Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Hari Kasih Sayang (1)



Hari Kasih Sayang (1)

0Gong Mo mencondongkan mulutnya dan menggelengkan kepalanya. Fakta bahwa ada seseorang yang merupakan bos besar perusahaan tidak dapat dikatakan begitu saja karena mereka khawatir akan mengagetkan Ibu Gong.     
0

Sheng Nanxuan makan sambil menunduk membaca koran. Mendengar Ibu Gong dan Gong Mo, Sheng Nanxuan tersenyum tipis.     

"Bu, apa hari ini ibu akan keluar?" Tiba-tiba Sheng Nanxuan mendongak.     

"Sebentar lagi ibu akan pergi menemani Kak Zhang berbelanja, lalu berjalan-jalan santai sesudah makan malam." jawab Ibu Gong.     

"Jangan berbelanja bahan makanan terlalu banyak." Kata Sheng Nanxuan. "Nanti aku akan mengajak Momo makan di luar."     

Ibu Gong tertegun, "Apa ada pesta makan malam?"     

"Hmm..." Sheng Nanxuan berkata dengan ambigu, "Mungkin kami akan keluar cukup lama, jadi aku juga minta tolong ibu untuk menjaga Huzi."     

"Mau kemana memangnya?" tanya Gong Mo kebingungan.     

Sheng Nanxuan memutar bola matanya dengan ekspresi tidak berdaya.     

Gong Mo tertegun. Ia selalu merasa bahwa lirikan mata suaminya yang seperti itu penuh dengan keluhan yang tidak terhitung banyaknya dan membuat Gong Mo ketakutan hingga tidak berani berbicara!     

Setelah selesai sarapan dalam diam dan saat sedang membereskan meja, bel berbunyi.     

Pengasuh dan pembantu sedang sibuk, jadi Sheng Nanxuan menyuruh Gong Mo, "Momo, pergi bukakan pintu."     

Gong Mo merasa agak tidak puas dan menggerutu di dalam hatinya, 'Bisa-bisanya Sheng Nanxuan memerintahku!'     

Hanya saja Gong Mo masih menghormatinya dan pergi membukakan pintu.     

Setelah membuka pintu, satu buket besar bunga mawar muncul di hadapan Gong Mo dan membuatnya terkejut.     

"Halo, dengan Nyonya Sheng, ya? Ini bunga untuk Anda." Pria muda yang ada di luar berkata sambil membawa bunga itu.     

Gong Mo bertanya dengan pandangan yang kosong, "Siapa yang menyuruhmu untuk mengirimnya?"     

"Tentu saja suami Anda!" jawab pria muda itu.     

Begitu mendengar perkataannya, Gong Mo segera menoleh dan ternyata Sheng Nanxuan sudah tidak ada lagi di ruang tamu.     

Gong Mo mengambul buket bunga itu dan menandatangani tanda terima, lalu mengambil kartu yang ada di dalam bunga itu. Ia melihat kata-kata yang tertulis di atasnya 'Selamat Hari Kasih Sayang.'     

Gong Mo tersenyum. Ia benar-benar lupa. Tidak heran tadi Sheng Nanxuan menatapku dengan sebal seperti itu. Pasti Sheng Nanxuan menyalahkanku karena tidak ingat, bukan?     

Gong Mo berjalan masuk sambil memeluk bunga. Kebetulan Ibu Gong berjalan lewat dan berseru, "Dari mana kamu membawa buket bunga sebesar ini?"     

"Hah? Oh... Nanxuan membelinya." Gong Mo kembali ke kamar dengan wajah yang tersipu.     

Ibu Gong berseru, "Jangan sampai terhirup oleh Huzi! …. Achoo!"     

Tunggu dulu! Tiba-tiba Ibu Gong teringat. Tanggal berapa hari ini?     

Tiba-tiba Ibu Gong merasa tertekan. Ia teringat akan beberapa tahun yang lalu, kadang-kadang juga ada orang yang memberinya bunga. Sayangnya, Ibu Gong sudah kehilangan orang itu. Sekarang saat sudah tua, tidak ada orang yang berusaha mendekatinya. Hal ini membuatnya merasa agak menginginkannya.     

...     

Gong Mo mendorong pintu ruang belajar dengan perlahan sambil memeluk bunga dan menyadari bahwa Sheng Nanxuan tidak ada di sana.     

Sesaat Gong Mo kebingungan, lalu kembali ke kamar dan membuka pintu dengan sangat berhati-hati.     

Masih tidak ada orang.     

Gong Mo mengerutkan keningnya dan berpikir, 'Kemana dia pergi?'     

Gong Mo melihat bunga mawar yang ada di dalam pelukannya sambil menggigit bibirnya, lalu berjalan masuk sambil memeluk bunga itu.     

Baru saja menutup pintu, sepasang tangan memeluknya dari belakang.     

"Ah!" Gong Mo terkejut.     

"Shh…!" Sheng Nanxuan mencondongkan kepalanya dari belakang dan mengulurkan tangannya untuk menutupi mulut Gong Mo.     

Gong Mo menghela napas lega, lalu menarik tangan Sheng Nanxuan ke bawah dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan? Menakuti orang saja..."     

"Apa kamu menyukainya?" Sheng Nanxuan bertanya dengan manja.     

"Biasa saja." Gong Mo tersipu malu. Setelah berbicara, ia merasa perkataannya itu terlalu tidak tahu berterima kasih, jadi ia menambahkan, "Suka! Aku pasti menyukai apa yang kamu berikan! Hanya saja.... Aku benar-benar lupa, jadi aku tidak menyiapkan hadiah apapun untukmu."     

"Tahun depan jangan lupa." Sheng Nanxuan menyenggol kepala Gong Mo dengan kepalanya.     

Keduanya berjalan keluar kamar. Ibu Gong sudah pergi berbelanja bersama pembantu, sementara pengasuh sedang menjaga Huzi di dalam kamar bayi.     

Sheng Nanxuan bertanya, "Kapan kita keluar?"     

"Keluar untuk apa?"     

"Menurutmu?" Sheng Nuanxan menatap Gong Mo dengan tajam dan berkata, "Hari Kasih Sayang. Tentu saja harus berkencan!"     

"Nanti Xiaohu menangis."     

"Kan ada ibu di sini."     

"Kalau begitu tunggu sampai Ibu kembali." Gong Mo berbalik dan berkata, "Aku akan pergi melihat Xiaohu sebentar!"     

Sheng Nanxuan mengikuti Gong Mo yang berjalan memasuki kamar bayi. Ketika pengasuh melihat bahwa tidak ada hal yang perlu diurusnya lagi, ia mencari alasan untuk keluar agar tidak mengganggu kebersamaan mereka bertiga.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.