Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Hari Kasih Sayang (5)



Hari Kasih Sayang (5)

0Sheng Nanxuan memilih hari ini juga karena ingin membuat Gong Mo tenggelam dalam suasana Hari Kasih Sayang tanpa memikirkan hal lain. Sesudah memakai cincin sesuai yang sudah direncanakannya, maka seluruh acara berjalan dengan hangat dan manis.     
0

Hanya saja tanpa disangka, Gong Mo masih saja begitu rasional dan sama sekali tidak terbawa suasana.     

Gong Mo melirik Sheng Nanxuan dan tersenyum. Ia memasang cincin itu di jari Sheng Nanxuan, lalu segera menarik tangannya kembali dan menyesap anggur merahnya.     

Gong Mo teringat saat dulu mereka menikah. Jika pada saat itu, bagaimana Gong Mo akan memakaikan cincin di jari Sheng Nanxuan?     

Bukankah kemungkinan Gong Mo akan memasang cincin itu dengan sembarangan, tanpa perasaan dan hanya sebagai formalitas saja?     

Bahkan mungkin akan berpikir, kenapa bukan Sheng Donglin?     

Tetapi pada saat ini, Gong Mo benar-benar menganggap Sheng Nanxuan sebagai suami tercintanya. Tadi Gong Mo benar-benar merasa bahagia! Akan tetapi tiba-tiba ia teringat bahwa mereka berdua berbeda dari pasangan lainnya!     

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Sheng Nanxuan tiba-tiba.     

Gong Mo menggelengkan kepala dan memaksakan senyumnya.     

Sepertinya Sheng Nanxuan bisa membaca pikiranya. Ia merasa bahwa suasana hati Gong Mo tidak sebaik sebelumnya.     

Jari Sheng Nanxuan menyentuh cincin di tangannya dan memutuskan untuk menjalani hubungannya dengan Gong Mo perlahan-lahan.     

Gong Mo tersenyum, lalu menyentuh cincin di tangannya dan bertanya, "Berlian ini sangat mahal, ya?"     

"Untukmu, tidak peduli seberapa mahal, itu sepadan." Sheng Nanxuan berkata sambil menatap Gong Mo.     

Tatapan Sheng Nanxuan membuat Gong Mo merasa tidak berdaya. Gong Mo menunduk dan meraih garpunya, lalu berkata, "Aku agak lapar…"     

Begitu mendengar perkataannya, Sheng Nanxuan juga mengambil pisau dan garpu. Ia dengan perlahan dan sigap memotong daging sapi yang ada di piringnya menjadi potongan-potongan kecil, kemudian mengambil piring Gong Mo dan menukarnya dengan piringnya sendiri.     

Gong Mo termenung.     

Sheng Nanxuan berkata, "Sudah terpotong. Makanlah pelan-pelan."     

Gong Mo perlahan-lahan meletakkan kedua tangannya di antara mulutnya dan berbisik, "Kamu tidak perlu sebaik ini padaku..."     

"Jika aku tidak baik padamu, lalu aku harus baik pada siapa?!" Sheng Nanxuan bertanya dengan agak kesal.     

Hati Gong Mo bergetar dan sedikit merasa takut, lalu berkata dengan sangat berhati-hati, "Jangan marah begitu…"     

"Siapa suruh kamu membuatku jengkel?"     

Gong Mo yang merasa dirinya disalahkan, berkata dengan marah, "Hari ini adalah Hari Kasih Sayang!"     

Yang artinya adalah, 'Kenapa kamu tidak mengalah padaku?'     

Sheng Nanxuan cemberut. Sesudah memotong sepotong daging sapi dan memasukkannya ke dalam mulut, ia berkata, "Siapa suruh kamu tidak mengerti maksud baik seseorang?"     

Mulut Gong Mo berubah datar. Ia menusuk sepotong daging sapi dengan ganas dan memasukkannya ke dalam mulutnya.     

Sheng Nanxuan menatap Gong Mo, lalu melihat cincin di tangannya sendiri, melihat cincin di tangan Gong Mo dan seketika menghela napas.     

Sheng Nanxuan meletakkan pisau dan garpunya, lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Gong Mo.     

Gong Mo mengangkat pandangan matanya dan menatapnya dengan takut.     

"Kamu ini..." Sheng Nanxuan menghela napas dan berkata, "Aku benar-benar tidak bisa berbuat apapun padamu."     

Gong Mo berpikir sejenak dan merasa bahwa dirinya ini sudah terlalu berlebihan.     

Sheng Nanxuan pernah mengatakan bahwa ia menyukai Gong Mo.     

Ketika baru menikah, Gong Mo mengira bahwa Sheng Nanxuan menikah dengannya demi anak mereka, jadi sejak awal Gong Mo tidak mengharapkan perasaan apapun darinya. Sekarang Sheng Nanxuan sudah memiliki perasaan untuk Gong Mo, jadi sudah tidak ada yang perlu Gong Mo takutkan.     

"Ini salahku..." kata Gong Mo sambil menundukkan kepalanya.     

"Tidak apa-apa." Sheng Nanxuan melepaskan tangannya dari wajah Gong Mo dan memegang tangannya di atas meja, "Siapa suruh aku menyukaimu."     

Gong Mo tertegun sambil menatapnya dan berkata, "Sebenarnya… Aku juga…"     

Brak!     

Tiba-tiba terdengar suara yang begitu keras.     

!     

Gong Mo terkejut. Ia menoleh dan melihat ke arah datangnya suara itu. Gong Mo tidak mampu menahan amarahnya dan berkata di dalam hatinya, 'Ada apa ini?! Tidak tahu apa kalau di sini ada orang yang mau menyatakan perasaan?!'     

Gong Mo juga sedikit menyukai Sheng Nanxuan, oke? Baru saja ia mengumpulkan keberanian untuk menyatakannya, bajingan mana yang membuat onar, hah?!     

Seluruh tamu yang ada di restoran terkejut, sementara pelayan buru-buru berlari menuju ke tempat insiden itu terjadi.     

Dari tempat duduk Gong Mo dan Sheng Nanxuan hanya terlihat seorang pria yang terjatuh di lantai, sementara meja makan yang ada di hadapan pria itu sudah terbalik.     

Pria itu mengenakan jas. Ia jelas-jelas merupakan tamu yang sedang berkencan, jadi sepertinya yang membalik meja itu adalah pasangannya.     

Benar saja, seorang wanita muda yang mengenakan gaun merah muda kecil berjalan menghampiri pria itu. Ia membawa mantel berwarna merah muda di lengannya yang ramping, lalu merendahkan pria itu dan memakinya, "Baru pertama kali bertemu sudah berani menyentuhku! Apa kamu tidak pernah mencuci otakmu yang kotor itu?!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.