Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bukankah itu Artinya Ia Memiliki Gangguan Kejiwaan?



Bukankah itu Artinya Ia Memiliki Gangguan Kejiwaan?

0"Ya. Aku dengan susah payah mendapatkan jadwal kegiatan Tuan Yu, jadi besok aku akan bertemu dengannya di lapangan golf."     
0

"Pft!" Gong Mo tertawa, kemudian berkata, "Apa yang kamu lakukan? Jika ingin tidak sengaja bertemu, bukankah kamu bisa mengatakannya langsung pada Yu Xinran atau kakaknya?"     

"Dalam urusan bisnis, lebih baik tidak melibatkan hubungan pribadi. Jika sampai pembicaraan bisnis tersebut tidak berjalan dengan baik, takutnya akan ada perasaan yang tersakiti."     

"Oh…" Gong Mo tersadar bahwa ia sudah mengatakan sesuatu yang konyol. Sambil bersandar di dalam pelukannya, Gong Mo berkata, "Kalau begitu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Aku dan Xinran akan menjadi teman biasa saja."     

"Teman yang kemungkinan akan menjadi kakak iparmu di masa depan…"     

"Mudah-mudahan… Aku harap kakak sepupuku bisa lebih berusaha." Gong Mo pun menghela napas, kemudian berkata, "Tapi keluarga Yu begitu kaya. Aku takut mereka akan memandang rendah kakak sepupuku."     

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu." Sheng Nanxuan berkata, "Kakak sepupumu adalah pemuda yang berambisi dan berhati baik. Bagaimana jika mereka malah menyukainya?"     

"Yah, aku juga berharap begitu…" Gong Mo bersandar di dalam pelukannya dan tidak mengatakan apapun.     

Tadi Sheng Nanxuan masih ingin bersantai sejenak, tetapi setelah mengatakan beberapa kata, pikirannya itu pun sirna. Ia justru memeluk Gong Mo dan tidur bersamanya.     

Gong Mo mengira Yu Qingliu akan membutuhkan beberapa hari untuk menganalisa kondisinya, tetapi di siang hari berikutnya, Yu Qingliu menelepon Gong Mo dan menyuruhnya untuk datang kapan saja ia bisa.     

Gong Mo yang sudah tidak sabar pun memutuskan untuk datang di siang hari.     

Kebetulan Sheng Nanxuan akan bermain golf, jadi ia tidak mungkin tiba-tiba kembali. Meskipun biasanya Sheng Nanxuan juga tidak mungkin kembali tiba-tiba, tetapi jika tidak ada yang perlu diurus olehnya sepanjang hari, Sheng Nanxuan bisa saja kembali karena jarak antara perusahaan dan rumah yang begitu dekat.     

Setelah memberitahu Ibu Gong, Ibu Gong merasa heran dan bertanya, "Kenapa akhir-akhir ini kamu keluar setiap hari?"     

"Xinran mencariku. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Aku hanya ingin mengunjunginya saja."     

Ibu Gong terdiam sejenak, kemudian melambaikan tangannya sambil berkata, "Ya sudah, ya sudah! Jangan membuatnya menunggu terlalu lama."     

"Iya, aku tahu."     

Setelah Gong Mo keluar, ia menaiki taksi menuju rumah sakit. Karena bukan merupakan jam sibuk, jadi ia tiba di rumah sakit dalam waktu singkat.     

Ia memasuki ruang kantor Yu Qingliu. Saat masuk, Gong Mo menyadari bahwa selain Yungliu, ada seorang pria tengah baya yang sudah berambut putih di sana.     

Pria itu mengenakan jas putih dan terlihat sangat berwibawa. Sepertinya merupakan seorang ahli.     

"Kepala Yu." Gong Mo menyapa dengan gugup.     

"Masuklah. Biar ku perkenalkan dulu." Yu Qingliu menunjuk ke arah seorang pria paruh baya, kemudian berkata. "Ini adalah ahli psikologi di rumah sakit kami, yang merupakan seorang psikolog internasional terkenal Dokter Shen."     

"Dokter Shen." Gong Mo bertambah gugup.     

Yu Qingliu menunjuk ke kursi yang ada di depan, kemudian berkata, "Duduklah."     

Gong Mo mengangguk, lalu duduk perlahan. Sesudah memandangi Dokter Sheng, ia pun bertanya, "Apa ada masalah dengan kondisiku? Apa aku memang sudah berpikir berlebihan?"     

Psikolog sekaligus psikiater bahkan sudah diundang. Bukankah itu artinya ia memiliki gangguan kejiwaan?     

"Tenanglah duu." Yu Qingliu berkata, "Aku sudah memeriksa berbagai cara yang menyebabkan amnesia sambil menganalisanya berdasarkan kondisimu. Ada kemungkinan bahwa kamu memang mengalami amnesia karena alasan tertentu, tetapi juga ada kemungkinan bahwa kamu berhalusinasi. Karena kamu baru saja melahirkan, kamu mengalami depresi pasca persalinan. Itulah sebabnya aku berkonsultasi dengan Dokter Shen."     

Gong Mo mengerutkan keningnya dan berkata, "Tapi aku sama sekali tidak merasa depresi."     

"Jika kamu merasa begitu, aku menyarankanmu untuk mengobrol dengan Dokter Shen."     

Lagi-lagi Gong Mo mengerutkan keningnya. Ia tidak ingin diperlakukan seperti orang gila.     

"Jangan memandangku dengan tatapan tidak suka seperti itu. Aku hanya ingin memastikan kondisimu. Apa kamu tahu seberapa susah kondisimu ini? Jika tidak mempertimbangkan dirimu, aku pasti sudah menyerahkan kasusmu pada sekelompok ahli. Mereka akan mengadakan seminar neurologi kelas dunia untuk mendiskusikannya. Bagaimana menurutmu?"     

"Aku akan mengobrol dengan Dokter Shen dulu saja." Gong Mo berbalik dan menatap Dokter Shen.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.