Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bertamasya



Bertamasya

0Sheng Nanxuan menyalakan mobil dan berkata, "Menurut perkiraanku, hari ini tidak akan ada orang yang menjual sarapan, jadi kita makan di rumah saja."     
0

"Baiklah."     

Sesampainya di rumah, Gong Mo dan Ibu Gong bersama-sama merawat Huzi, sedangkan Sheng Nanxuan bertugas untuk merebus pangsit.     

Setelah makan pangsit, mereka bertiga kembali tidur dan di sore harinya mereka baru pergi berjalan-jalan lagi.     

Taman bermain yang mereka kunjungi adalah taman bermain yang baru hari pertama di buka saat Tahun Baru dan ada begitu banyak anak-anak. Sayangnya Huzi masih terlalu kecil, jadi ia tidak bisa ikut bermain. Ketiganya hanya menggendong Huzi sambil melihat permainan-permainan itu. Mereka membelikan Huzi kincir angin dan permen buah berlapis gula. Pada akhirnya merekalah yang memainkan kincir angin, sementara Gong Mo sudah memakan habis permen itu.     

Sheng Nanxuan tidak tahan untuk berkata, "Aku sudah merawat seorang tukang makan!"     

Tepat saat Gong Mo sedang menggigit permennya, ia tercengang mendengarnya.     

"Pft!" Ibu Gong yang ada di sampingnya tertawa.     

Awalnya Gong Mo juga membelikan Ibu Gong, tetapi Ibu Gong mengatakan bahwa ia sudah tua dan giginya sudah tidak baik, jadi Ibu Gong tidak mau memakannya. Akhirnya Gong Mo harus memakannya untuk ibu Gong. Ibu Gong mengatakan bahwa dia memiliki gigi yang buruk ketika ia tua dan ia tidak menginginkannya, akibatnya hanya ada satu tukang makan yang tersisa, yaitu Gong Mo.     

Gong Mo memelototi Sheng Nanxuan dengan wajah yang suram.     

Sheng Nanxuan berkata, "Tidak apa-apa… Untung saja aku mampu merawatnya…"     

Begitu mendengarnya, tiba-tiba Gong Mo menyodorkan permen buah berlapis gula itu ke depan Sheng Nanxuan.     

Sesaat Sheng Nanxuan terpaku, lalu ia menunduk dan menggigit satu Dia tinggal sebentar, menundukkan kepalanya dan menggigit satu gigitan.     

Gong Mo tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Tukang makan!"     

Sheng Nanxuan melirik Gong Mo dengan manja, tetapi tidak membantahnya.     

Ibu Gong menghela napas dan berseru, "Dasar kekanak-kanakan!"     

Ibu Gong melihat orang-orang yang bertamasya di sekelilingnya, lalu bertanya pada Gong Mo dan Sheng Nanxuan, "Apa kalian ingin pergi bermain?"     

Gong Mo buru-buru menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku takut!"     

"Apa yang perlu ditakutkan? Saat masih kecil juga tidak suka bermain, sudah besar juga tidak punya nyali?"     

"Mau bagaimana lagi…" jawab Gong Mo dengan suara yang pelan.     

'Entah itu roller coaster, kapal bajak laut, dan sebagainya, hanya dengan membayangkannya saja aku merasa itu akan membahayakan nyawa, oke?' Batin Gong Mo di dalam hatinya.     

Anak yang lain akan dibawa oleh ayahnya untuk bermain, sementara Gong Mo tidak memiliki ayah, jadi tentu saja ia merasa enggan dan takut.     

Ternyata Ibu Gong tidak mengetahui perasaan putrinya mengenai hal ini, sementara Gong Mo juga tidak mengatakannya karena tidak ingin Ibu Gong merasa sedih.     

Sheng Nanxuan yang bisa membaca perasaan Gong Mo pun bertanya, "Bagaimana kalau aku membawamu bermain?"     

"Hah?!" Gong Mo menatap suaminya dengan tatapan kosong.     

'Jika bersama Sheng Nanxuan, seharusnya aku tidak akan takut, bukan?' Pikir Gong Mo di dalam hatinya.     

"Ada ibu yang menjaga Huzi. Kita pergi bermain sebentar saja." Sheng Nanxuan meraih tangan Gong Mo dan berkata, "Nanti saat Huzi sudah besar, kita akan membawanya bermain bersama. Bagaimana bisa jika kamu sendiri tidak punya pengalaman?"     

"...Baiklah." Gong Mo belum pernah bermain sebelumnya, jadi ia juga sedikit menantikan saat ini.     

"Apakah kamu tidak pernah bermain?" tanya Sheng Nanxuan.     

 "Tidak."     

"Kalau begitu kita coba dulu saja. Kalau kamu merasa tidak nyaman, kita turun lagi saja."     

"Oke." Gong Mo berkata pada Ibu Gong, "Kalau begitu aku pergi, ya?"     

"Pergilah, pergilah!..." Ibu Gong melambaikan tangannya dan menunduk menatap Huzi yang ada di dalam kereta bayi.     

Gong Mo bergegas mengikuti Sheng Nanxuan. Setelah bermain satu putaran, Gong Mo tidak merasa dirinya tidak nyaman. Sebaliknya, Gong Mo merasa sangat bersemangat dan seolah-olah ia menemukan sebuah dunia baru. Gong Mo menyuruh Sheng Nanxuan untuk membawanya memainkan semua permainan yang bisa dimainkan.     

Ketika Sheng Nanxuan melihat Gong Mo yang begitu bahagia, tentu saja ia menuruti semua keinginan istrinya ini.     

Ibu Gong mau tidak mau terpengaruh oleh kebahagiaan mereka berdua sehingga saat perjalanan pulang ke rumah, ia berkata dengan bahagia, "Sudah lama tidak sesenang ini ketika merayakan Tahun Baru!"     

Sheng Nanxuan tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.     

Baginya, ini adalah pertama kalinya ia merayakan Tahun Baru Imlek dengan begitu menyenangkan.     

"Saat Huzi sudah dewasa, pasti akan lebih menyenangkan!" kata Gong Mo.     

"Benar!" jawab Ibu Gong dan Sheng Nanxuan serempak.     

Mereka bertiga tertegun, kemudian mereka semua tertawa bersamaan.     

Keesokan harinya, pengasuh dan pembantu sudah kembali. Dengan adanya orang yang memasak dan bersih-bersih, mereka bertiga bisa keluar rumah dengan lebih tenang.     

Mereka pergi menonton teater, mendengarkan dialog humor, dan menonton bioskop.     

Ibu Gong tidak terlalu suka menonton film. Ia merasa duduk di dalam bioskop terlalu lama membuat kepalanya sakit. Tidak masalah bagi Ibu Gong untuk membawa pengasuh dan pembantu bersama-sama mendengar dialog humor saat merayakan Tahun Baru. Ibu Gong mentraktir mereka sebagai hadiah bagi para pekerja.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.