Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kemunculan Song Zijie



Kemunculan Song Zijie

0Tidak butuh waktu lama bagi Sheng Nanxuan untuk memarkirkan mobilnya dan benar-benar tiba di kantor polisi.     
0

Polisi yang mengikuti Sheng Nanxuan menghela napas lega dan mengemudikan mobil melewati pintu masuk. Mereka berpura-pura tidak mengikutinya, tetapi hanya berpapasan karena sejalan.     

Sheng Nanxuan mengunci pintu mobilnya dan berjalan memasuki kantor polisi. Ia menanyakan lokasi ruang kantor Gu Lei dan langsung mencarinya.     

Seketika Gu Lei tersenyum begitu melihat Sheng Nanxuan dan berkata, "Maaf sudah merepotkan Tuan Sheng."     

"Bekerja sama dengan penyelidikan polisi adalah tugas setiap warga negara." Sheng Nanxuan tersenyum tipis.     

"Silahkan, sebelah sini." Gu Lei membawanya ke ruang kantornya untuk duduk, tetapi tidak menyuruhnya untuk masuk ke ruang interogasi.     

Sheng Nanxuan bersandar di kursi dan tidak bisa menahan dirinya untuk melirik situasi kantor yang sibuk     

Terdapat tumpukan berkas-berkas yang tertumpuk tinggi di hampir setiap meja.     

"Sepertinya kalian memiliki cukup banyak pekerjaan."     

"Iya! Dunia ini terlihat normal, tetapi sebenarnya selalu ada kejahatan yang terjadi di tempat-tempat yang tidak terlihat orang. Setiap hari pasti ada kasus baru." Gu Lei menghela napas dan berkata, "Juga masih ada beberapa kasus lama yang harus ditangani saat senggang."     

"Kasus lama pun juga masih ditangani?"     

"Justru karena merupakan kasus lama, semakin harus ditangani. Itu karena keluarga korban sudah menunggu cukup lama."     

Sheng Nanxuan mengangguk, entah ia setuju dengan perkataan Gu Lei atau tidak.     

Gu Lei tersenyum dan berkata, "Baiklah, mari kita mulai."     

Sheng Nanxuan memberi isyarat untuk mempersilahkan Gu Lei bertanya.     

Gu Lei pun bertanya, "Apa Tuan Sheng pernah bertemu dengan Song Zijie baru-baru ini?"     

"Tidak."     

"Pernah menghubunginya?"     

"Juga tidak." jawab Sheng Nanxuan dengan cepat.     

"Bagaimana kalau Tuan Sheng memikirkannya lagi terlebih dahulu, baru kembali lagi?" Gu Lei bertanya menggoda.     

"Sepertinya tidak perlu dipikirkan." Sheng Nanxuan berkata sambil tersenyum, "Kecuali yang kamu maksud dengan baru-baru ini termasuk tahun-tahun yang sudah cukup lama berlalu. Aku dan Song Zijie belum pernah bertemu sejak lulus dari SMA. Tepatnya, kami sudah lama tidak bertemu sebelum lulus SMA dan juga tidak pernah berhubungan."     

"Bagaimana hubungan kalian saat di SMA?"     

"Tidak terlalu bagus. Ketika pulang dari sekolah dan melihatnya mengindas seorang gadis kecil, jiwa kepahlawananku muncul dan aku berkelahi dengannya. Dia tidak berhasil mengalahkanku dan tidak terima. Sesudah itu, ketika dia melihatku, dia tersenyum dan menyapaku untuk minum dan makan daging bersama. Aku sendiri juga tidak masalah bergaul dengannya. Terserah saja. Akan tetapi aku memiliki urusan yang lebih penting, jadi tentu aku mengabaikannya."     

Sesudah mengantar Sheng Nanxuan pergi, Gu Lei merokok dan mulai membaca buku Bahasa Mayat.     

Saat hari sudah malam, Song Zijie pun tiba.     

Sejak saat melihat nama yang tertulis di paket surat itu, ia segera mengirim orang untuk menemukan Song Zijie.     

Song Zijie adalah orang yang sedang dalam masa pembebasan bersyarat. Menurut peraturan, ia harus melaporkan keberadaannya pada polisi selama masa pembebasan bersyarat, sehingga mudah untuk menemukan keberadaannya.     

Saat ini ia sedang mencari pekerjaan di kampung halamannya di kota Nanjiang, tetapi sebenarnya ia tidak pergi bekerja. Keluarga Song merupakan keluarga yang cukup terpandang di Nanjiang, sehingga tidak ada yang berani mengaturnya. Setiap hari Song Zijie mabuk-mabukan dan teler. Selain itu, ia juga mencari teman-teman bajingannya yang lama.     

Polisi memintanya datang ke ibu kota untuk bekerja sama dalam penyelidikan. Song Zijie menaiki pesawat di bawah pengaturan polisi Nanjiang tanpa keberatan sedikit pun. Setelah tiba di ibu kota, polisi ibukota pergi menjemputnya.     

Ketika memasuki ruang interogasi, Song Zijie berbaring dengan santai di atas meja.     

Gu Lei bertanya, "Apa kamu tahu mengapa kamu dipanggil ke sini?"     

"Tidak tahu."     

Gu Lei meletakkan CD, foto, dan paket surat di hadapan Song Zijie, lalu bertanya, "Apa kamu pernah melihat benda-benda ini"     

Ekspresi Song Zijie seketika berubah. Ia menurunkan pandangannya dan berpikir sejenak, lalu bertanya dengan kebingungan, "Ada apa dengan Su Mo?"     

"Kamu tidak tahu?"     

Ekspresi Song Zijie berubah lagi, lalu menjawab, "Tentu saja aku tidak tahu." Setelah selesai berbicara, ia melihat ke samping. Jelas-jelas terlihat sedikit cemas.     

Jika seperti ini, meskipun Song Zijie tidak membunuh Su Mo, hal-hal ini tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

Gu Lei menyipitkan matanya dan bertanya, "Untuk apa mengirimkan ini padanya?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.