Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Iya, Suamimu Memang Cerdas



Iya, Suamimu Memang Cerdas

0Gong Mo melihat ikan di mangkuk. Ia merasa serba salah untuk memakannya atau tidak. Justru Gong Mo lah yang hanya berbaring, tetapi tetap tertembak juga.     
0

Setelah berpikir sejenak, ia bertanya pada Ibu Gong, "Ibu mau?"     

"Sana, sana, sana!" Pergi pergi" Ibu Gong melambaikan tangannya dan mengomel, "Suamimu memberikannya padamu, jangan mengabaikan maksud baiknya."     

"Ugh… Tadi aku sudah makan sangat banyak."     

"Kamu anggap Ibu ini sebagai tong sampah?"     

Gong Mo tidak berani terus menyuruh Ibu Gong untuk memakannya karena tidak berani menganggap ibu kandungnya ini sebagai tempat sampah.     

Sheng Nanxuan diam-diam mengulurkan mangkuk ke hadapan Gong Mo. Gong Mo yang terkejut pun berkata, "Apa yang kamu lakukan?"     

"Jika kamu tidak bisa menghabiskannya, berikan padaku saja." jawab Sheng Nanxuan.     

"..."     

"Hei!" Ibu Gong naik pitam dan berkata, "Bahkan saat makan saja kalian memamerkan kemesraan! Apa kalian tidak menganggap keberadaan kami?"     

Gong Bai dan Yu Xinran mengangguk dalam diam dan berpikir di dalam hatinya, 'Bermesraan seenaknya di depan orang! Benar-benar keterlaluan! Apa mereka tidak memikirkan perasaan para jomblo ini?'     

Gong Mo menjawab Sheng Nanxuan dengan pelan, "Aku bisa memakannya sendiri."     

Sheng Nanxuan menarik kembali mangkuknya dan membelai kepala Gong Mo dengan penuh kasih sayang.     

"..." Gong Mo terdiam sambil berpikir, 'Ibu sudah protes seperti ini, tetapi kamu malah tetap berlaku seperti ni!?'     

"Hah…" ibu Gong menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan, "Sudahlah! Karena kamu adalah putri ibu, ibu akan menahannya."     

Sheng Nanxuan tertawa mencibir dan berkata, "Aku memperlakukan Momo dengan baik. Entah betapa bahagianya perasaan Ibu sekarang, ya…"     

"Huh!" Ibu Gong memutar bola matanya dan berkata, "Di depan ibu kamu begitu baik pada Momo. Siapa yang tahu kamu pura-pura atau tidak. Kalau kamu sebaik ini saat berdua saja dengannya, itu baru bagus!"     

"Aku memperlakukannya lebih baik saat berdua dengannya. Kalau ibu tidak percaya, tanyakan saja padanya." balas Sheng Nanxuan dengan penuh percaya diri.     

"Hmm… Aku tidak tahu apa-apa." jawab Gong Mo sambil terus memakan ikannya.     

Gong Bai dan Yu Xinran tidak berani berkomentar dan berpikir, 'Keluarga ini benar-benar sudah sangat menganiaya para manusia tanpa pasangan.'     

Ada perasaan iri di hati mereka.     

Gong Bai berpikir, 'Betapa indahnya jika di masa depan aku juga bisa bertemu dengan ibu mertua yang seperti Bibi begini…'     

Sementara Yu Xinran berpikir, 'Betapa indahnya juga jika aku bertemu dengan suami sebaik ini…'     

Setelah makan malam, mereka bermain catur bersama.     

Gong Mo, Ibu Gong, Gong Bai, dan Yu Xinran memainkan satu pemain, sementara Sheng Nanxuan memainkan dua pemain sekaligus.     

Gong Mo berkata, "Lagi-lagi dia mau memamerkan kepintarannya!"     

"Jangan mulai lagi! Ibu Gong berseru, "Iya tahu, suamimu memang pintar!"     

"Sebenarnya, bermain catur sama sekali tidak menunjukkan kepintaranku…" kata Sheng Nanxuan menyombong.     

"Kamu juga jangan mulai lagi!" Gong Mo berkata, "Aku tahu kalau kamu memang pintar."     

Gong Bai dan Yu Xinran pun tertawa. Begitu mendengar suara satu sama lain yang tertawa bersamaan, mereka berdua tertegun dan diam-diam mendongak untuk memandang satu sama lain. Begitu pandangan keduanya saling bertemu, mereka segera mengalihkan pandangan masing-masing.     

Saat melihatnya, Ibu Gong tertawa mencibir di dalam hatinya, kemudian mulai bermain catur dengan serius.     

Di tengah permain, handphone Gong Mo berdering.     

Gong Mo mengambil handphone-nya dan melihat bahwa itu merupakan pesan masuk dari Tang Xinxin.     

Tang Xinxin berkata, "Benar-benar membosankan! Kamu sedang apa?'     

Gong Mo membalas, 'Menemani ibuku bermain catur.'     

Tang Xinxin bertanya, 'Yang melemparkan dadu itu?'     

Gong Mo menjawab, 'Bukankah itu catur terbang?'     

Tang Xinxin berkata, 'Oh, iya aku ingat! Yang memakai bidak itu, kan?'     

Gong Mo menggodanya, 'Benar! Memangnya kamu tidak pergi berkencan? Kenapa kamu malah mengeluh kebosanan?'     

Tang Xinxin menjawab, 'Tidak ada pasangannya! Bukankah Bibi bisa bermain di komputer? Berikan ID Bibi padaku. Biar nanti aku bisa bermain catur dengan Bibi di internet.'     

Gong Mo membalas, 'Oke. Saat kamu bosan, langsung datang kemari saja…'     

Tang Xinxin berkata, 'Aku merasa tidak enak jika datang kesana setiap hari…'     

Gong Mo asik bercanda dengannya selama beberapa saat, kemudian memberikan ID Ibu Gong pada Tang Xinxin.     

Sesudah Gong Mo meletakkan handphone-nya, Ibu Gong berkata, "Mengobrol begitu serius dengan siapa?"     

Gong Bai tersenyum dan berkata, "Sejak tadi Adik Ipar terus mengawasimu. Ia mengira kamu berkencan dengan seseorang di internet."     

Gong Bai sangat memahami betapa pencemburunya adik iparnya itu.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.