Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Hari Kasih Sayang (4)



Hari Kasih Sayang (4)

0Sheng Nanxuan membelai rambut Gong Mo dengan penuh kasih sayang dan berkata, "Ayo pergi."     
0

Ia sudah memesan tempat di sebuah restoran barat terbaik Ibu Kota.     

Karena hari ini adalah hari yang spesial, saat mereka berdua tiba sudah tidak terdapat tempat duduk kosong. Hanya tersisa beberapa kursi kosong yang juga sudah tertera tanda reservasi.     

Keduanya pun duduk dan memesan makanan.     

Meskipun ada banyak orang di sekeliling mereka, tetapi tempat duduk restoran tidak sesak dan memiliki ruang privasi yang cukup. Oleh karena itu, jika mereka berdua berbicara dengan suara yang pelan, tidak akan ada orang lain yang mendengarnya.     

Baru saja mereka duduk, di luar jendela muncul ledakan kembang api yang berbentuk hati yang besar.     

Sheng Nanxuan berkata dengan senyum tipisnya, "Sepertinya ada orang yang sedang melamar kekasihnya."     

Gong Mo mengangguk dan berkata, "Bukankah banyak orang yang akan melakukannya di hari ini?     

"Benar-benar tidak bijaksana."     

"Kenapa?"     

"Tempat ini dipenuhi pasangan kekasih. Mungkin saja semua gadis yang ada di sini mengira bahwa pacar mereka yang melakukannya."     

"Pft!"     

"Bukankah akan lebih mengejutkan jika memilih hari biasa saja?     

Gong Mo mengangguk dan berkata, "Benar juga. Pada hari ini, gadis-gadis akan bangun tidur dengan penuh harapan. Tidak peduli seberapa mengejutkannya, bukankah di mata mereka, mereka sudah menyangkanya? Jika memilih hari biasa, itu baru benar-benar kejutan."     

"Itu belum tentu benar." Sheng Nanxuan memandangnya dan berkata, "Ada seseorang yang bahkan begitu bangun di pagi hari sudah melupakan hari ini hari apa."     

"Ah..." Gong Mo tercengang. Bukankah Sheng Nanxuan sedang membicarakan dirinya? Gong Mo berpura-pura cemberut dan mengangkat tangannya seolah-olah akan memukul suaminya itu.     

Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya dan meraih tangan Gong Mo. Mereka meletakkan kedua tangannya di atas meja.     

Melihat Sheng Nanxuan yang terus-menerus menatapnya, membuat wajah Gong Mo tersipu malu. Ia menunduk dan menatap anggur yang ada di gelasnya.     

"Itu..." Tiba-tiba Gong Mo teringat, "Aku tidak bisa meminum minuman beralkohol..."     

Jika Gong Mo minum alkohol, alkohol itu akan masuk ke dalam ASI-nya.     

Pada saat ini, rasa dingin menjalar dari tangannya. Gong Mo mendongak dan melihat Sheng Nanxuan yang sedang membawa cincin dan dengan perlahan meletakkannya di jari manis Gong Mo.     

Gong Mo yang terkejut pun bertanya, "Kamu…! Apa yang kamu lakukan?"     

"Kita sudah menikah begitu lama, tetapi sampai saat ini aku belum memberimu cincin kawin." Sheng Nanxuan memasukkan cincin itu dari ujung jari Gong Mo sambil memegang tangannya dan menatap Gong Mo lekat-lekat, lalu berkata, "Jika aku tidak memakaikanmu cincin, orang lain akan menyangka bahwa kamu masih lajang. Bagaimana jika ada orang yang mencoba mendekatimu?"     

"Ini..." Gong Mo memandangnya dengan tatapan kosong dan tidak mampu berkata-kata.     

'Tiba-tiba sekali!' pikir Gong Mo di dalam hatinya.     

Gong Mo tidak menyangka Sheng Nanxuan akan bertindak seperti ini.     

Sheng Nanxuan menertawakan dirinya sendiri dan berkata, "Aku mengatakan bahwa orang lain seharusnya tidak memilih hari ini, tetapi aku sendiri juga tidak bisa mematahkan tradisi ini."     

Gong Mo menggerakkan jari-jarinya sambil melihat cincin di jari manisnya. Di atasnya terdapat sebuah berlian yang sangat besar dan mempesona.     

Seseorang yang ada di dekat mereka bahkan merasakan silaunya dan memandang ke arah mereka berdua.     

"Karena pernikahannya terlalu mendadak, orang yang aku suruh untuk mendesain di detik-detik terakhir, tetap saja belum bisa menyelesaikannya, jadi baru sekarang aku memberikannya padamu." kata Sheng Nanxuan.     

Gong Mo mengangguk, dan berkata, "Kamu… Di mana punyamu?"     

Sheng Nanxuan tersenyum dan menatap ke sebelah tangannya.     

Gong Mo panik dan buru-buru mencarinya.     

Pisau, garpu, piring… Gong Mo mengangkat dan mencari, tetapi tidak ada.     

Gong Mo menggoyang-goyangkan gelas anggurnya, tetapi tetap tidak ada.     

Tiba-tiba Gong Mo melihat mawar yang ada di sebelahnya. Ia mencari dengan cermat hingga akhirnya menemukan cincin itu pada mawar putih yang berada di tengah buket bunga mawarnya itu..     

Gong Mo menghela napas lega dan mengambil cincin itu, "Bagaimana bisa kamu meletakkannya di sini? Bagaimana kalau sampai aku menjatuhkannya?     

"Sst..." Sheng Nanxuan menatap Gong Mo dan mengulurkan tangannya.     

Gong Mo tertegun dan mulutnya menegang. Ia meraih tangan Sheng Nanxuan dan hendak memasangkan cincin itu.     

Pada saat cincin itu menyentuh ujung jari Sheng Nanxuan, tiba-tiba Gong Mo berhenti.     

Sheng Nanxuan yang gugup pun berkata, "Gong Mo?!"     

'Dia tidak menyesal, kan?' pikir Sheng Nanxuan di dalam hatinya.     

Sheng Nanxuan benar-benar kehilangan akal sehatnya!     

Ia tahu bahwa Gong Mo sudah melupakan dirinya yang dulu, sementara perasaan Gong Mo pada Sheng Nanxuan terlalu rapuh. Bahkan mungkin Gong Mo masih mengingat perasaannya pada Sheng Donglin...     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.