Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Setan Asing juga Datang Melihat Pengibaran Bendera Kebangsaan Kita?



Setan Asing juga Datang Melihat Pengibaran Bendera Kebangsaan Kita?

0Mereka bertiga sampai di dekat alun-alun. Sementara Sheng Nanxuan mencari tempat untuk memarkir mobil, ia berkata pada Gong Mo dan Ibu Gong, "Apa kalian bisa pergi kesana berdua saja? Kalau kalian bisa, aku tidak akan turun dari mobil."     
0

"Bisa!" jawab ibu Gong, "Kamu jaga anakmu saja. Udara begitu dingin, jangan sampai dia masuk angin."     

"Kalau begitu kalian berhati-hatilah dan hubungi aku jika membutuhkan sesuatu." Kata Sheng Nanxuan, "Tidak perlu terburu-buru kalau sudah selesai. Jangan pergi sebelum yang lain pergi. Aku akan kesana menjemput kalian."     

"Baiklah." Gong Mo mencium anaknya dan berjalan menjauh sambil menggandeng tangan Ibu Gong.     

Meskipun langit masih gelap, tetapi jalan dipenuhi dengan orang-orang yang pergi untuk melihat pengibaran bendera kebangsaan.     

Mereka berdua mencari tempat yang nyaman untuk berdiri. Sekeliling mereka semuanya adalah orang-orang. Ada orang dewasa, orang tua, anak-anak, dan juga banyak orang yang sedang bergegas datang.     

Baru saja Gong Mo berdiri sebentar, ia menyadari bahwa masih ada satu jam sebelum pengibaran bendera kebangsaan, jadi ia bertanya pada Ibu Gong, "Apa ibu kedinginan?"     

Ibu Gong menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Baju ibu tebal. Bagaimana denganmu?"     

"Aku juga tidak kedinginan."     

Gong Mo mengeluarkan handphone-nya dan membaca berita di internet. Sesudah membaca selama beberapa saat, ia melihat Ibu Gong juga sedang membaca. Ibu Gong sedang membaca berita lucu.     

Banyak orang di Internet yang menertawakan acara malam Tahun Baru di TV tadi malam. Ibu Gong yang membacanya pun merasa senang.     

Waktu semakin dekat dan orang yang ada di sekeliling mereka semakin lama semakin banyak bagaikan lautan manusia.     

Sudah ada begitu banyak orang saat Gong Mo dan Ibu Gong datang. Akan tetapi saat ini banyaknya orang yang ada di sini sudah meningkat beberapa kali lipat.     

Melihat bahwa pengibaran bendera akan segera dimulai, Gong Mo meletakkan handphone-nya dan menunggu.     

Semua orang menunggu selama satu atau dua jam hanya untuk beberapa menit itu saja, tetapi tidak ada satupun orang yang merasa bahwa hal itu tidak sepadan. Jika tidak sepadan, semua orang pasti tidak akan rela berkorban seperti ini.     

Saat pembawa bendera berjalan mendekat, seketika seluruh penonton menjadi hening, dan tiba-tiba suasana khusyuk muncul begitu saja.     

Setelah selesai, semua orang merasa lega dan mengatakan bahwa mereka tidak rela untuk berpisah. Setelah beberapa saat kemudian, satu per satu orang meninggalkan tempat itu.     

Gong Mo dan Ibu Gong berdiri bergandengan tangan. Mereka hanya berdiri tanpa bergerak sedikitpun. Sesudah kerumunan orang yang ada di sekelilingnya bubar, barulah mereka berdua bergerak maju.     

Gong Mo menelepon Sheng Nanxuan dan berkata, "Kami akan segera kembali. Kamu tidak usah kemari. Ada banyak orang di jalanan, jadi akan susah untuk membawa mobil kemari."     

Setelah menutup telepon, Ibu Gong menarik lengan baju Gong Mo. Gong Mo mendongak kebingungan, sementara Ibu Gong menunjuk ke depan dan berkata, "Lihat."     

Gong Mo melihat dan menemukan seorang pria yang memakai mantel sedang menatap bendera kebangsaan.     

Sudah jelas bahwa orang itu juga baru saja mengikuti upacara pengibaran bendera.     

'Akan tetapi ibu menyuruhku untuk melihat apa?' Pikir Gong Mo di dalam hatinya.     

"Bukankah itu terlihat seperti setan asing?" kata Ibu Gong dengan suara yang pelan, "Setan asing juga datang melihat pengibaran bendera kebangsaan kita?"     

"Eh?" Gong Mo maju dua langkah lagi untuk melihat lebih dekat dan melihat bahwa itu benar-benar Gambino.     

Gong Mo ragu-ragu apakah ia perlu kesana untuk menyapa.     

Ibu Gong menyeret Gong Mo untuk menghindar dari Gambino dan meninggalkannya yang beberapa meter jauhnya dari mereka berdua. Bahkan jika Gambino menoleh, ada begitu banyak orang yang lalu lalang, jadi belum tentu ia akan melihat Ibu Gong dan Gong Mo,     

Gong Mo menoleh ke belakang dan semakin lama merasa ada yang aneh.     

Tatapan Gambino saat melihat bendera begitu serius seperti seorang pengembara yang kembali sesudah bepergian jauh. Akan tetapi bukankah Gambino adalah orang Italia? Bagaimana mungkin ia bisa punya rasa memiliki terhadap Negara Cina?     

Setelah kembali ke mobil, Huzi sudah terbangun dari tidurnya.     

Saat ini jika tidak makan, Huzi akan tidur. Sebelum mereka keluar rumah, Huzi terbangun, jadi Gong Mo memberinya minum susu. Sesudah naik mobil, lagi-lagi Huzi tidur. Sekarang sesudah dua jam, Huzi terbangun lagi.     

Sheng Nanxuan berkata, "Aku sudah memberinya susu dan dia juga tidak menangis."     

Gong Mo melepas sarung tangan dan syalnya, lalu memeluk Huzi ke dalam dekapannya. Huzi mencondongkan mulutnya dan menatap Gong Mo dengan seksama, tampak seperti seorang bayi yang penurut.     

"Anak baik… Sayang…." Hati Gong Mo benar-benar dibuatnya meleleh. Gong Mo yang tidak tahan melihat Huzi, melayangkan ciuman besar di wajah anaknya itu.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.