dari mobil, ia pun bertanya kebingungan, "Wu Di, apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Aku mau masuk ke rumah Sheng Nanxuan untuk menggunakan toilet."     

"..." Ding Dang hanya terdiam.     

"Kamu tunggu aku di sini saja." balas Wu Di lagi.     

"A… aku juga akan ikut naik denganmu saja." kata Ding Dang yang juga ingin ke toilet.     

Yes! Rencana berhasil!     

Sheng Nanxuan membuka pintu dan membawa keduanya memasuki ruang tamu.     

Sementara pada saat ini, Gong Mo sedang duduk di sofa sambil memegang sebuah buku dan menatapnya dalam diam. Ada aura dingin yang terpancar dari sekujur tubuh istrinya itu.     

Sheng Nanxuan panik seketika. Ia merasa ada yang berbeda dengan Gong Mo hari ini. Ia pun segera berseru memanggil istrinya itu, "Momo!"     

Gong Mo yang teringat bahwa Sheng Nanxuan sudah membohongi dirinya, tidak ingin menganggapnya, dan baru menoleh dengan perlahan sesudah membaca satu halaman itu.     

Begitu Gong Mo melihat ada tamu yang datang, mau tidak mau Gong Mo tersenyum dan menyapa, "Wu Di datang rupanya!"     

"Hai, Kakak Ipar!" Wu Di juga merasa bahwa ada yang sedikit berbeda dari diri Gong Mo. Seolah-olah sedang bertengkar dengan Sheng Nanxuan.     

Gong Mo meletakkan buku dan bangkit berdiri, lalu memandang Ding Dang sambil bertanya, "Siapa Nona ini…?"     

"Namanya Ding Dang. Dia adalah pacar Wu Di." jawab Sheng Nanxuan.     

Ding Dang berseru, "Aku bukan pacarnya!"     

"Eh?" Wu Di tersenyum malu-malu sambil berkata, "Masih dalam tahap pendekatan, tetapi nanti memang iya."     

"Nanti juga tidak akan! Kamu bukan tipeku!"     

Wu Di yang patah hati pun bertanya, "Lalu tipe seperti apa yang kamu sukai?"     

"Aku menyukai Paman Pengatur!"     

"Apa tadi?" Wu Di tidak paham.     

Gong Mo diam-diam tersenyum. Ia tahu apa yang dimaksud dengan Paman Pengatur. Ia juga mengenali bahwa Ding Dang adalah gadis yang membalik meja di Hari Kasih Sayang. Seketika itu, Gong Mo merasa kasihan pada Wu Di.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.